Kamis, 27 Juni 2013

Stress and Health

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Semua orang pasti pernah mengalami stress. Siswa saat sedang menghadapi Ujian, Mahasiswa saat menyusun skripsi, pekerja dengan tumpukan pekerjaan, Ibu muda dalam menghadapi anaknya, kemacetan, kepadatan lalulintas, kebisingan, polusi udara, beban kerja berlebih, bencana alam dan ditinggal orang yang disayangi, merupakan sedikit dari berbagai alasan individu mengalami stress.
            Stress yang dialami pun beragam ada yang ringan dan ada yang berat. Stress biasanya datang dari berbagai peristiwa negative, namun stress juga merupakan bagian dari berbagai peristiwa positif. Tetapi stress secara umum merupakan stress yang dialami merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Perlu ditekankan bahwa factor psikologis akan mempengaruhi biologis seseorang. Apa yang mempengaruhi pikiran juga akan mempengaruhi tubuh (McEwen, 1998 dalam Lahey,2009)
            Akan tetapi reaksi setiap orang terhadap stress akan sangat berbeda. Ada orang yang dalam menghadapi stress juga akan disertai masalah fisik serius. Ada juga yang menghadapi stress seperti sama sekali tidak sedang mengalami apa-apa dan bahkan mungkin merasa peristiwa itu sebagai sesuatu yang menantang dan menarik (Atkinson dkk, 2010).
            Menurut Lazarus (1999a) yang dikutip oleh Plotnik, stress adalah perasaan cemas atau terancam yang datang saat kita menginterprestasi atau menilai sebuah situasi akan melebihi dari apa yang mampu kita hadapai secara psikologis. Sedang Menurut Lahey dalam bukunya, Stress adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang menegangkan atau melebihi kemampuan individu untuk dihadapi/diatasi.
            Perlu diingat bahwa salah satu tujuan dari psikologi adalah untuk mempengaruhi fungsi psikologis dengan cara yang lebih menguntungkan. Salah satunya adalah untuk mencapai kesehatan psikologis. Kesehatan psikologis atau health psychology adalah bagian dari psikologi yang digunakan untuk menciptakan/menganjurkan/mendorong gaya hidup yang sehat dan untuk meminimalkan pengaruh buruk dari stress.

2.      Rumusan Masalah
1)      Apa – apa sajakah yang menjadi sumber stress?
2)      Bagaimana reaksi terhadap stress dan apa saja faktor yang mempengaruhinya?
3)      Bagaimana stress mempengaruhi kesehatan dan bagaimana kebiasaan yang mempengaruhinya?

3.      Tujuan dan Manfaat
3.1  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1)      Untuk menjelaskan apa saja yang menjadi sumber stress.
2)      Untuk menjelaskan bagaimana reaksi terhadap stress dan faktor yang mempengaruhinya.
3)      Untuk menjelaskan bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan dan apa saja kebiasaan yang mempengaruhinya.
3.2  Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1)      Mengetahui apa saja yang menjadi sumber stress
2)      Mengetahui bagaimana reaksi terhadap stress dan faktor yang mempengaruhinya
3)      Mengetahui bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan dan apa saja kebiasaan yang mempengaruhinya


BAB II
PEMBAHASAN
  1. STRESS : CHALLENGES TO COPING
1.1.   Sumber Stress
Secara umum, ada 5 sumber stress :
A.    Live Events (Peristiwa hidup)
Sumber stress yang paling nyata secara umum adalah peristiwa hidup karena memerlukan penyesuaian dan penyelesaian. Menariknya, secara umum peristiwa yang terjadi dalam hidup sering kali peristiwa stressful baik itu karena life events positif maupun negative. Perlu diketahui bahwa life events positif seperti pernikahan dan promosi kerja, dan kelahiran anak dapat menyebabkan stress, hal ini karena kita memerlukan penyesuaian terhadap tekanan yang dihasilkannya.
Berdasarkan penelitian life events negatif yang paling menyebabkan stress adalah sebagai berikut :
a.       Kriminalitas, Serangan Seksual, dan Kekerasan
Korban kekerasan, serangan seksual dan kriminalitas menurut penelitian, mengalami stress yang berat. Korban kekerasan, kriminalitas, dan serangan seksual sering kali mengalami kecemasan dan berilusi bahwa mereka diserang lagi.
Lebih dari 40 persen wanita yang diteliti (pernah mengalami serangan seksual) mengalami Post Traumatic Stress symptoms hingga setahun setelah kejadian penyerangan. Selain itu, dalam penelitian Burnam (1988) korban penyerangan dua kali lebih sering dibandingkan orang yang tidak diserang untuk mengalami gangguan depresif, gangguan kecemasan atau gangguan penyalah gunaan zat pasca penyerangan.
Berkaitan dengan mitos, budaya, wanita dan pemerkosaan. Biasanya korban akan menyembunyikan pengalamannya karena takut dicemooh akibat telah membiarkan dirinya diserang.



b.      Kehilangan anggota Keluarga
Rata-rata orang yang kehilangan anggota keluarga yang dicintainya merasa lebih depresif dibandingkan mereka yang tidak/belum kehilangan satupun anggota keluarganya. Biasanya hingga 5 tahun setelah kehilangan. Dan masalah yang paling kompleks dan berat biasanya terjadi pada janda/duda pada tahun pertama setelah kematian pasangan mereka.

c.       Bencana Alam
Bencana alam dapat menjadi sumber stress yang paling berat. Umumnya sindroma bencana merupakan respon yang paling sering muncul. Korban akan menatap kosong dan terdisorientasi pada awalnya. Dengan berlalunya waktu, mereka menjadi lebih responsive tetapi belum mampu untuk memulai tugas yang sederhana. Dan terakhir mereka akan mengalami kecemasan dan sulit dalam berkonsentrasi.

d.      Terorisme
Terorisme dapat menyebabkan stress. berbagai studi menunjukkan bahwa pasca peristiwa terorisme korban akan mengalami kecemasan, depresi, masalah tidur dan intrusive flashback. Terutama bagi mereka yang dekat dengan serangan dan yang kehilangan orang-orang yang dicintaainya.

e.       Perkelahian setiap hari
Tidak mengejutkan bahwa peristiwa negative dapat menyebabkan stress berat, tetapi perkelahian kecil setiap hari juga menjadi sumber penting dari stress. Misalnya, kehilangan kaca mata, teman datang terlambat ke acara makan malam dan berbagai masalah lainnya yang mengganggu tubuh dan pikiran.

            Hubungan antara stressful live events dan sakit fisik menjadi subjek penelitian. United States Navy Physicians, Thomas Holmes dan Richard Rahe mengembangkan sebuah skala untuk mengukur jumlah stress dalam perubahan hidup. Tabel tersebut menunjukkan skala stress yang dihasilkan oleh suatu peristiwa dan jumlah tekanan yang dihasilkan. Tabelnya adalah sebagai berikut :
Peristiwa kehidupan
Nilai
Peristiwa Kehidupan
Nilai
Kematian Suami/istri
100
Perceraian
73
Hidup terpisah dalam perkawinan
65
Hukuman penjara
63
Kematian anggota keluarga dekat
63
Luka/sakit (diri sendiri)
53
Perkawinan
50
Dipecat dari pekerjaan
47
Rukun kembali antara suami-istri
45
Pensiun
45
Perubahan kesehatan anggota keluarga
44
Kehamilan
40
Masalah seksual
39
Mendapat anggota keluarga baru
39
Penyesuaian kembali dalam bisnis
39
Perubahan situas keuangan
38
Kematian teman dekat
37
Perubahan bidang pekerjaan
36
Penyitaan barang digadaikan
30
Perubahan tanggjung jawab pada pekerjaan
29
Masalah dengan keluarga suami/istri
29
Putra/Putri kabur dari rumah
29
Masalah hokum
29
Prestasi hebat seseorang
28
Istri  mulai/berhenti bekerja
26
Mulai/mengakhiri sekolah
26
Perubahan kondisi kehidupan
25
Mengubah kebiasaan pribadi
24
Masalah dengan bos
23
Pindah rumah
20
Pindah sekolah
20
Pindah rekreasi
19
Perubahan kegiatan keagamaan
19
Perubahan kegiatan sosial
18
Perubahan kebiasaan tidur
16
Perubahan kebiasaan makan
15
Liburan
13
Natal
12
Pelanggaran hukum ringan
11


(dikutip dari Lahey, Tabel 13.1 halaman 499)

B.     Frustration (Frustasi)
Frustasi adalah dampak dari tidak terpuaskannya suatu motif yang kita inginkan.  Misalnya seperti anak yang gagal memperoleh mainan yang diinginkannya, di keluarkan dari sekolah, atau tidak lulus dari kelas yang dibutuhkan untuk lulus. Ketika frustasi menjadi serius, seperti pada kasus pekerja yang tidak memperoleh penghargaan dan berharap promosi jabatan; atau ketika kontraknya diperpanjang, atau seperti individu yang miskin/melarat, dan tidak memperoleh makanan yang pantas dan penanganan kesehatan, semua itu dapat menjadi sumber utama stess.

C.     Conflict (Konflik)
Konsep konflik sebenarnya berhubungan dengan frustasi. Konflik terjadi ketika dua atau lebih motif tidak dapat terpuaskan dikarenakan oleh gangguan dari orang lain. Para psikolog menggunakan istilah approach dan avoidance dalam mendiskusikan konflik.
a.   Approach-approach conflict.
Pada approach-approach conflict individu harus memilih antara dua tujuan positif yang kurang lebih mendapatkan hasil yang sama.  Misalnya, setelah anda lulus kuliah, lalu ada 2 tawaran pekerjaan dengan beban kerja dan gaji yang sama. Mungkin anda merasa sangat senang, namun juga menjadi sangat dilematis saat anda harus memilih pekerjaan mana yang harus anda terima. Contoh tersebut terkesan tidak memiliki sumber stress, karena kelihatan sangat positif, walau sebenarnya anda berada pada konflik yang sangat serius.

b.   Avoidance-avoidance conflict
Ini merupakan tipe konflik yang melibatkan sumber stress yang lebih nyata. Pada avoidance-avoidance conflict, individu harus memilih antara dua atau lebih hasil yang negative atau tidak disukai. Misalnya, orang yang sakit gigi harus memilih antara kesakitan atau mengantisipasi dengan pergi ke dokter gigi dan menjalani semua proses yang sebenarnya ia takuti.

c.    Approach-avoidance conflict
Approach-avoidance conflict terjadi manakala seseorang memperoleh suatu hasil positif dan hasil negatif sekaligus. Misalnya seorang anak yang berasal dari Medan, memiliki pacar yang tinggal di Medan juga. Anak tersebut ingin kuliah di Universitas Gajah Mada, sedangkan pacarnya ingin kuliah di Universitas Sumatera Utara. Hal ini bisa menjadi penyebab stress karena ia harus memilih antara pacar dan kuliah.



d.   Multiple approach –avoidance conflict
Terkadang konflik yang kita hadapi merupakan kombinasi yang complex dari approach-avoidance conflict. Multiple approach – avoidance conflict mengharuskan individu untuk memilih antara alternative yang berisi konsekuensi positif maupun negative.
Misalnya, bayangkan anda sedang menginginkan bekerja perusahaan sesuai latarbelakang pendidikan anda dan bergaji besar. Dan ternyata anda diterima untuk berkerja di 2 perusahaan.  Salah satu perusahaannya merupakan perusahaan besar yang banyak meraih penghargaaan dan menjamin kesejahteraan pekerjanya dan ternyata pasangan anda juga berkerja pada perusahaan tersebut, anda sangat berminat. Namun ternyata di perusahaan tersebut mengharuskan anda menggunakan seragam kerja yang tidak anda sukai dan disana juga ada dosen anda yang kurang anda sukai yang akan menjadi atasan anda. Sedangkan perusahaan yang satunya lagi bergaji sedikit lebih kecil dan bukan perusahaan sebesar perusahaan yang pertama (anda kurang berminat). Maka anda harus memilih dimana anda harus bekerja. Masalah ini cukup komples sehingga dapat menjadi sumber stress.

D.    Pressure  (Tekanan)
Tekanan merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan gangguan yang menyebabkan kejadian negative.  Misalnya, sebuah pernikahan dapat menjadi sumber tekanan, mana kala ada pasangan yang bersikap tidak menyenangkan kepada pasangannya, bagaimana pun cara ia menghindari pasangannya tetap saja itu menjadi penyebab stress.

E.     Environmental Conditions (Kondisi Lingkungan)
Polusi udara, polusi suara, kepadatan lalu lintas dan temperature dapat menjadi sumber stress. Misalnya anda sedang memiliki banyak tugas, sehu udara tinggi, listrik mati dan suasana sangat bising. Hal ini tentu akan membuat anda stress.

1.2  General Aspects of Stress Reactions


Ketika kita sedang stress, kita merasakannya dan bereaksi terhadap stress tersebut. 2 hal yang terpenting dari mempelajari stress adalah :

                          i.      Reaksi terhadap stress adalah keseluruhan. Stress selalu menghasilkan reaksi psikologis dan fisiologis, tidak salah satu tetapi keduanya.
                        ii.      Reaksi fisik dan psikologis terhadap stress memiliki kemiripan, apakah itu merupakan stress fisik ataupun psikologis. Walaupun sumber stress menimbulkan coping reactions, reaksi umum terhadap semua jenis stress juga terjadi, berdasarkan hubungan pada hipotalamus, sistem simpatetik dari sistem saraf otonom dan kelenjar adrenal.

 

1.3  Reaksi Psikologis terhadap Stress

                       
Stress berperan dalam merubah berbagai aspek pada psikologis dan prosesnya, misalnya merubah emosi, motivasi dan kognitif. Ketika stress, kita merasakan kombinasi dari emosi dari kecemasan, depresi, marah dan sensitive (Cano & O’Leary, 2000 dalam Lahey,2009). Kita merasakan perubahan nafsu makan dan ketertarikan terhadap sex. Perubahan kognitif juga terjadi, misalnya seperti sulit berkonsentrasi, kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, dan merasa ingin kembali kepada sumber stress.

1.4 Respon Fisiologis terhadap Stress
                        Apapun jenis stressor yang dialami, tubuh secara otomatis mempersiapkan diri untuk keadaan tersebut. Respon ini dinamakan fight –flight response. Stimulus fisik dan psikologid dapat memicu fight-flight response ini, misalnya saat diharuskan berbicara dihadapan public, berhadapan langsung dengan king cobra yang sangat ditakuti dan berbagai kejadian stress lainnya. Adapun respon fisiologis terhadap stress yang terjadi adalah :
Kejadian penyebab stress akan mengaktivasi amigdala yang berfungsi sebagai threat detector, lalu amigdala akan mengaktivasi hipotalamus. Hipotalamus ini dengan cepat akan memicu reaksi tubuh dari dua bagian secara bersamaan, yaitu kelenjar pituitary yang akan memicu pembentukan dari hormone ACTH yang akan merangsang pada adrenal korteks untuk meningkatkan energy dan sympathetic division dari sistem saraf otonom yang secara otomatis akan meningkatkan physiological arousal. Sehingga respiration atau pernafasan akan terasa sesak karena kita akan bernafas lebih cepat dan pendek, sebab ada peningkatan aliran oksigen ketubuh. Heart Rate atau detak jantung akan meningkat sehingga aliran darah ke otot dan organ-organ vital seperti ginjal dan paru-paru. Pada kasus yang lebih ekstrim, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung. Liver atau hati akan melepaskan glucagon guna meningkatkan energy, sehingga pasca stress kita akan merasa lelah karena persediaan gula darah rendah. Pupils akan berdilatasi atau membesar, sehingga mata akan mudah menangkap cahaya. Hair atau rambut akan menegang seperti saat kedingingan. Aldrenal Glands atau kelenjar adrenal akan meningkatkan pengeluaran kortisol untuk pemecahan glucagon. Muscle Tension  akan meningkat pada saat stress experience, sehingga akan memungkinkan untuk bergerak lebih cepat pada saat sedang dibutuhkan.

1.5 Reaksi Fisik terhadap Stress dan Kesehatan


Istilah yang digunakan para psikolog dalam menjelaskan topik reaksi fisik terhadap stress dan kesehatan adalah biopsychosocial model of health . Biopsychosocial model of health adalah teori yang menjelaskan bahwa kesehatan fisik dipengaruhi oleh factor biologis, tetapi juga psikologis dan sosial. Untuk lebih memahami teori biopsikososial, terlebih dahulu kita harus memahami aspek umum dari pada respon tubuh terhadap stress.




1.5.1 PSYCHOSOMATIC SYMTOMS (Gangguan Psikosomatis)
PSYCHOSOMATIC SYMTOMS (Gangguan Psikosomatis) adalah gangguan fisik dimana emosi diduga memiliki peranan penting. Istilah “psikosomatik” berasal dari bahasa latin psyche (pikiran) dan soma (tubuh). Miskonsepsi umum adalah bahwa individu dengan gangguan psikosomatis tidak benar-benar sakit dan tidak membutuhkan bantuan medis.
1.5.2 The General Adaptation Syndrome       
The General Adaptation Syndrome adalah perubahan yang dilakukan tubuh  untuk menghentikan gangguan, The General Adaptation Syndrome ditandai oleh 3 tahap sebagai berikut :
a.      Alarm reaction
Alarm reaction berkaitan/sama dengan reaksi fisiologis. Pada saat stress meningkat atau terus menerus, tubuh meningkatkan kesadaran akan rasa dari ketegangan otot, sakit perut, sakit kepala, dan rasa sakit lainnya (Maier & Watkins, 2000 dalam Lahey 2009). Pada tahap awal dari general adaptation syndrome, sulit untuk membedakan antara feeling associated dengan keadaan psikologis yang stress. karena setiap pemicu alarm reaction memproduksi respon penting yang sama dari tubuh, perbedaannya relatif tipis.

b.      Resistance stage (Tahap Perlawanan)
Pada tahap 2 GAS, tubuh menghasilkan banyak perubahan dan perlawanan terhadap stress tinggi (Segerstrom & Miller dalam Lahey,2009). Perlawanan ini sulit untuk dihasilkan. Tetapi jika baru mengalami stress, tubuh lebih mungkin untuk melakukannya. Dan jika stress berlanjut individu akan cepak kehilangan ketahanan/perlawanan dan masuk ke tahap ketiga dari GAS.

c.       Exhaustion stage (Tahap Kelelahan)
Jika stress berlanjut, tubuh akan lelah dan perlawanan terhadap stress akan melemah (Ray dalam Lahey 2009). Pada kasus yang berkelanjutan untuk severe physical stress, kematian mungkin terjadi pada tahap ini. Stress psikologis jarang menyebabkan kematian, akan tetapi akan sangat mengganggu fungsi tubuh.

1.6 Stress, The GAS dan Sistem Imun

Berbagai studi menunjukkan bahwa stress menurunkan keefektifan kerja sistem imun. Sistem kekebalan tubuh itu bagaikan pasukan yang menjaga tubuh dari unsur luar yang disebut dengan antigen. Tugas sistem imun ini adalah mendeteksi adanya antigen. Selain itu juga menetralisir dan menyingkirkan antigen dari tubuh.
Sel-sel yang mengerjakan tugas ini diproduksi di dalam lymphocytes. Ketika bakteri menyerang tubuh, maka B-lymphocytes akan melindungi dan menetralisasi racunnya. Ketika virus, sel kanker, jamur, parasit muncul di dalam tubuh, maka T-lymphocytes yang akan menyerang para perusuh itu secara langsung.
Seberapa baik sistem kekebalan tubuh itu bekerja, disebut immuno-competence, yang dapat diukur dari aktif atau tidaknya lymphocytes dan kemampuan antibodi menghadapi racun-racun dalam pemeriksaan di laboratorium. Banyak bukti telah ditemukan mengenai kuatnya kaitan antara stres dan menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh. Stres ternyata dapat menurunkan kemampuan sistem imun, sehingga tidak dapat berfungsi secara baik.
Peneliti juga menemukan bahwa, peningkatan sistem imun yang signifikan terjadi pada orang yang diarahkan untuk relax dan cope. Jadi, factor psikologis seperti stress dapat membahayakan fungsi sistem imun, namun treatment psikologi seperti manajemen stress dapat mengembalikan fungsi sistem imun tersebut.

1.7  Depresi dan Kesehatan

Bebagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami depresi memiliki sistem imun yang lemah, kesehatan yang kurang baik, dan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk meninggal karena penyakit kardiak.
Depresi dan kesehatan juga berhubungan, karena depresi dapat mengurangi keefektifan sistem imun, karena sistem otonom dan sistem hormone yang terganggu pada saat depresi juga mengatur sistem imun. Orang yang sedang depresi juga tidak suka makan dan minum terlalu sering, menghisap rokok dan tidak banyak pergerakan. Dan semua itu akan mengurangi aktivitas sistem imun.
Stress dan depresi membahayakan kesehatan kita melalui efek langsung pada sistem imun kita. Stress dan depresi langsung mempengaruhi bagian imunitas karena meningkatkan tingkat kortisol dan menidakseimbangkan inflammatory cytokines. Substansi ini membantu tubuh untuk merespon luka dan infeksi pada periode yang singkat, akan tetapi jika depresi berlanjut pada periode waktu yang lama, maka inflmasi akan mengakibatkan serangan jantung, diabetes dan penuaan dini.  Jadi, depresi harus dipandang sebagai gangguan kesehatan yang penting dan diobati, seperti tekanan darah tinggi dan tingkat kolesterol darah yang tinggi.
  1. Factors that Influence Reactions to Stress
Kebanyakan dari individu pasti akan mengalami peristiwa negative di dalam hidupnya, tapi banyak juga individu yang kemudian bangkit dengan cepat dan melanjutkan kehidupan seperti biasanya. Tetapi apa yang menyebabkan kita terkadang merasa sangat terpuruk dan terkadang menyebabkan perubahan sementara terhadap psikologis dan fisiologis? Ternyata jawabannya adalah reaksi individu terhadap stress daripada sumber stress itu sendiri.
2.1 Prior Experience with the Stres
      Reaksi terhadap stress akan lebih ringan jika individu tersebut memiliki pengalaman masa lalu dengan stress. Misalnya, seorang tentara yang akan bertempur untuk keempat kalinya biasanya akan tidak lebih stress daripada tentara yang akan bertempur untuk pertama kalinya. Sebuah studi mengenai manusia dan nonmanusia(hewan) menunjukkan bahwa terlebih dahulu pembukaan terhadap stress dapat ‘’menyuntikkan’’ efek terhadap stress yang akan datang.
      2.2 Predictability dan Kontrol
Pada umumnya, peristiwa hidup  akan mengurangi faktor yang menyebabkan stress ketika peristiwa itu dapat diprediksi daripada yang tidak pernah mengalaminya. Tentunya akan lebih tidak membuat stress ketika individu mengerti bahwa ia dapat berusaha sedikit untuk mengontrol stress. Sinyal peringatan sebelum peristiwa yang tidak mengenakkan memungkinkan kita memulai sejenis proses persiapan yang berfungsi memperkecil efek stimulus stress.
Persepsi kita tentang kemungkinan bisanya suatu peristiwa dikendalikan adalah sama pentingnya dengan keadaan nyata dimana bisanya suatu peristiwa itu dikendalikan. Keyakinan bahwa kita dapat mengendalikan suatu peristiwa tampaknya memperkecil kecemasan kita terhadap peristiwa itu, walaupun kita tidak pernah melakukan kendali tersebut.
2.3 Social Support
Individu dengan dukungan lingkungan yang luas akan dapat mengatasi stress lebih baik daripada individu dengan dukungan lingkungan terbatas. Seseorang dengan dukungan yang baik cenderung berkurangnya reaksi stress-nya terhadap peristiwa negative, seperti depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan. Sebagai contoh, seseorang yang terifeksi virus HIV & AIDS memiliki reaksi kecemasan, keputusasaan dan depresi yang rendah jika mereka memiliki dukungan yang baik.
Dua aspek dukungan lingkungan yang sangat memengaruhi individu melawan stress :
§  Someone to talk to. Salah satu aspek dari dukungan sosial adalah kelegaaan hati. Mencurahkan isi hati kita kepada seseorang mengenai kesukaran sangat baik bagi kita untuk dapat memulihkan keadaan kita dari kondisi stress.

§  Menerima nasihat dan solusi.  Membagi keadaan negative kepada seseorang  sangat baik bagi kesehatan kita. Oleh karena itu seseorang yang memiliki dukungan social yang baik diyakini akan lebih sehat daripada yang tidak. Namun terkadang membagi informasi tentang keadaan dan perasaan diri kita dianggap oleh orang lain dan diri sendiri sebagai hal yang begitu buruk. Jadi kita harus selektif untuk menceritakan keadaan yang menurut kita dapat untuk dibagikan serta selective kepada siapa kita mau membaginya. Buruk bagi diri sendiri, terkadang menerima solusi dari orang lain membuat individu merasa tidak mampu dalam mengontrol stressnya sendiri dan sebenarnya membuat individu lebih cemas dan depresi. Sehingga sekedar berada untuk seseorang yang membutuhkan, menjadi pendengar yang baik atau hanya bertanya apa yang terjadi terkadang menjadi lebih supportive daripada memberikan saran atau mengkritisi teman yang sedang stress

2.4 Variabel Orang dalam reaksi terhadap stres : Kognisi dan kepribadian
Variabel Orang: semua karakteristik individu yang relatif abadi, seperti cara berpikir, kepercayaan atau reactivy fisiologis terhadap stres. Faktor kognitif dalam stres penting karna orang yang berbeda teact berbeda terhadap stressor sama adalah orang yang berpikir acara ini berbeda (beck, 1976; joiner & lain, 1999;. Lazarus 1999; tomaka & lain, 1997). Beberapa orang melihat stress itu adalah hal yang berbau provokasi. Karakteristik kepribadian dan reaksi stres pada faktor kognitif meliputi :  perbedaan individu di dalam emosi karakteristik dan kepribadian pengaruh stress yang lama terhadap ketahanan dirinya menghadapi stres (Folkman & Moscowitz, 2000).
Demikian pula dapat di aplikasikan, recuits militer yang lebih aman dan sering dicari kepastian terhadap orang lain sebelum stressor yang diberikan terhadap tranning dasar lebih menekan daripada sebelum diberikan (joiner & Schmidt, 1998). Dengan demikian, efek stres hanya dapat dipahami di dalam diri seseorang x tentang  situasi interaction.stress (variabel situasi)yang mempengaruhi orang-orang dengan perbedaan karakteristik kognitif dan emosional sebelum stressor diadakan (variabel orang) dan cara yang berbeda. Kepribadian pola A adalah perilaku yang ditandai oleh daya saing kuat, permusuhan, terhadap pekerjaan, dan rasa menghargai waktu. Sebuah karakter kepribadian yang nampak akan menjadi penting di dalam mempengaruhi konsekuensi kesehatan stress disebut jenis kepribadian A. Keunggulan bekerja pada tipe kepribadian dilakukan oleh meyer Friedman dan Rosenman ray (1974). Pola perilaku mereka teridentifikasi kepribadian. Karakteristik adalah menjelaskan secara spesifik tentang tipe  kepribadian (diamond, 1982; Friedman & Rosenman, 1974; matthews, 1982) berikut ini adalah sifat sifatnya :
·   Sangat kompetitif, keras mengemudi, dan ambisius dalam pekerjaan, olahraga, dan permainan
·   Bekerja buru-buru, selalu terburu-buru, memiliki rasa "menghargai waktu" dan sering melakukan dua hal sekaligus
·   Tipe gila kerja, membutuhkan waktu sedikit waktu  off untuk relaksasi atau liburan
·    Berbicara lantang atau "eksplosif"
·    Memiliki sifat perfeksionis dan menuntut
·   Bermusuhan, agresif, dan sering marah dengan orang lain.
Dari semua komponen jenis pola perilaku,satu yang paling penting di antara permusuhan tertentu. Individu yang bermusuhan  dalam bereaksi terhadap frustasi dengan aggresion yang muncul baik secara lisan (berteriak, kritis, bahkan) atau aggresion bersifat fisik tampaknya berada pada risiko sedikit lebih tinggi untuk penyakit jantung koroner
Ketik perilaku tampaknya inderictly terkait dengan penyakit yang dapat menyebabkan dua faktor risiko utama jantung.
Satu teori menunjukkan ketika individu bereaksi terhadap stres fisiologis manusia sendiri beda daripada individu lain lakukan. Dalam situasi yang kompetitif, ketika individu menunjukkan peningkatan yang lebih besar aliran darah ke otot-otot rangka dan dalam jumlah epinefrin dan norepinefrin dalam darah. Karena perubahan ini terkait dengan pembentukan plak kolesterol, seperti yang telah kita lihat dalam membahas GAS , respon yang lebih besar  jenis yang individu secara tidak langsung dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah jantung.

2.5 Variabel Penanggung reaksi stres : Gender dan etnis

Ketika mempelajari perbedaan antara jenis kelamin atau kelompok etnis, bagaimanapun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anggota kelompok dapat berperilaku dengan cara yang sama. Dalam bagian ini. Kami hanya berbicara perbedaan antara kelompok rata-rata
Perbedaan gender dalam respon terhadap stres. Wanita akan lebih dibandingkan pria untuk mengalami reaksi abadi terhadap peristiwa traumatis. Artinya, mereka lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan tidur yang dimulai segera setelah trauma (fullerton & lain, 2001).
Ada kemungkinan temuan ini dapat  mencerminkan kemungkinan besar perempuan yang trauma dengan penyalahgunaan pasangan, pemerkosaan, dan peristiwa yang sangat menegangkan lainnya. Hal ini juga dapat mencerminkan perbedaan gender dalam menanggapi beberapa jenis peristiwa traumatis, namun Ketika exsposed dengan stres yang sama, rata-rata wanita tampak lebih tertekan sesudah mengalami peristiwa stress.,dan disini  kami hanya berbicara tentang perbedaan rata-rata
Perbedaan gender dalam manfaat perkawinan dan hubungan berkomitmen dengan lainnya merupakan sumber penting terhadap dukungan sosial bagi kedua jenis kelamin. Untuk pria dan wanita. Orang yang menikah lebih sehat daripada orang yang tidak dalam hubungan berkomitmen (menikah). terdapat manfaat terhadap pernikahan baik laki-laki maupun perempuan.
Mengapa pernikahan lebih manfaat bagi pria daripada wanita? Janice Kiecolt-glaser dan tamara newton (2001) memberikan dua alasan. Pertama, perempuan cenderung memiliki banyak dukungan sosial dari persahabatan yang erat daripada laki-laki, sehingga perempuan cenderung memiliki dukungan sosial untuk menahan mereka dari efek stres. Kedua perempuan lebih memiliki kesadaran terhadap diri sendiri menjaga kesehatan dan memberikan masukan terhadap pasangannya
Jadi pernikahan adalah baik untuk kedua jenis kelamin, dan baik juga untuk laki-laki. Perlu diingat bahwa setidaknya sebagian dari korelasi antara pernikahan dan kesehatan yang baik tidak mungkin didasarkan pada efek benefical pernikahan, namun. Ini sebagian terbukti bahwa pria sehat dan wanita lebih cenderung untuk menikah dibandingkan orang yang kurang pada kesehatan.
Melawan atau lari dan cenderung untuk berteman. william james (1897) menulis tentang melawan atau sindrom penerbangan sebagai aspek sentral emosi. Ketika dihadapkan dengan stimulus stres seperti orang mengancam di jalan gelap kita menanggapi dengan araousal dari sistem saraf sympatheic dan kelenjar adrenal dalam persiapan untuk melarikan diri orang atau berkelahi dengannya. Hampir segala sesuatu yang james menulis tentang emosi wasbased pada sindrom ini. Dan untuk sebagian besar, psikolog modern mengikuti langkahnya.
Psikolog shelley taylor dan rekan-rekannya (2000) setuju bahwa melawan atau sindrom penerbangan penting untuk pria dan wanita, tapi ia berpendapat bahwa itu menghilangkan aspek paling penting dari respon terhadap stres dengan apa yang dia sebut respon "cenderung dan berteman". Ketika dihadapkan dengan stres, seperti kebakaran atau bencana alam, wanita biasanya menanggapi cenderung melindungi anak-anak mereka. Dalam studi perempuan pekerja dan laki-laki, wanita yang telah memiliki hari yang sangat melelahkan cenderung biasa mengasuh anak-anak mereka di malam. wanita menarik diri dari anak-anak mereka setelah bekerja hanya jika mereka memiliki stres kerja yang luar biasa mengalami di hari itu.
Hipotesis taylor jika ancaman tersebut kemungkinan reur, perempuan cenderung untuk berteman orang lain untuk membuat aliansi. Proses ikatan dengan kawan cewek yang lain dan meliki tujuan. Dalam beberapa kasus, para perempuan menciptakan cara-cara untuk mempertahankan diri didalam melawan ancaman, Selain itu, membuat aliansi dengan perempuan lain memberikan dukungan sosial kepada perempuan, dan perempuan cenderung mengurangi respon fisiologis emosional terkait diri mereka sendiri terhadap mengatasi ancaman (taylor, 2002; taylor & dan lain-lain, 2000). Jadi, menurut taylor, kita tidak bisa sepenuhnya memahami respons emosional terhadap peristiwa stress kecuali kita mengakui bahwa ada perbedaan mendalam penting antara perempuan dan laki-laki. Meskipun sedikit itu cukup untuk mempelajari keseimbangan antara melawan dan penerbangan pada laki-laki, laki laki yang suka berkutat dengan ancaman dapat sebagai individu, sifat sosial dari respon emosional terhadap stres. Sedangkan pada wanita membutuhkan studi aspek sosial mereka cenderungg berteman.
Perbedaan etnis dalam stres menjadi bukti bahwa anggota kelompok etnis ras yang di minoritas dalam masyarakat memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada budaya mayoritas (contrada & lainnya, 2000) ada beberapa alasan mengapa terjadi hal seperti ini, pertama, anggota kelompok etnis minoritas cenderung memiliki sedikit keunggulan dibidang (pendidikan yang lebih besar, pendapatan yang lebih tinggi, asuransi healt lebih baik, dll) yang melindungi mereka dari stres. Kedua anggota kelompok minoritas sering mengalami stres interaksi dengan budaya mayoritas yang didasarkan pada stereotip, prasangka, dan rasisme didalam kehidupan. Ketiga keluarga imigran seringkali memiliki pengalaman stres oleh akibat akulturasi lebih cepat apalagi terhadap anak anak didalam cultere baru. Ini baris baru dan penting dari penelitian bagi psikolog akan banyak wawasan di masa depan, tapi itu adalah topik yang banyak anggota kelompok etnis minoritas sudah mengerti dengan sangat baik.



2.6 Mengatasi Stres
Isu yang paling penting bagi psikolog yang bekerja untuk mempromosikan kedua helat mental dan fisik adalah bahwa kita tidak semua sama efektif didalam mengatasi stres.

2.6.1 Effective Coping
Mengatasi problem oleh individu untuk mengatasi sumber stres dan atau mengontrol reaksi mereka terhadap stres.       Metode yang efektif untuk mengatasi yaitu menghapus sumber stres atau mengontrol reaksi kita terhadap hal itu
·         Menghapus stres
Salah satu cara efektif untuk menangani stres dengan tujuan menghilangkan sumber stres dari kehidupan kita. Jika seorang karyawan memiliki pekerjaan yang stres, diskusi bisa dilaksanakan dengan majikan yang mungkin menyebabkan penurunan tekanan pekerjaan, atau karyawan hanya bisa mengundurkan diri. Jika stres berasal dari pernikahan bahagia, baik konseling perkawinan dapat dicari atau pernikahan itu bisa berakhir. Dalam berbagai cara, mengatasi stres dapat berupa mencari sumbernya dan menghilangkan itu. Sayangnya, hal ini tidak selalu mungkin tidak layak atau tepat untuk berhenti dari pekerjaan atau meninggalkan sebuah pernikahan, dan beberapa sumber stres seperti kematian pasangan, tidak dapat dihapus.

·         Kognitif
Mengatasi kognisi kami sangat erat terkait dengan reaksi kita terhadap peristiwa stres. Salah satu metode yang efektif untuk mengatasi, adalah melalui penilaian kembali (evaluasi). Hal ini mengacu pada perubahan cara kita tentang berpikir atau menafsirkan peristiwa stres itu didalam dorongan untuk hidup. Penilaian kembali mengubah cara seseorang berpikir tentang atau menafsirkan peristiwa berdampak stres untuk mengurangi percakapan keadaan stres. Terhadap  berubah interpretasi album berhadil dan memungkinkan dia untuk melihatnya sebagai tantangan untuk berbuat lebih baik waktu berikutnya. Menemukan penafsiran bahwa ini adalah realisasi konstruktif meminimalkan stressfulness dari peristiwa negatif (Folkman & Moskowitz, 2004; taylor, 1999; richards, 2004)
 Taylor dan teman temannya (1998) baru-baru ini mengevaluasi dua strategi kognitif untuk mengatasi stres. Mereka mengevaluasi metode yang banyak endrosed dalam buku-buku self help (membayangkan hasil yang positif) dan membandingkannya dengan strategi kognitif didalam langkah-langkah valid ketika tidak sukses mengatasi. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan praktis merupakan strategi yang berguna dalam beberapa situasi.
Banyak orang mengatasi secara efektif dengan menafsirkan peristiwa dalam  keyakinan agama mereka (Folkman & Moskowitz, 2004)orang yang religius mengalami lebih besar kesejahteraan psikologis dibandingkan orang yang terlibat dala mengatasi kurang religius.
Mengelola reaksi stres ketika sumber stres tidak dapat ralistically dihapus atau diubah, pilihan lain yang efektif adalah untuk mengelola reaksi psikologis dan kita terhadap stres.
Salah satu strategi mungkin untuk jadwal waktu sebanyak mungkin untuk activies santai, seperti olahraga aeerobic, hobi, atau waktu mengendalikan reaksi tubuh terhadap stres dengan dalam belajar  mengendurkan otot-otot tubuh yang besar (latihan relaksasi akan dibahas lebih lanjut di bagian selanjutnya penangkapan ini). Untungnya, konseling psikologis yang encougares ketiga metode koping yang efektif bahkan telah sukses dalam mengubah jenis pola perilaku. Sekitar 20 penelitian telah menunjukkan peningkatan yang ditandai dalam pola perilaku, dua lebih penting dari studi mengikuti individu selama tiga tahun setelah perawatan untuk menentukan apakah ada perbaikan nyata dalam kesehatan penderita penyakit jantung..

2.6.2 Ketidakefektifan koping
Banyak upaya kita untuk mengatasi stres tidak efektif, itu dapat memberikan bantuan sementara dari keadaan tidak nyaman oleh stres, tetapi berbuat  untuk memberikan solusi jangka panjang dan studi bahkan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Tiga umum, tetapi tidak efektif strategi coping adalah sebagai berikut :
1.         Withdrawal kadang-kadang kita menghadapi stres dengan menarik frim itu. Banyak siswa menemukan kursus di perguruan tinggi jauh lebih sulit daripada apa saja yang mereka dapat di perguruan tinggih. Attemping untuk mempelajari materi yang sulit dapat sangat stres, dan stres yang dapat menyebabkan penarikan dari belajar dari pada dengan bermain game elektronik, berbicara di telepon, berpesta, dan sejenisnya. Similiarly, yang tergeser ke berlindung dari bar setiap hari setelah bekerja.
Perhatikan bahwa itu bukan apa anda lakukan tapi bagaimana dan mengapa Anda melakukannya, yang membuat strategi coping yang efektif atau tidak efektif. Menghabiskan waktu Anda bermain video game eletronic sebenarnya bisa menjadi strategi koping yang efektif jika Anda  melakukannya untuk jangka waktu yang wajar untuk bersantai. Ini menjadi penarikan jika Anda menggunakannya secara berlebihan sebagai cara untuk menghindari kebutuhan untuk lebih efektif mengatasi (belajar).
Dalam konteks itu,  penting untuk menyadari bahwa ada perbedaan besar antara benar-benar menghapus sumber stres dan menarik diri dari stres. Jika Anda menemukan bahwa Anda telah mendaftar untuk kursus sangat sulit Anda tidak siap, menjatuhkan kelas yang sampai Anda siap untuk mengambil itu akan menjadi cara yang efektif untuk menghilangkan stres.
2.      Agresi Sebagaimana kita bahas pada Bab 10, reaksi umum untuk frustrasi dan lainnya situationsin agresi stres. Wanita yang telah gagal untuk membuat bunga romantis di seorang pria bisa tiba-tiba menjadi memusuhi dirinya. Orang yang tidak bisa mendapatkan sekrup untuk masuk ke dalam batang tirai dapat melempar marah-marah dan melemparkan tongkat ke lantai dengan jijik.
3.      Pengobatan sendiri. Tampaknya banyak orang tidak efektif mengatasi stres dengan menggunakan tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya untuk menenangkan reaksi emosional mereka terhadap stres. Sebagai contoh, sebuah studi di mana emosi peserta diukur setiap hari menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari kecemasan siang hari meningkatkan kemungkinan minum alkohol hari itu (Swendson & lain, 2000).
Meskipun alkohol sementara mengurangi kecemasan bagi sebagian orang, itu tidak apa-apa untuk menghapus stres sourceof dan sering menimbulkan masalah tambahan dalam hubungan, belajar, prestasi kerja, dan kesehatan yang membuat hal-hal buruk dalam jangka panjang. Pengobatan sendiri dengan alkohol atau narkoba jalanan adalah metode yang sangat miskin mengatasi memang.
Kelihatannya jelas, bagaimanapun, bahwa beberapa orang mendapatkan keuntungan dari profesional prescribedmedications yang mengurangi kecemasan dan depresi jauh lebih efektif dan aman dari alkohol dan narkoba jalanan. Mungkin karena stigma yang terkait dengan kesehatan mental "masalah," terlalu banyak orang mengobati diri bukan mencari obat dari dokter yang kompeten dalam conjuction dengan bantuan dari seorang psikolog dalam strategi penanggulangan efective.
4.      Mekanisme pertahanan. Menurut Freud, salah satu fungsi utama ego adalah untuk "membela" orang dari penumpukan ketegangan tidak nyaman. Ketika sesuatu terjadi stres (seperti frustrasi atau malu) atau ketika konflik muncul karena blok superego dan id keinginan, ketegangan psikologis dibuat yang harus dibuang entah bagaimana. Freud percaya bahwa ego memiliki persenjataan kecil mekanisme pertahanan yang tidak sadar digunakan untuk melepaskan konsep tension.Although Freud mengurangi "ketegangan psikologis" tidak mempengaruhi penelitian kontemporer pada mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan utama adalah sebagai berikut:
·         Pemindahan: ketika itu aman atau tidak untuk mengungkapkan perasaan aggresive atau seksual terhadap orang yang menciptakan stres (seperti bos yang tekanan Anda), perasaan bisa dialihkan terhadap seseorang yang aman (seperti yeling pada teman Anda ketika Anda benar-benar marah dengan bos Anda).
·         Sublimasi: confilcts stres atas perasaan atau motif yang berbahaya dikurangi dengan mengubah kegiatan impulsesinto disetujui secara sosial, seperti sekolah. Sastra, dan olahraga.
·         Proyeksi: keinginan yang berbahaya tidak dapat diterima seseorang sendiri atau emosi dilihat tidak sebagai miliknya sendiri tetapi sebagai keinginan atau perasaan orang lain.
·         Reaksi formasi: konflik atas motif atau perasaan berbahaya dihindari dengan tidak sadar mengubah mereka menjadi keinginan berlawanan. Contoh seorang pria yang suka seks di luar nikah mungkin mulai kampanye untuk membersihkan kotanya dari panti pijat dan pelacur. Seorang wanita yang ingin ibu kebencian nya akan mati mungkin mengabdikan dirinya untuk menemukan cara-cara untuk melindungi kesehatan ibunya.
·         Regresi: Stres dapat dikurangi dengan kembali ke pola awal perilaku, seperti evecutive bisnis yang memiliki sebuah menghentak, berteriak marah mengamuk ketika perusahaannya menderita kemunduran besar.
·         Rasionalisasi: stres berkurang oleh "menjelaskan tentang" sumber stres dengan cara yang logis suara.
·         Represi: potensi stres terhadap, keinginan diterima disimpan keluar dari kesadaran tanpa orang menjadi sadar menyadari bahwa represi yang terjadi.
·         Denial: penolakan sadar mengganggu perasaan dan ide-ide.
·         Intelektualisasi: sifat emosional peristiwa stresful berkurang di kali dengan mereduksinya menjadi dingin, logika intelektual.

Mekanisme pertahanan dapat efektif dalam jangka pendek dalam membantu kita merasa lebih baik, tetapi mereka menghambat solusi jangka panjang untuk menekankan jika mereka mendistorsi realitas untuk sebagian besar. Jika instruktur nya sebenarnya adil dan kompeten, ia akan menjadi kenyataan distorsi dengan menggunakan mekanisme pertahanan rasionalisasi. Sebuah perubahan sederhana dalam kebiasaan belajar atau strategi uji-bawa bisa membuat perbedaan besar dalam nilai-nilainya, tapi dia tidak akan pernah melihat perlunya perubahan jika dia mendistorsi realitas melalui rasionalisasi. Mekanisme pertahanan lainnya dapat berbahaya mirip, cara realitas distorsi.


3.      Changing Health - Related Behaviour Pattern
Tujuan utama dari Health Psychology adalah untuk mencegah masalah kesehatan dengan cara mengubah behavior yang berpotensi mengakibatkan risiko gangguan kesehatan melalui berbagai strategi antara lain belajar untuk relaks, menghindari merokok atau penyalahgunaan obat-obatan, dan berolahraga juga makan dengan teratur. (Winett, 1995; Schneiderman,2004).

3.1 Belajar untuk Relax
Relaksasi biasanya tidak mudah untuk dilakukan untuk kebanyakan orang. Progressive relaxation training mengajarkan individual untuk merelakskan otot-otot tubuh.
Dalam Progresive relaxing training, hal pertama yang diajarkan adalah menyadari  antara membedakan otot yang tegang dan relaks. Progresive Relaxation training telah diuji dapat secara efektif dalam men-treatment gejala insomnia (masalah tidur), tegang pda kepala, migraine, maag, kecemasan asma, dan tekanan darah tinggi (Lazarus,20;Smyth, Soefer, Hurewitz, & Stone,1999; Spiegler & Guevremont,1998).
Progressive Relaxation merupakan teknik relaksasi yang menggunakan induksi otot syaraf. Teknik ini ditemukan oleh Edmund Jacobson dan dijelaskna pada bukunya yang berjudul “Progressive Relaxation”. 
Design ini berasal dari teknik yang dipraktekan di rumah sakit pada pasien bertekanan darah tinggi. Dahulu nama teknik adalah neuromascular relaxation yang kemudian berubah menjadi Jacobsonian relaxation. Teknik ini dimualai dengan dengan sejumlah otot, kemudian ditambahkan saat pertama kali merasakan relax, lalau dilanjutkan hingga ke seluruh badan merasakan relax. Dimulai dengan sejumlah otot misalkan kaki kemudian bergerak ke proximalic muscle group seperti kepala dan tengkorak. Seperti soutogentik training, teknik ini mnggunakan badan untuk me-relax-an pikiran. Progressive Relaxation harus dipraktikan secara teratur.
·         Keuntungan Progressive Relaxation
a.       Efek Fisik
Menjelaskan bahwa teknik ini mampu mempengaruhi fisik karena menggunakan otot yang memepengaruhi  kadiovaskular sistem. Penelitin membuktikan teknik ini mampu menghilangkan sakit kepala, migrain, an efek lainnya.

b.   Efek Psikologis
Tekinik ini mampu  mengurangi efek buruk dari holism, drug abuse, bahkan batting slumps jika dipraktikan secara teratur. Juga mampu mengurangi stress dan mamapu memeperbaiaki performa individu.

·         Bagaimana Melakukan Teknik Progressive Relaxation
1.      Mengindentifikasi ketegangan
Pertama-tama kenali tegangan anda. Anda mungkin sakit di punggung, bahu atau kepala. Anda harus merasa bahwa secara umum badan anda tidak lelah dan kaku. Anda mungkin akan susah duduk dengan nyaman atau mungkin tangan anda bergetar.Semakin berpengalaman maka anda akan mudah mencapai relax, jika berlatih secara teratur.
2.      Prasayarat
Saat belajar teknik ini, carilah tempat yang relatif tenang dam lingkungan yang bebas dari distraksi/gangguan. Telepon harus dimatikan, lampu disesuaikan, pastikan tidak ada yang mengganggu anda termasuk hewan peliharaan.
3.      Posisi badan
Merebahlah di lantai. Pastikan badan anda sesuai lantai, Anda dapat metelatkkan tangan disamping, dan kaki biarkan berotasi, leher anda bisa ditopang dnegan bantal. Buatlah posisi tubuh senyaman mungkin. Berlatihlah secara rutin.

4.      Latihan
Ada beberapa perbedaan variasi relaksasi otot seirring berkembangnya manajemen stress. Sebagai contoh Forman dan Myers menyarankan kontrkasi sejumlah otot dengan mendorong objek secara berlawanan dari gerakan objek.
Smith di sisi lain merekomandasikan 11 isometrik squeeze exercises yaitu tangan squeeze , tekanan pada jari, dan tekanan pada sisi jari, tekanan  punggung, bahu dan leher, muka, leher depan, perut, dagu, kaki, dan tungkai kaki. Latihan harus dilakuakan secara teratur.

·         Latihan Pendek Lain
Ada banyak cara yang bisa anda lakukan untuk menjalankan teknik relaksasi. Anda juga bisa memodifikasi, membuatnya menjadi semakin simpel dan membuat cara cepatnya. Sebagai contoh anada bisa duduk di atas kursi, anda bisa mekan punggung dan bahu anda unutk mencapai relax, fokuslah dan rasakan kenyamanannya.

3.2 Makan dengan benar,  Olahraga, dan Mengikuti anjuran dokter

Health Psychologist berperan penting dalam mendorong pola-pola perilaku yang dapat memicu kesehatan (Kaplan,2000; Scheneiderman, 2004; Taylor 1999). Tidak mudah untuk mengubah pola makan dan olahraga yang kurang baik, kebiasaan buruk itu sangat sulit untuk diubah. Oleh karena itu, Psikolog sering terlibat dalam mendesain mengimplementasi program untuk mengubah dan mempertahankan perubahan dalam hal makan dan berolahraga.

·          Kebiasaan Makan

Secara jelas dapat diyakini bahwa “diet” memiliki peran penting bagi kesehatan kita. Memakan secara berlebihan daging merah, telur, dan produk yang berkadar lemak tinggi, sebagai contoh, dapat memicu kolestrol yang tinggi dan berkontribusi dalam peningkatan resiko serangan jantung dan stroke. Sebaliknya mengurangi kolestrol dengan cara melalui diet dan pengobatan telah ditunjukkan oleh berbagai penelitian dapat mengurangi kemunkinan penyakit serangan jantung. Serupa dengan, mengurangi asupan garam yang juga memiliki efek yang baik bagi tekanan darah tinggi dan jantung.
Tapi kebayakan diet yang kita lakukan adalah tidak menyehatkan diakibatkan ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan, kebanyakan dari kita tidak sadar  akan kepentingan untuk diet secara sehat. Ahli psikologi sekarang ini banya terlibat dalam pencarian metode efektif untuk mengubah diet yang tidak sehat dengan alasan yang sama. Kita semua tahu pentingnya diet terhadap kesehatan, namun tetap saja, faktanya psikolog tetap menemukan meyakinkan orang untuk mengubah diet mereka tidaklah mudah. Seperti yang terlihat, penelitian di Minnesota yang berhasil dengan program penurunan berat badan yang diadakan di daerah industrial, hanya 21 persen yang tetap bertahan dengan berat yang telah berkurang satu tahun kemudian. Selebihnya kembali mengalami peningkatan berat badan. Tambahan, sebuah penelitian dari 1000 pasien yang mengidap tekanan darah tinggi yang diajarkan tentang pentingnya membatasi asupan garam pada makanan, ditemukan hanya 20 persen pasien yang tetap mengikuti anjuran tersebut 3 ½ tahun kemudian.
Namun, kesuksesan terlihat dalam program yang di adakan pada penduduk di tiga comunitas di California yang didukung dengan adanya iklan yang menyerukan diet rendah lemak melalui iklan di televisi, radio, koran, bus, billboard dan media lainnya. Dan salah satu sekolah di Los Angeles yang menerapkan suatu program dimana anak diajarkan pentingnya untuk diet rendah lemak demi mengurangi risiko mendapat masasalah kesehatan yang kronis menghasilkan perubahan signifikan pada pola makan anak. Disini dapat diambil kesimpulan, sangatlah sulit untuk mengubah kebiasaan makan yang buruk, namun bukan berarti itu adalah hal yang tidak mungkin.  

·         Aerobic Exercise Reguler

Aerobik didefinisikan sebagai "sebuah metode latihan fisik untuk menghasilkan perubahan yang bermanfaat dalam sistem pernapasan dan peredaran darah dari aktivitas yang memerlukan sedikit peningkatan asupan oksigen dan dapat dipertahankan."  Karena saat ini banyak penyakit baru (hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular lainnya) yang dibawa oleh manusia modern dengan gaya hidup yang umumnya tidak aktif pada fsik merreka, untuk itu para ahli sangat menyarankan aerobik untuk semua orang. Dengan latihan aerobik sedang, minimal 30 menit latihan berkelanjutan yang meningkatkan denyut jantung 70 hingga 85 persen dari kapasitas maksimal setidaknya tiga kali setiap minggu.
Definisi umum aerobik adalah kegiatan sederhana yang terdiri dari gerakan berulang dari sebagian besar otot-otot lengan dan kaki untuk jangka waktu tertentu dengan intensitas yang rendah. Kegiatan ini dapat meningkatkan pernapasan dan detak jantung. Kebanyakan kegiatan low-impact yang Anda lakukan setiap hari juga jatuh dalam kategori ini. Ini meliputi kegiatan rutin seperti berjalan, jogging, berenang, dan bersepeda.
Bagi mereka yang masih baru dalam program latihan, atau mungkin yang memiliki riwayat penyakit tertentu, rutinitas olahraga ringan adalah yang paling dianjurkan pada hari pertama dalam seminggu.


Manfaatnya
Para ahli menyarankan bahwa latihan aerobik harus dilakukan pada intensitas sedang. Tingkat aktivitas yang aman bagi hampir semua orang, dan masih menyediakan manfaat kesehatan yang diinginkan.
Penelitian terbaru membawa kabar baik tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku aerobik masih bisa menikmati manfaat kardiovaskular bahkan jika berolahraga secara rutin (biasanya 30 menit) ini dapat dibagi menjadi tiga atau empat segmen masing-masing 8-10 menit, selama latihannya dari intensitas yang sama.
Seperti yang telah terbukti bertahun-tahun, orang-orang yang terlibat dalam kegiatan aerobik reguler dikenal bisa mendapatkan keuntungan dengan cara mengurangi jumlah kolesterol dalam darah, menurunkan tekanan darah, tubuh menadi kencang karena pengurangan lemak dan penurunan berat badan.
Aerobik telah dikenal dapat mengembangkan otot dan daya tahan tubuh secara keseluruhan, memperbaiki suasana hati, dan risiko penyakit medis tertentu seperti penyakit jantung, kolestrol dan lainnya.
Namun yang menjadi masalah ialah, kebanyakan dari kita mengetahui manfaat olahraga tapi masih tidak berolahraga. Masalah sebenarnya adalah kepatuhan. kebanyakan dari kita yang mulai berolahraga, rata-rata hanya setengah yang memulai program rutin olahraga dan masih bertahan hanya enam bulan kemudian. Psikolog masih aktif bekerja pada masalah ini, tapi sejauh ini, tampak bahwa dukungan sosial dari teman yang berolahraga memberi sejenis reinforcement dalam diri individu. Pemilihan cara latihan  juga berpengaruh terhadap intensitas rajinnya kita akan berolahraga. Oleh karena itu kita semua perlu mencari alasan dan cara masing-masing untuk tetap latihan berolahraga.

·         Medical Compliance (Kepatuhan terhadap pengobatan)

Psikolog juga menyadari diri mereka dipanggil oleh dokter untuk membantu memecahkan masalah yang secara mengejutkan sulit dan luas dalam penyediaan layanan kesehatan. Pasien dengan masalah kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, sering tidak minum obat resep mereka.Hal ini sangat sayang, karena penggunaan yang tepat dan teratur dari obat-obatan dapat sangat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung yang terkait dengan darah tinggi dan mengurangi risiko kebutaan, amputasi anggota badan, dan komplikasi lain dari diabetes.
Alasan untuk tidak mengikuti pengobatan yang sesuia dengan yang dianjurkan antara lain termasuk tidak memahami instruksi dokter, khawatir tentang biaya, tidak ingin merasakan efek samping beberapa obat dan ada yang hanya menolak karna merasa dirinya tidak memerlukan pengobatan. Oleh karena itu ,beberapa psikolog kesehatan, mencurahkan sejumlah substansial dari waktu mereka untuk melaksanakan program-program untuk membantu pasien mematuhi dengan efektif dengan apa anjuran dari dokter mereka.
3.3  Human Diversity : Psychology and Woman’s Health
  • Health Concerns of Women (Masalah Kesehatan Wanita)
“Wanita memiliki masalah kesehatan yang berbeda dari pria, namun profesi pada bidang medis masih didominasi oleh pria yang tidak terlalu dilatih untuk mengerti kebutuhan wanita.” (Lahey)
Banyak masalah kesehatan unik untuk wanita. Kanker payudara, ovarium, dan kanker leher rahim, histerektomi (operasi pengangkatan rahim), dan disfungsi menstruasi menjadi perhatian hanya pada wanita.Ditambah dengan osteoporosis, gangguan makan, lupus dan rheumatoid arthritis jauh lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di samping itu, dua pertiga dari semua operasi di AS dilakukan pada wanita, terutama karena tingginya tingkat kelahiran sesar dan histerektomi.
Wanita cenderung kurang untuk memiliki asuransi kesehatan daripada pria, dan ketika mereka diasuransikan, kebijakan untuk mereka sering tidak mencakup prosedur pencegahan penting seperti pap smear untuk deteksi dini kanker serviks. Wanita juga memiliki masalah kesehatan yang unik karena hormon esterogen mereka. Esterogen yang terkandung dalam pil KB dan yang kadang-kadang diresepkan untuk wanita yang telah mencapai menopause untuk menggantikan pasokan alam yang telah berkurang. Sayangnya, esterogen dapat meningkatkan risiko untuk beberapa jenis kanker.


  • Changes in High-Risks Behaviour (Merubah Perilaku yang Beresiko)
Alasan kedua memfokus pada kesehatan wanita sangat diperlukan adalah bahwa wanita berperilaku lebih seperti laki-laki dalam hal perilaku kesehatan yang berisiko tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Semakin lama perilaku wanita dalam hal yang  berisiko yang sangat bermungkinan menimbulkan penyakit (seperti merokok, penggunaan narkoba, dan alkohol yang berlebihan) meningkat seiring kemajuan jaman. Sebagai hasilnya, angka kematian untuk pria dan wanita meningkat hampir sama. Khususnya karena tingginya peningkatan rokok- behubungan dengan kanker paru-paru. Lebih dari 30 tahun, kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru meningkat sebanyak 85 persen pada pria dan 400 persen pada wanita.

·         Difference Equation between Health Behaviors and Illness

Wanita dan pria memiliki kecendrungan hasil atau resiko yang berbeda dari hasil perilaku health behaviors and illness. Wanita perlu lebih berhati-hati daripada pria  dengan perilaku yang menimbulkan risiko kesehatan, seperti merokok, obesitas alkohol dan lemak tinggi, yang khusus berbahaya bagi wanita yang minum pil KB. Dapat juga dilihat dari contoh kasus AIDS, wanita cendrung berpotensi mendapat virus HIV.
Hanya 2 persen pria dengan AIDS tertular HIV melalui hubungan heteroseksual, 31 persen wanita dengan AIDS tertular HIV dengan cara yang sama. Ketiga tampak di mana hasil perilaku kesehatan berbeda bagi perempuan yang bekerja menyangkut efek kerja. Dimana wanita yang bekerja lebih secara umum sehat dibanding yang tidak, namun wanita yang bekerja kalangan rendah, bayaran rendah, dan memiliki banyak tekanan beresiko lebih memiliki kesehatan yang lebih buruk. Menariknya wanita yang puas dengan pekerjaan, memiliki rumahtangga harmonis dan mempunyai anak secara keseluruhan memiliki kesehatan yang amat baik. Hal ini juga termasuk bagaimana wanita tersebut dapat meng-handle semua perannya tersebut.
  • Other Sociocultural Factors in Women’s Health 
Gender tidak hanya faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita. Untuk mengerti  perilaku sehat wanita, kita juga haru mengerti mulai dari etnis, orientasi seksual, dan aspek sociocultural lainnya. Contohnya, wanita afrika-america cendrung berpeluang rendah mengidap kanker payudara dari pada wanita kulit putih non-hispanic, namun ketika wanita afrika-amerika terkena kanker payudara ini, kecendrungan untuk bertahan sangatlah rendah. Psikolog Beth Meyerowitz percaya hal ini dikarenakan wanita afrika-amerika cendrung memiliki pendapatan yang rendah dan akses untuk mengerti tentang penyakit sangatlah sedikit.
Orientasi seksual juga memainkan peran penting di kesehatan wanita. Meskipun perempuan lesbian sangat kurang risiko tertular AIDS, namun mereka lebih cenderung memiliki kanker payudara. Wanita yang memiliki anak akan menurunkan risiko kanker payudara. Tambahannya, wanita yang orientasi seksnya lesbian akan lebih jarang  mendapat gynecological examinations dan membuat jarang ada yang terdeteksi kanker serviks saat masih stadium rendah yang masih mudah untuk disembuhkan.
3.4  Safety Management
Penyakit bukanlah satu-satunya yang perlu kita cemaskan. Kecelakaan jug amerupakan penyebab sebagian besar terjadinya kecacatan dan kematian. Faktanya kecelakaan merupakan kasus utama yang menyebabkan kematian pada anaka-anak, remaja, dan dewasa muda. Lebih dari 20 tahun, psikolog telah meneliti berbagai metode untuk mengurangi angka resiko  cedera dan kematian akibat kecelakaan, khususnya di tempat kerja dan di kendaraan.
Sejak tahun 2001, taxi di Chicago diwajibkan untuk menempelkan tanda pemakaian seatbelt pada jok belakang. Memakai seatbelt sangat dapat mengurangi resiko kematian pada saat kecelakaan., namun tetap saja banyak orang yang mengacuhkan hal ini. Lalu apakah tanda pengingat seatbelt ampuh meningkatkan kemauan pemakaian seatbelt demi keamanan? Bruce Thyer dan E. Scott Geller (1987) membuktikan adanya pengaruh dari tanda tersebut. Ketika pengujian pemakaian seatbelt pada kursi penumpang depan saat sang supir menempelkan tanda ”wajib memakai sabuk pengaman”, presentase penumpang yang memakai seatbelt bekisar 30-70 persen, namun ketika tanda tersebut dilepas sekitar du minggu, presentase penumpang memakai seatbelt menurun drastis, namu naik kembali menjadi 70 persen ketika tanda tersebut di tempelkan lagi. Ini membuktikan, sesuatu yang simpel seperti tanda pengingat keselamatan memiliki impact yang kuat dalam kesadaran akan keselamatan.
Keselamatan juga penting dalam tempat kerja. Banyak penelitian telah mencari cara-cara sederhana namun efektif untuk mengurangi cedera dan kematian di tempat kerja. Namun perilaku ceroboh pada pekerjaan umum terjadi di banyak tempat kerja yang berbahaya. Khususnya, kegagalan untuk menggunakan alat pelindung yang diperlukan menyebabkan sekitar 40 pecent kecelakaan kerja. Supervisor kadang berkontribusi dalam praktek kerja yang tidak aman, alasannya dikarenakan adanya pemikiran bekerja dengan aman dan perlengkapan yang diperlukan mengakibatkan kecepatan dalam proses kerja yang lebih lambat, sehingga sulit untuk memenuhi permintaan produksi. Namun dilihat dari sisi lain biaya tanggungan besar kecelakaan kerja umumnya lebih patut dihindari, hal ini harusnya mendorong untuk membiarkan pekerja bekerja lebih aman daripada lebih cepat (karena kematian pekerja cidera akan berdampak lebih merugikan untuk industri dalam banyak hal). Apalagi, bukan tidak mungkin untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pada saat yang bersamaan.

  1. How Benefical Could Health Psikologi Be?
Health Psikologi memiliki impact yang besar bagi kesehatan kita. Contohnya saja dapat dilihat dari data yang mengungkapkan bahwa mayoritas kematian di AS behubungan dengan tingkat stres gaya hidup.
Health psikologi adalah aspek-aspek ilmu psikologi yang bermanfaat ketika digunakan di dalam dunia kesehatan. Sebagai contoh, seorang dokter harus bisa mengendalikan psikis pasiennya dan bukan hanya sebagai orang yang dibayar dan harus memberi resep obat.
Ketika pasien mempunyai sakit parah, maka sebagai dokter yang baik, ia harus dapat membangkitkan semangat dan motivasi pasien untuk dapat sembuh dari penyakitnya. Lebih dari itu, dokter juga harus mengetahui bagaimana keadaan mental pasien berkaitan dengan kesehatannnya.
Health psikologi berperan besar bagi kesehatan, hal ini tidak bisa dipungkiri, contohnya saja seorang pasien sirosis (penyakit hati) diwajiban untuk menghindari stress, jika tidak akan berbahaya. Dokter diwajibkan untuk memberitahu kondisi ini agar sang pasien tidak terlalu fokus tentang penyakitnya namun konsentrasi pada kesehatan mental dan pikirannya. Tanpa adanyapengetahuan ilamu psikologi, seorang paramedis, baik dokter maupun perawat tidak akan mampu bekerja maksimal. Kesembuhan pasien tidaklah terlepas begitu saja dari kondisi psikologis pasien. Sangat sering ditemui pasien yang harapan hidupnya sudah minim dapat bertahan karena dukungan dan kemauannya untuk move on dalam menghadapi penyakitnya.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Stress merupakan perasaan cemas, tertekan dan tidak nyaman yang dialami seseorang dan umumnya disebabkan oleh peristiwa negatif, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian positif juga dapat menyebabkan stress. Tubuh juga memberikan respon terhadap stress, karena setiap apa yang mempengaruhi pikiran, juga mempengaruhi tubuh kita.
Selain itu, setiap orang juga memerlukan kontrol yang baik atas dirinya sendiri untuk menghadapi kejadian yang belum pernah dialaminya, kejadian yang tidak dapat diprediksi dan masa disaat dia mendapatkan support yang kurang. Hal ini sangat perlu mengingat ketahanan setiap orang terhadap stress berbeda-beda.
Stress harus di atasi dengan coping stress dan penanganan terhadap stress tidak boleh salah, juga penanganan terhadap stress harus efektif agar tidak memberikan dampak lain terhadapa kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Coping stress memang bukan merupakan obat yang sama seperti yang diberikan dokter akan tetapi, kesehatan psikologis akan dapat diraih dengan coping stress.
  1. Saran
Saran kelompok bagi pembaca adalah :
  • Pembaca sebaiknya memahami dengan baik mengenai stress and health karena sangatlah penting bagi kita untuk memahami mengenai stress and health
  • Apabila ada bahasa atau terjemahan yang kurang dimengerti sebaiknya pembaca mencari referensi lain guna menghindari kesalahan dalam memahami.
Sumber : General Psychology, McGraw Hill


Tidak ada komentar:

Posting Komentar