BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Semua orang pasti pernah mengalami stress. Siswa saat
sedang menghadapi Ujian, Mahasiswa saat menyusun skripsi, pekerja dengan
tumpukan pekerjaan, Ibu muda dalam menghadapi anaknya, kemacetan, kepadatan
lalulintas, kebisingan, polusi udara, beban kerja berlebih, bencana alam dan
ditinggal orang yang disayangi, merupakan sedikit dari berbagai alasan individu
mengalami stress.
Stress
yang dialami pun beragam ada yang ringan dan ada yang berat. Stress biasanya
datang dari berbagai peristiwa negative, namun stress juga merupakan bagian
dari berbagai peristiwa positif. Tetapi stress secara umum merupakan stress
yang dialami merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Perlu ditekankan
bahwa factor psikologis akan mempengaruhi biologis seseorang. Apa yang
mempengaruhi pikiran juga akan mempengaruhi tubuh (McEwen, 1998 dalam
Lahey,2009)
Akan
tetapi reaksi setiap orang terhadap stress akan sangat berbeda. Ada orang yang
dalam menghadapi stress juga akan disertai masalah fisik serius. Ada juga yang
menghadapi stress seperti sama sekali tidak sedang mengalami apa-apa dan bahkan
mungkin merasa peristiwa itu sebagai sesuatu yang menantang dan menarik
(Atkinson dkk, 2010).
Menurut
Lazarus (1999a) yang dikutip oleh Plotnik, stress adalah perasaan cemas atau
terancam yang datang saat kita menginterprestasi atau menilai sebuah situasi
akan melebihi dari apa yang mampu kita hadapai secara psikologis. Sedang
Menurut Lahey dalam bukunya, Stress adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang
menegangkan atau melebihi kemampuan individu untuk dihadapi/diatasi.
Perlu
diingat bahwa salah satu tujuan dari psikologi adalah untuk mempengaruhi fungsi
psikologis dengan cara yang lebih menguntungkan. Salah satunya adalah untuk
mencapai kesehatan psikologis.
Kesehatan psikologis atau health
psychology adalah bagian dari psikologi yang digunakan untuk
menciptakan/menganjurkan/mendorong gaya hidup yang sehat dan untuk meminimalkan
pengaruh buruk dari stress.
2.
Rumusan Masalah
1)
Apa
– apa sajakah yang menjadi sumber stress?
2)
Bagaimana
reaksi terhadap stress dan apa saja faktor yang mempengaruhinya?
3)
Bagaimana
stress mempengaruhi kesehatan dan bagaimana kebiasaan yang mempengaruhinya?
3.
Tujuan dan Manfaat
3.1
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1)
Untuk
menjelaskan apa saja yang menjadi sumber stress.
2)
Untuk
menjelaskan bagaimana reaksi terhadap stress dan faktor yang mempengaruhinya.
3)
Untuk
menjelaskan bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan dan apa saja
kebiasaan yang mempengaruhinya.
3.2
Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1)
Mengetahui
apa saja yang menjadi sumber stress
2)
Mengetahui
bagaimana reaksi terhadap stress dan faktor yang mempengaruhinya
3)
Mengetahui
bagaimana stress dapat mempengaruhi kesehatan dan apa saja kebiasaan yang
mempengaruhinya
BAB
II
PEMBAHASAN
- STRESS :
CHALLENGES TO COPING
1.1.
Sumber Stress
Secara
umum, ada 5 sumber stress :
A.
Live
Events (Peristiwa hidup)
Sumber stress yang paling nyata secara umum adalah
peristiwa hidup karena memerlukan penyesuaian dan penyelesaian. Menariknya, secara
umum peristiwa yang terjadi dalam hidup sering kali peristiwa stressful baik
itu karena life events positif maupun negative. Perlu diketahui bahwa life events positif seperti pernikahan
dan promosi kerja, dan kelahiran anak dapat menyebabkan stress, hal ini karena
kita memerlukan penyesuaian terhadap tekanan yang dihasilkannya.
Berdasarkan penelitian life events negatif yang paling menyebabkan stress adalah sebagai
berikut :
a.
Kriminalitas, Serangan Seksual, dan
Kekerasan
Korban kekerasan, serangan seksual dan kriminalitas
menurut penelitian, mengalami stress yang berat. Korban kekerasan,
kriminalitas, dan serangan seksual sering kali mengalami kecemasan dan berilusi
bahwa mereka diserang lagi.
Lebih dari 40 persen wanita yang diteliti (pernah
mengalami serangan seksual) mengalami Post Traumatic Stress symptoms hingga
setahun setelah kejadian penyerangan. Selain itu, dalam penelitian Burnam
(1988) korban penyerangan dua kali lebih sering dibandingkan orang yang tidak
diserang untuk mengalami gangguan depresif, gangguan kecemasan atau gangguan
penyalah gunaan zat pasca penyerangan.
Berkaitan dengan mitos, budaya, wanita dan pemerkosaan.
Biasanya korban akan menyembunyikan pengalamannya karena takut dicemooh akibat
telah membiarkan dirinya diserang.
b.
Kehilangan anggota Keluarga
Rata-rata
orang yang kehilangan anggota keluarga yang dicintainya merasa lebih depresif
dibandingkan mereka yang tidak/belum kehilangan satupun anggota keluarganya.
Biasanya hingga 5 tahun setelah kehilangan. Dan masalah yang paling kompleks
dan berat biasanya terjadi pada janda/duda pada tahun pertama setelah kematian
pasangan mereka.
c.
Bencana Alam
Bencana alam dapat menjadi sumber stress yang paling
berat. Umumnya sindroma bencana merupakan respon yang paling sering muncul.
Korban akan menatap kosong dan terdisorientasi pada awalnya. Dengan berlalunya
waktu, mereka menjadi lebih responsive tetapi belum mampu untuk memulai tugas
yang sederhana. Dan terakhir mereka akan mengalami kecemasan dan sulit dalam
berkonsentrasi.
d.
Terorisme
Terorisme
dapat menyebabkan stress. berbagai studi menunjukkan bahwa pasca peristiwa
terorisme korban akan mengalami kecemasan, depresi, masalah tidur dan intrusive flashback. Terutama bagi
mereka yang dekat dengan serangan dan yang kehilangan orang-orang yang
dicintaainya.
e.
Perkelahian setiap hari
Tidak
mengejutkan bahwa peristiwa negative dapat menyebabkan stress berat, tetapi
perkelahian kecil setiap hari juga menjadi sumber penting dari stress.
Misalnya, kehilangan kaca mata, teman datang terlambat ke acara makan malam dan
berbagai masalah lainnya yang mengganggu tubuh dan pikiran.
Hubungan antara stressful live events dan sakit fisik menjadi subjek penelitian.
United States Navy Physicians, Thomas Holmes dan Richard Rahe mengembangkan
sebuah skala untuk mengukur jumlah stress dalam perubahan hidup. Tabel tersebut
menunjukkan skala stress yang dihasilkan oleh suatu peristiwa dan jumlah
tekanan yang dihasilkan. Tabelnya adalah sebagai berikut :
Peristiwa
kehidupan
|
Nilai
|
Peristiwa
Kehidupan
|
Nilai
|
Kematian Suami/istri
|
100
|
Perceraian
|
73
|
Hidup terpisah dalam perkawinan
|
65
|
Hukuman penjara
|
63
|
Kematian anggota keluarga dekat
|
63
|
Luka/sakit (diri
sendiri)
|
53
|
Perkawinan
|
50
|
Dipecat dari
pekerjaan
|
47
|
Rukun kembali antara suami-istri
|
45
|
Pensiun
|
45
|
Perubahan kesehatan anggota keluarga
|
44
|
Kehamilan
|
40
|
Masalah seksual
|
39
|
Mendapat anggota
keluarga baru
|
39
|
Penyesuaian kembali dalam bisnis
|
39
|
Perubahan situas
keuangan
|
38
|
Kematian teman dekat
|
37
|
Perubahan bidang
pekerjaan
|
36
|
Penyitaan barang digadaikan
|
30
|
Perubahan tanggjung
jawab pada pekerjaan
|
29
|
Masalah dengan keluarga suami/istri
|
29
|
Putra/Putri kabur dari rumah
|
29
|
Masalah hokum
|
29
|
Prestasi hebat
seseorang
|
28
|
Istri mulai/berhenti bekerja
|
26
|
Mulai/mengakhiri
sekolah
|
26
|
Perubahan kondisi kehidupan
|
25
|
Mengubah kebiasaan
pribadi
|
24
|
Masalah dengan bos
|
23
|
Pindah rumah
|
20
|
Pindah sekolah
|
20
|
Pindah rekreasi
|
19
|
Perubahan kegiatan keagamaan
|
19
|
Perubahan kegiatan
sosial
|
18
|
Perubahan kebiasaan tidur
|
16
|
Perubahan kebiasaan
makan
|
15
|
Liburan
|
13
|
Natal
|
12
|
Pelanggaran hukum ringan
|
11
|
|
|
(dikutip dari Lahey, Tabel 13.1 halaman 499)
B.
Frustration
(Frustasi)
Frustasi adalah dampak dari tidak terpuaskannya
suatu motif yang kita inginkan. Misalnya
seperti anak yang gagal memperoleh mainan yang diinginkannya, di keluarkan dari
sekolah, atau tidak lulus dari kelas yang dibutuhkan untuk lulus. Ketika
frustasi menjadi serius, seperti pada kasus pekerja yang tidak memperoleh
penghargaan dan berharap promosi jabatan; atau ketika kontraknya diperpanjang,
atau seperti individu yang miskin/melarat, dan tidak memperoleh makanan yang
pantas dan penanganan kesehatan, semua itu dapat menjadi sumber utama stess.
C.
Conflict
(Konflik)
Konsep konflik
sebenarnya berhubungan dengan frustasi. Konflik terjadi ketika dua atau lebih
motif tidak dapat terpuaskan dikarenakan oleh gangguan dari orang lain. Para
psikolog menggunakan istilah approach dan
avoidance dalam mendiskusikan
konflik.
a. Approach-approach
conflict.
Pada
approach-approach conflict individu
harus memilih antara dua tujuan positif yang kurang lebih mendapatkan hasil
yang sama. Misalnya, setelah anda lulus
kuliah, lalu ada 2 tawaran pekerjaan dengan beban kerja dan gaji yang sama.
Mungkin anda merasa sangat senang, namun juga menjadi sangat dilematis saat
anda harus memilih pekerjaan mana yang harus anda terima. Contoh tersebut
terkesan tidak memiliki sumber stress, karena kelihatan sangat positif, walau
sebenarnya anda berada pada konflik yang sangat serius.
b.
Avoidance-avoidance conflict
Ini merupakan tipe konflik yang melibatkan sumber stress
yang lebih nyata. Pada avoidance-avoidance
conflict, individu harus memilih antara dua atau lebih hasil yang negative
atau tidak disukai. Misalnya, orang yang sakit gigi harus memilih antara
kesakitan atau mengantisipasi dengan pergi ke dokter gigi dan menjalani semua
proses yang sebenarnya ia takuti.
c.
Approach-avoidance conflict
Approach-avoidance conflict
terjadi manakala seseorang memperoleh suatu hasil positif dan hasil negatif
sekaligus. Misalnya seorang anak yang berasal dari Medan, memiliki pacar yang
tinggal di Medan juga. Anak tersebut ingin kuliah di Universitas Gajah Mada,
sedangkan pacarnya ingin kuliah di Universitas Sumatera Utara. Hal ini bisa
menjadi penyebab stress karena ia harus memilih antara pacar dan kuliah.
d. Multiple
approach –avoidance conflict
Terkadang
konflik yang kita hadapi merupakan kombinasi yang complex dari approach-avoidance conflict. Multiple approach – avoidance conflict
mengharuskan individu untuk memilih antara alternative yang berisi konsekuensi
positif maupun negative.
Misalnya,
bayangkan anda sedang menginginkan bekerja perusahaan sesuai latarbelakang
pendidikan anda dan bergaji besar. Dan ternyata anda diterima untuk berkerja di
2 perusahaan. Salah satu perusahaannya
merupakan perusahaan besar yang banyak meraih penghargaaan dan menjamin
kesejahteraan pekerjanya dan ternyata pasangan anda juga berkerja pada
perusahaan tersebut, anda sangat berminat. Namun ternyata di perusahaan tersebut mengharuskan anda
menggunakan seragam kerja yang tidak anda sukai dan disana juga ada dosen anda
yang kurang anda sukai yang akan menjadi atasan anda. Sedangkan perusahaan yang
satunya lagi bergaji sedikit lebih kecil dan bukan perusahaan sebesar
perusahaan yang pertama (anda kurang berminat). Maka anda harus memilih dimana
anda harus bekerja. Masalah ini cukup komples sehingga dapat menjadi sumber
stress.
D.
Pressure
(Tekanan)
Tekanan merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan gangguan yang menyebabkan kejadian negative. Misalnya, sebuah pernikahan dapat menjadi
sumber tekanan, mana kala ada pasangan yang bersikap tidak menyenangkan kepada
pasangannya, bagaimana pun cara ia menghindari pasangannya tetap saja itu
menjadi penyebab stress.
E.
Environmental
Conditions (Kondisi Lingkungan)
Polusi udara,
polusi suara, kepadatan lalu lintas dan temperature dapat menjadi sumber
stress. Misalnya anda sedang memiliki banyak tugas, sehu udara tinggi, listrik
mati dan suasana sangat bising. Hal ini tentu akan
membuat anda stress.
1.2 General Aspects
of Stress Reactions
Ketika kita sedang
stress, kita merasakannya dan bereaksi terhadap stress tersebut. 2
hal yang terpenting dari mempelajari stress adalah :
i.
Reaksi terhadap stress adalah
keseluruhan. Stress selalu menghasilkan reaksi psikologis dan fisiologis, tidak
salah satu tetapi keduanya.
ii.
Reaksi fisik dan psikologis terhadap
stress memiliki kemiripan, apakah itu merupakan stress fisik ataupun
psikologis. Walaupun sumber stress menimbulkan coping reactions, reaksi umum terhadap semua jenis stress juga
terjadi, berdasarkan hubungan pada hipotalamus, sistem simpatetik dari sistem
saraf otonom dan kelenjar adrenal.
1.3 Reaksi Psikologis terhadap Stress
Stress berperan dalam merubah berbagai aspek pada
psikologis dan prosesnya, misalnya merubah emosi, motivasi dan kognitif. Ketika
stress, kita merasakan kombinasi dari emosi dari kecemasan, depresi, marah dan
sensitive (Cano & O’Leary, 2000 dalam Lahey,2009). Kita merasakan perubahan
nafsu makan dan ketertarikan terhadap sex. Perubahan kognitif juga terjadi,
misalnya seperti sulit berkonsentrasi, kehilangan kemampuan untuk berpikir
jernih, dan merasa ingin kembali kepada sumber stress.
1.4
Respon Fisiologis terhadap Stress
Apapun jenis stressor yang dialami,
tubuh secara otomatis mempersiapkan diri untuk keadaan tersebut. Respon ini
dinamakan fight –flight response. Stimulus fisik dan psikologid dapat
memicu fight-flight response ini,
misalnya saat diharuskan berbicara dihadapan public, berhadapan langsung dengan
king cobra yang sangat ditakuti dan
berbagai kejadian stress lainnya. Adapun respon fisiologis terhadap stress yang
terjadi adalah :
Kejadian penyebab stress akan mengaktivasi amigdala yang berfungsi sebagai threat detector, lalu amigdala akan
mengaktivasi hipotalamus.
Hipotalamus ini dengan cepat akan memicu reaksi tubuh dari dua bagian secara
bersamaan, yaitu kelenjar pituitary yang akan memicu pembentukan dari
hormone ACTH yang akan merangsang pada adrenal
korteks untuk meningkatkan energy dan sympathetic division dari sistem
saraf otonom yang secara otomatis akan meningkatkan physiological arousal. Sehingga respiration
atau pernafasan akan terasa sesak karena kita akan bernafas lebih cepat dan
pendek, sebab ada peningkatan aliran oksigen ketubuh. Heart Rate atau detak jantung akan meningkat sehingga aliran darah
ke otot dan organ-organ vital seperti ginjal dan paru-paru. Pada kasus yang
lebih ekstrim, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung. Liver atau hati akan melepaskan glucagon guna meningkatkan energy,
sehingga pasca stress kita akan merasa lelah karena persediaan gula darah rendah.
Pupils akan berdilatasi atau membesar, sehingga mata akan mudah menangkap
cahaya. Hair atau rambut akan
menegang seperti saat kedingingan. Aldrenal
Glands atau kelenjar adrenal akan meningkatkan pengeluaran kortisol untuk
pemecahan glucagon. Muscle Tension akan meningkat pada saat stress experience, sehingga akan memungkinkan untuk bergerak lebih
cepat pada saat sedang dibutuhkan.
1.5 Reaksi Fisik terhadap Stress
dan Kesehatan
Istilah
yang digunakan para psikolog dalam menjelaskan topik reaksi fisik terhadap
stress dan kesehatan adalah biopsychosocial model of health . Biopsychosocial model of health adalah
teori yang menjelaskan bahwa kesehatan fisik dipengaruhi oleh factor biologis,
tetapi juga psikologis dan sosial. Untuk lebih memahami teori biopsikososial,
terlebih dahulu kita harus memahami aspek umum dari pada respon tubuh terhadap
stress.
1.5.1 PSYCHOSOMATIC SYMTOMS (Gangguan Psikosomatis)
PSYCHOSOMATIC
SYMTOMS (Gangguan Psikosomatis) adalah gangguan fisik dimana
emosi diduga memiliki peranan penting. Istilah “psikosomatik” berasal dari
bahasa latin psyche (pikiran) dan soma (tubuh). Miskonsepsi umum adalah
bahwa individu dengan gangguan psikosomatis tidak benar-benar sakit dan tidak
membutuhkan bantuan medis.
1.5.2 The General Adaptation Syndrome
The
General Adaptation Syndrome adalah perubahan yang dilakukan
tubuh untuk menghentikan gangguan, The General Adaptation Syndrome ditandai
oleh 3 tahap sebagai berikut :
a. Alarm reaction
Alarm reaction berkaitan/sama dengan reaksi fisiologis. Pada
saat stress meningkat atau terus menerus, tubuh meningkatkan kesadaran akan
rasa dari ketegangan otot, sakit perut, sakit kepala, dan rasa sakit lainnya
(Maier & Watkins, 2000 dalam Lahey 2009). Pada tahap awal dari general
adaptation syndrome, sulit untuk membedakan antara feeling associated dengan keadaan psikologis yang stress. karena
setiap pemicu alarm reaction memproduksi respon penting yang sama dari tubuh,
perbedaannya relatif tipis.
b.
Resistance
stage (Tahap Perlawanan)
Pada
tahap 2 GAS, tubuh menghasilkan banyak perubahan dan perlawanan terhadap stress
tinggi (Segerstrom & Miller dalam Lahey,2009). Perlawanan ini sulit untuk
dihasilkan. Tetapi jika baru mengalami stress, tubuh lebih mungkin untuk
melakukannya. Dan jika stress berlanjut individu akan cepak kehilangan
ketahanan/perlawanan dan masuk ke tahap ketiga dari GAS.
c. Exhaustion stage (Tahap
Kelelahan)
Jika stress
berlanjut, tubuh akan lelah dan perlawanan terhadap stress akan melemah (Ray
dalam Lahey 2009). Pada kasus yang berkelanjutan untuk severe physical stress, kematian mungkin terjadi pada tahap ini.
Stress psikologis jarang menyebabkan kematian, akan tetapi akan sangat
mengganggu fungsi tubuh.
1.6 Stress, The
GAS dan Sistem Imun
Berbagai studi menunjukkan bahwa stress menurunkan keefektifan
kerja sistem imun. Sistem kekebalan tubuh itu bagaikan pasukan yang menjaga
tubuh dari unsur luar yang disebut dengan antigen. Tugas sistem imun ini adalah
mendeteksi adanya antigen. Selain itu juga menetralisir dan menyingkirkan
antigen dari tubuh.
Sel-sel yang mengerjakan tugas ini diproduksi di dalam
lymphocytes. Ketika bakteri menyerang tubuh, maka B-lymphocytes akan melindungi dan menetralisasi
racunnya. Ketika virus, sel kanker, jamur, parasit muncul di dalam tubuh, maka T-lymphocytes yang akan menyerang para perusuh itu
secara langsung.
Seberapa baik sistem kekebalan tubuh itu bekerja,
disebut immuno-competence, yang dapat
diukur dari aktif atau tidaknya lymphocytes dan kemampuan antibodi menghadapi
racun-racun dalam pemeriksaan di laboratorium. Banyak bukti telah ditemukan
mengenai kuatnya kaitan antara stres dan menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh.
Stres ternyata dapat menurunkan kemampuan sistem imun, sehingga tidak dapat
berfungsi secara baik.
Peneliti juga menemukan bahwa, peningkatan sistem imun
yang signifikan terjadi pada orang yang diarahkan untuk relax dan cope. Jadi, factor psikologis seperti
stress dapat membahayakan fungsi sistem imun, namun treatment psikologi seperti
manajemen stress dapat mengembalikan fungsi sistem imun tersebut.
1.7 Depresi dan Kesehatan
Bebagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa
orang yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami depresi memiliki sistem imun
yang lemah, kesehatan yang kurang baik, dan memiliki kemungkinan yang tinggi
untuk meninggal karena penyakit kardiak.
Depresi dan kesehatan juga berhubungan, karena depresi
dapat mengurangi keefektifan sistem imun, karena sistem otonom dan sistem
hormone yang terganggu pada saat depresi juga mengatur sistem imun. Orang yang
sedang depresi juga tidak suka makan dan minum terlalu sering, menghisap rokok
dan tidak banyak pergerakan. Dan semua itu akan mengurangi aktivitas sistem
imun.
Stress dan
depresi membahayakan kesehatan kita melalui efek langsung pada sistem imun
kita. Stress dan depresi langsung mempengaruhi bagian imunitas karena
meningkatkan tingkat kortisol dan menidakseimbangkan inflammatory cytokines. Substansi ini membantu tubuh untuk merespon
luka dan infeksi pada periode yang singkat, akan tetapi jika depresi berlanjut
pada periode waktu yang lama, maka inflmasi akan mengakibatkan serangan
jantung, diabetes dan penuaan dini.
Jadi, depresi harus dipandang sebagai gangguan kesehatan yang penting
dan diobati, seperti tekanan darah tinggi dan tingkat kolesterol darah yang
tinggi.
- Factors that
Influence Reactions to Stress
Kebanyakan dari individu pasti akan
mengalami peristiwa negative di dalam hidupnya, tapi banyak juga individu yang
kemudian bangkit dengan cepat dan melanjutkan kehidupan seperti biasanya.
Tetapi apa yang menyebabkan kita terkadang merasa sangat terpuruk dan terkadang
menyebabkan perubahan sementara terhadap psikologis dan fisiologis? Ternyata
jawabannya adalah reaksi individu terhadap stress daripada sumber stress itu
sendiri.
2.1 Prior Experience with the Stres
Reaksi terhadap stress akan lebih ringan
jika individu tersebut memiliki pengalaman masa lalu dengan stress. Misalnya,
seorang tentara yang akan bertempur untuk keempat kalinya biasanya akan tidak
lebih stress daripada tentara yang akan bertempur untuk pertama kalinya. Sebuah
studi mengenai manusia dan nonmanusia(hewan) menunjukkan bahwa terlebih dahulu
pembukaan terhadap stress dapat ‘’menyuntikkan’’ efek terhadap stress yang akan
datang.
2.2 Predictability
dan Kontrol
Pada umumnya, peristiwa hidup akan mengurangi faktor yang menyebabkan
stress ketika peristiwa itu dapat diprediksi daripada yang tidak pernah
mengalaminya. Tentunya akan lebih tidak membuat stress ketika individu mengerti
bahwa ia dapat berusaha sedikit untuk mengontrol stress. Sinyal peringatan
sebelum peristiwa yang tidak mengenakkan memungkinkan kita memulai sejenis
proses persiapan yang berfungsi memperkecil efek stimulus stress.
Persepsi kita tentang kemungkinan
bisanya suatu peristiwa dikendalikan adalah sama pentingnya dengan keadaan nyata
dimana bisanya suatu peristiwa itu dikendalikan. Keyakinan bahwa kita dapat
mengendalikan suatu peristiwa tampaknya memperkecil kecemasan kita terhadap
peristiwa itu, walaupun kita tidak pernah melakukan kendali tersebut.
2.3 Social
Support
Individu dengan dukungan lingkungan yang
luas akan dapat mengatasi stress lebih baik daripada individu dengan dukungan
lingkungan terbatas. Seseorang dengan dukungan yang baik cenderung berkurangnya
reaksi stress-nya terhadap peristiwa negative, seperti depresi, kecemasan, dan
masalah kesehatan. Sebagai contoh, seseorang yang terifeksi virus HIV &
AIDS memiliki reaksi kecemasan, keputusasaan dan depresi yang rendah jika
mereka memiliki dukungan yang baik.
Dua aspek dukungan
lingkungan yang sangat memengaruhi individu melawan stress :
§
Someone
to talk to. Salah satu
aspek dari dukungan sosial adalah kelegaaan hati. Mencurahkan isi hati kita
kepada seseorang mengenai kesukaran sangat baik bagi kita untuk dapat
memulihkan keadaan kita dari kondisi stress.
§ Menerima
nasihat dan solusi. Membagi
keadaan negative kepada seseorang sangat
baik bagi kesehatan kita. Oleh karena itu seseorang yang memiliki dukungan
social yang baik diyakini akan lebih sehat daripada yang tidak. Namun terkadang
membagi informasi tentang keadaan dan perasaan diri kita dianggap oleh orang
lain dan diri sendiri sebagai hal yang begitu buruk. Jadi kita harus selektif
untuk menceritakan keadaan yang menurut kita dapat untuk dibagikan serta
selective kepada siapa kita mau membaginya. Buruk bagi diri sendiri, terkadang
menerima solusi dari orang lain membuat individu merasa tidak mampu dalam
mengontrol stressnya sendiri dan sebenarnya membuat individu lebih cemas dan
depresi. Sehingga sekedar berada untuk seseorang yang membutuhkan, menjadi
pendengar yang baik atau hanya bertanya apa yang terjadi terkadang menjadi
lebih supportive daripada memberikan
saran atau mengkritisi teman yang sedang stress
2.4 Variabel Orang dalam reaksi terhadap stres :
Kognisi dan kepribadian
Variabel Orang: semua
karakteristik individu yang relatif abadi, seperti cara berpikir, kepercayaan
atau reactivy fisiologis terhadap stres. Faktor kognitif dalam stres penting
karna orang yang berbeda teact berbeda terhadap stressor sama adalah orang yang
berpikir acara ini berbeda (beck, 1976; joiner & lain, 1999;. Lazarus 1999;
tomaka & lain, 1997). Beberapa orang melihat stress itu adalah hal yang
berbau provokasi. Karakteristik kepribadian dan reaksi stres pada faktor
kognitif meliputi : perbedaan individu
di dalam emosi karakteristik dan kepribadian pengaruh stress yang lama terhadap
ketahanan dirinya menghadapi stres (Folkman & Moscowitz, 2000).
Demikian pula dapat di
aplikasikan, recuits militer yang lebih aman dan sering dicari kepastian
terhadap orang lain sebelum stressor yang diberikan terhadap tranning dasar
lebih menekan daripada sebelum diberikan (joiner & Schmidt, 1998). Dengan
demikian, efek stres hanya dapat dipahami di dalam diri seseorang x
tentang situasi interaction.stress
(variabel situasi)yang mempengaruhi orang-orang dengan perbedaan karakteristik
kognitif dan emosional sebelum stressor diadakan (variabel orang) dan cara yang
berbeda. Kepribadian pola A adalah
perilaku yang ditandai oleh daya saing kuat, permusuhan, terhadap pekerjaan,
dan rasa menghargai waktu. Sebuah karakter kepribadian yang nampak akan
menjadi penting di dalam mempengaruhi konsekuensi kesehatan stress disebut
jenis kepribadian A. Keunggulan bekerja pada tipe kepribadian dilakukan oleh
meyer Friedman dan Rosenman ray (1974). Pola perilaku mereka teridentifikasi
kepribadian. Karakteristik adalah menjelaskan secara spesifik tentang tipe kepribadian (diamond, 1982; Friedman &
Rosenman, 1974; matthews, 1982) berikut ini adalah sifat sifatnya :
·
Sangat
kompetitif, keras mengemudi, dan ambisius dalam pekerjaan, olahraga, dan
permainan
·
Bekerja
buru-buru, selalu terburu-buru, memiliki rasa "menghargai waktu" dan
sering melakukan dua hal sekaligus
·
Tipe gila kerja,
membutuhkan waktu sedikit waktu off
untuk relaksasi atau liburan
·
Berbicara lantang atau "eksplosif"
·
Memiliki sifat perfeksionis dan menuntut
·
Bermusuhan,
agresif, dan sering marah dengan orang lain.
Dari semua komponen jenis
pola perilaku,satu yang paling penting di antara permusuhan tertentu. Individu
yang bermusuhan dalam bereaksi terhadap
frustasi dengan aggresion yang muncul baik secara lisan (berteriak, kritis,
bahkan) atau aggresion bersifat fisik tampaknya berada pada risiko sedikit
lebih tinggi untuk penyakit jantung koroner
Ketik perilaku tampaknya inderictly terkait dengan penyakit yang dapat menyebabkan dua faktor risiko utama jantung.
Ketik perilaku tampaknya inderictly terkait dengan penyakit yang dapat menyebabkan dua faktor risiko utama jantung.
Satu teori menunjukkan ketika individu bereaksi
terhadap stres fisiologis manusia sendiri beda daripada individu lain lakukan.
Dalam situasi yang kompetitif, ketika individu menunjukkan peningkatan yang
lebih besar aliran darah ke otot-otot rangka dan dalam jumlah epinefrin dan
norepinefrin dalam darah. Karena perubahan ini terkait dengan pembentukan plak
kolesterol, seperti yang telah kita lihat dalam membahas GAS , respon yang
lebih besar jenis yang individu secara
tidak langsung dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah jantung.
2.5
Variabel Penanggung reaksi stres : Gender dan etnis
Ketika mempelajari perbedaan antara jenis kelamin
atau kelompok etnis, bagaimanapun, penting untuk diingat bahwa tidak semua
anggota kelompok dapat berperilaku dengan cara yang sama. Dalam bagian ini.
Kami hanya berbicara perbedaan antara kelompok rata-rata
Perbedaan gender dalam respon terhadap stres. Wanita
akan lebih dibandingkan pria untuk mengalami reaksi abadi terhadap peristiwa
traumatis. Artinya, mereka lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan
gangguan tidur yang dimulai segera setelah trauma (fullerton & lain, 2001).
Ada kemungkinan temuan ini dapat mencerminkan kemungkinan besar perempuan yang
trauma dengan penyalahgunaan pasangan, pemerkosaan, dan peristiwa yang sangat
menegangkan lainnya. Hal ini juga dapat mencerminkan perbedaan gender dalam
menanggapi beberapa jenis peristiwa traumatis, namun Ketika exsposed dengan
stres yang sama, rata-rata wanita tampak lebih tertekan sesudah mengalami
peristiwa stress.,dan disini kami hanya
berbicara tentang perbedaan rata-rata
Perbedaan gender dalam manfaat perkawinan dan
hubungan berkomitmen dengan lainnya merupakan sumber penting terhadap dukungan
sosial bagi kedua jenis kelamin. Untuk pria dan wanita. Orang yang menikah
lebih sehat daripada orang yang tidak dalam hubungan berkomitmen (menikah).
terdapat manfaat terhadap pernikahan baik laki-laki maupun perempuan.
Mengapa pernikahan lebih manfaat bagi pria daripada
wanita? Janice Kiecolt-glaser dan tamara newton (2001) memberikan dua alasan.
Pertama, perempuan cenderung memiliki banyak dukungan sosial dari persahabatan
yang erat daripada laki-laki, sehingga perempuan cenderung memiliki dukungan
sosial untuk menahan mereka dari efek stres. Kedua perempuan lebih memiliki
kesadaran terhadap diri sendiri menjaga kesehatan dan memberikan masukan
terhadap pasangannya
Jadi pernikahan adalah baik untuk kedua jenis
kelamin, dan baik juga untuk laki-laki. Perlu diingat bahwa setidaknya sebagian
dari korelasi antara pernikahan dan kesehatan yang baik tidak mungkin
didasarkan pada efek benefical pernikahan, namun. Ini sebagian terbukti bahwa
pria sehat dan wanita lebih cenderung untuk menikah dibandingkan orang yang
kurang pada kesehatan.
Melawan atau lari dan cenderung untuk berteman.
william james (1897) menulis tentang melawan atau sindrom penerbangan sebagai
aspek sentral emosi. Ketika dihadapkan dengan stimulus stres seperti orang
mengancam di jalan gelap kita menanggapi dengan araousal dari sistem saraf
sympatheic dan kelenjar adrenal dalam persiapan untuk melarikan diri orang atau
berkelahi dengannya. Hampir segala sesuatu yang james menulis tentang emosi
wasbased pada sindrom ini. Dan untuk sebagian besar, psikolog modern mengikuti
langkahnya.
Psikolog shelley taylor dan
rekan-rekannya (2000) setuju bahwa melawan atau sindrom penerbangan penting
untuk pria dan wanita, tapi ia berpendapat bahwa itu menghilangkan aspek paling
penting dari respon terhadap stres dengan apa yang dia sebut respon
"cenderung dan berteman". Ketika dihadapkan dengan stres, seperti
kebakaran atau bencana alam, wanita biasanya menanggapi cenderung melindungi
anak-anak mereka. Dalam studi perempuan pekerja dan laki-laki, wanita yang
telah memiliki hari yang sangat melelahkan cenderung biasa mengasuh anak-anak
mereka di malam. wanita menarik diri dari anak-anak mereka setelah bekerja
hanya jika mereka memiliki stres kerja yang luar biasa mengalami di hari itu.
Hipotesis taylor jika
ancaman tersebut kemungkinan reur, perempuan cenderung untuk berteman orang
lain untuk membuat aliansi. Proses ikatan dengan kawan cewek yang lain dan
meliki tujuan. Dalam beberapa kasus, para perempuan menciptakan cara-cara untuk
mempertahankan diri didalam melawan ancaman, Selain itu, membuat aliansi dengan
perempuan lain memberikan dukungan sosial kepada perempuan, dan perempuan
cenderung mengurangi respon fisiologis emosional terkait diri mereka sendiri
terhadap mengatasi ancaman (taylor, 2002; taylor & dan lain-lain, 2000). Jadi,
menurut taylor, kita tidak bisa sepenuhnya memahami respons emosional terhadap
peristiwa stress kecuali kita mengakui bahwa ada perbedaan mendalam penting
antara perempuan dan laki-laki. Meskipun sedikit itu cukup untuk mempelajari
keseimbangan antara melawan dan penerbangan pada laki-laki, laki laki yang suka
berkutat dengan ancaman dapat sebagai individu, sifat sosial dari respon
emosional terhadap stres. Sedangkan pada wanita membutuhkan studi aspek sosial
mereka cenderungg berteman.
Perbedaan etnis dalam stres
menjadi bukti bahwa anggota kelompok etnis ras yang di minoritas dalam
masyarakat memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada budaya mayoritas
(contrada & lainnya, 2000) ada beberapa alasan mengapa terjadi hal seperti
ini, pertama, anggota kelompok etnis minoritas cenderung memiliki sedikit
keunggulan dibidang (pendidikan yang lebih besar, pendapatan yang lebih tinggi,
asuransi healt lebih baik, dll) yang melindungi mereka dari stres. Kedua
anggota kelompok minoritas sering mengalami stres interaksi dengan budaya
mayoritas yang didasarkan pada stereotip, prasangka, dan rasisme didalam
kehidupan. Ketiga keluarga imigran seringkali memiliki pengalaman stres oleh
akibat akulturasi lebih cepat apalagi terhadap anak anak didalam cultere baru.
Ini baris baru dan penting dari penelitian bagi psikolog akan banyak wawasan di
masa depan, tapi itu adalah topik yang banyak anggota kelompok etnis minoritas
sudah mengerti dengan sangat baik.
2.6 Mengatasi Stres
Isu yang paling penting bagi
psikolog yang bekerja untuk mempromosikan kedua helat mental dan fisik adalah
bahwa kita tidak semua sama efektif didalam mengatasi stres.
2.6.1 Effective Coping
Mengatasi problem oleh
individu untuk mengatasi sumber stres dan atau mengontrol reaksi mereka
terhadap stres. Metode yang efektif
untuk mengatasi yaitu menghapus sumber stres atau mengontrol reaksi kita
terhadap hal itu
·
Menghapus stres
Salah satu cara efektif
untuk menangani stres dengan tujuan menghilangkan sumber stres dari kehidupan
kita. Jika seorang karyawan memiliki pekerjaan yang stres, diskusi bisa
dilaksanakan dengan majikan yang mungkin menyebabkan penurunan tekanan
pekerjaan, atau karyawan hanya bisa mengundurkan diri. Jika stres berasal dari
pernikahan bahagia, baik konseling perkawinan dapat dicari atau pernikahan itu
bisa berakhir. Dalam berbagai cara, mengatasi stres dapat berupa mencari
sumbernya dan menghilangkan itu. Sayangnya, hal ini tidak selalu mungkin tidak
layak atau tepat untuk berhenti dari pekerjaan atau meninggalkan sebuah
pernikahan, dan beberapa sumber stres seperti kematian pasangan, tidak dapat
dihapus.
·
Kognitif
Mengatasi kognisi kami
sangat erat terkait dengan reaksi kita terhadap peristiwa stres. Salah satu
metode yang efektif untuk mengatasi, adalah melalui penilaian kembali (evaluasi).
Hal ini mengacu pada perubahan cara kita tentang berpikir atau menafsirkan
peristiwa stres itu didalam dorongan untuk hidup. Penilaian kembali mengubah
cara seseorang berpikir tentang atau menafsirkan peristiwa berdampak stres
untuk mengurangi percakapan keadaan stres. Terhadap berubah interpretasi album berhadil dan
memungkinkan dia untuk melihatnya sebagai tantangan untuk berbuat lebih baik
waktu berikutnya. Menemukan penafsiran bahwa ini adalah realisasi konstruktif
meminimalkan stressfulness dari peristiwa negatif (Folkman & Moskowitz,
2004; taylor, 1999; richards, 2004)
Taylor dan teman temannya (1998) baru-baru ini
mengevaluasi dua strategi kognitif untuk mengatasi stres. Mereka mengevaluasi
metode yang banyak endrosed dalam buku-buku self help (membayangkan hasil yang
positif) dan membandingkannya dengan strategi kognitif didalam langkah-langkah
valid ketika tidak sukses mengatasi. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan
praktis merupakan strategi yang berguna dalam beberapa situasi.
Banyak orang mengatasi secara efektif dengan menafsirkan peristiwa dalam keyakinan agama mereka (Folkman & Moskowitz, 2004)orang yang religius mengalami lebih besar kesejahteraan psikologis dibandingkan orang yang terlibat dala mengatasi kurang religius.
Banyak orang mengatasi secara efektif dengan menafsirkan peristiwa dalam keyakinan agama mereka (Folkman & Moskowitz, 2004)orang yang religius mengalami lebih besar kesejahteraan psikologis dibandingkan orang yang terlibat dala mengatasi kurang religius.
Mengelola reaksi stres
ketika sumber stres tidak dapat ralistically dihapus atau diubah, pilihan lain
yang efektif adalah untuk mengelola reaksi psikologis dan kita terhadap stres.
Salah satu strategi mungkin
untuk jadwal waktu sebanyak mungkin untuk activies santai, seperti olahraga
aeerobic, hobi, atau waktu mengendalikan reaksi tubuh terhadap stres dengan
dalam belajar mengendurkan otot-otot
tubuh yang besar (latihan relaksasi akan dibahas lebih lanjut di bagian
selanjutnya penangkapan ini). Untungnya, konseling psikologis yang encougares
ketiga metode koping yang efektif bahkan telah sukses dalam mengubah jenis pola
perilaku. Sekitar 20 penelitian telah menunjukkan peningkatan yang ditandai
dalam pola perilaku, dua lebih penting dari studi mengikuti individu selama
tiga tahun setelah perawatan untuk menentukan apakah ada perbaikan nyata dalam
kesehatan penderita penyakit jantung..
2.6.2 Ketidakefektifan koping
Banyak upaya kita untuk
mengatasi stres tidak efektif, itu dapat memberikan bantuan sementara dari keadaan
tidak nyaman oleh stres, tetapi berbuat
untuk memberikan solusi jangka panjang dan studi bahkan membuat keadaan
menjadi lebih buruk. Tiga umum, tetapi tidak efektif strategi coping adalah
sebagai berikut :
1.
Withdrawal kadang-kadang kita menghadapi stres dengan menarik frim itu. Banyak
siswa menemukan kursus di perguruan tinggi jauh lebih sulit daripada apa saja
yang mereka dapat di perguruan tinggih. Attemping untuk mempelajari materi yang
sulit dapat sangat stres, dan stres yang dapat menyebabkan penarikan dari
belajar dari pada dengan bermain game elektronik, berbicara di telepon,
berpesta, dan sejenisnya. Similiarly, yang tergeser ke berlindung dari bar
setiap hari setelah bekerja.
Perhatikan bahwa itu bukan
apa anda lakukan tapi bagaimana dan mengapa Anda melakukannya, yang membuat
strategi coping yang efektif atau tidak efektif. Menghabiskan waktu Anda
bermain video game eletronic sebenarnya bisa menjadi strategi koping yang
efektif jika Anda melakukannya untuk
jangka waktu yang wajar untuk bersantai. Ini menjadi penarikan jika Anda
menggunakannya secara berlebihan sebagai cara untuk menghindari kebutuhan untuk
lebih efektif mengatasi (belajar).
Dalam konteks itu, penting untuk menyadari bahwa ada perbedaan besar antara benar-benar menghapus sumber stres dan menarik diri dari stres. Jika Anda menemukan bahwa Anda telah mendaftar untuk kursus sangat sulit Anda tidak siap, menjatuhkan kelas yang sampai Anda siap untuk mengambil itu akan menjadi cara yang efektif untuk menghilangkan stres.
Dalam konteks itu, penting untuk menyadari bahwa ada perbedaan besar antara benar-benar menghapus sumber stres dan menarik diri dari stres. Jika Anda menemukan bahwa Anda telah mendaftar untuk kursus sangat sulit Anda tidak siap, menjatuhkan kelas yang sampai Anda siap untuk mengambil itu akan menjadi cara yang efektif untuk menghilangkan stres.
2. Agresi Sebagaimana kita bahas pada Bab 10, reaksi umum untuk
frustrasi dan lainnya situationsin agresi stres. Wanita yang telah gagal untuk
membuat bunga romantis di seorang pria bisa tiba-tiba menjadi memusuhi dirinya.
Orang yang tidak bisa mendapatkan sekrup untuk masuk ke dalam batang tirai
dapat melempar marah-marah dan melemparkan tongkat ke lantai dengan jijik.
3. Pengobatan
sendiri. Tampaknya banyak orang
tidak efektif mengatasi stres dengan menggunakan tembakau, alkohol, dan
obat-obatan lainnya untuk menenangkan reaksi emosional mereka terhadap stres.
Sebagai contoh, sebuah studi di mana emosi peserta diukur setiap hari
menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari kecemasan siang hari
meningkatkan kemungkinan minum alkohol hari itu (Swendson & lain, 2000).
Meskipun alkohol sementara
mengurangi kecemasan bagi sebagian orang, itu tidak apa-apa untuk menghapus
stres sourceof dan sering menimbulkan masalah tambahan dalam hubungan, belajar,
prestasi kerja, dan kesehatan yang membuat hal-hal buruk dalam jangka panjang.
Pengobatan sendiri dengan alkohol atau narkoba jalanan adalah metode yang
sangat miskin mengatasi memang.
Kelihatannya jelas,
bagaimanapun, bahwa beberapa orang mendapatkan keuntungan dari profesional
prescribedmedications yang mengurangi kecemasan dan depresi jauh lebih efektif
dan aman dari alkohol dan narkoba jalanan. Mungkin karena stigma yang terkait
dengan kesehatan mental "masalah," terlalu banyak orang mengobati
diri bukan mencari obat dari dokter yang kompeten dalam conjuction dengan
bantuan dari seorang psikolog dalam strategi penanggulangan efective.
4. Mekanisme
pertahanan. Menurut Freud, salah satu
fungsi utama ego adalah untuk "membela" orang dari penumpukan
ketegangan tidak nyaman. Ketika sesuatu terjadi stres (seperti frustrasi atau
malu) atau ketika konflik muncul karena blok superego dan id keinginan,
ketegangan psikologis dibuat yang harus dibuang entah bagaimana. Freud percaya
bahwa ego memiliki persenjataan kecil mekanisme pertahanan yang tidak sadar
digunakan untuk melepaskan konsep tension.Although Freud mengurangi
"ketegangan psikologis" tidak mempengaruhi penelitian kontemporer
pada mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan utama adalah sebagai berikut:
·
Pemindahan:
ketika itu aman atau tidak untuk mengungkapkan perasaan aggresive atau seksual
terhadap orang yang menciptakan stres (seperti bos yang tekanan Anda), perasaan
bisa dialihkan terhadap seseorang yang aman (seperti yeling pada teman Anda
ketika Anda benar-benar marah dengan bos Anda).
·
Sublimasi:
confilcts stres atas perasaan atau motif yang berbahaya dikurangi dengan
mengubah kegiatan impulsesinto disetujui secara sosial, seperti sekolah.
Sastra, dan olahraga.
·
Proyeksi:
keinginan yang berbahaya tidak dapat diterima seseorang sendiri atau emosi
dilihat tidak sebagai miliknya sendiri tetapi sebagai keinginan atau perasaan
orang lain.
·
Reaksi formasi:
konflik atas motif atau perasaan berbahaya dihindari dengan tidak sadar
mengubah mereka menjadi keinginan berlawanan. Contoh seorang pria yang suka
seks di luar nikah mungkin mulai kampanye untuk membersihkan kotanya dari panti
pijat dan pelacur. Seorang wanita yang ingin ibu kebencian nya akan mati
mungkin mengabdikan dirinya untuk menemukan cara-cara untuk melindungi
kesehatan ibunya.
·
Regresi: Stres
dapat dikurangi dengan kembali ke pola awal perilaku, seperti evecutive bisnis
yang memiliki sebuah menghentak, berteriak marah mengamuk ketika perusahaannya
menderita kemunduran besar.
·
Rasionalisasi:
stres berkurang oleh "menjelaskan tentang" sumber stres dengan cara
yang logis suara.
·
Represi: potensi
stres terhadap, keinginan diterima disimpan keluar dari kesadaran tanpa orang
menjadi sadar menyadari bahwa represi yang terjadi.
·
Denial:
penolakan sadar mengganggu perasaan dan ide-ide.
·
Intelektualisasi:
sifat emosional peristiwa stresful berkurang di kali dengan mereduksinya
menjadi dingin, logika intelektual.
Mekanisme pertahanan dapat
efektif dalam jangka pendek dalam membantu kita merasa lebih baik, tetapi
mereka menghambat solusi jangka panjang untuk menekankan jika mereka
mendistorsi realitas untuk sebagian besar. Jika instruktur nya sebenarnya adil
dan kompeten, ia akan menjadi kenyataan distorsi dengan menggunakan mekanisme
pertahanan rasionalisasi. Sebuah perubahan sederhana dalam kebiasaan belajar
atau strategi uji-bawa bisa membuat perbedaan besar dalam nilai-nilainya, tapi
dia tidak akan pernah melihat perlunya perubahan jika dia mendistorsi realitas
melalui rasionalisasi. Mekanisme pertahanan lainnya dapat berbahaya mirip, cara
realitas distorsi.
3.
Changing Health - Related Behaviour
Pattern
Tujuan
utama dari Health Psychology adalah untuk mencegah masalah kesehatan dengan
cara mengubah behavior yang berpotensi mengakibatkan risiko gangguan kesehatan
melalui berbagai strategi antara lain belajar untuk relaks, menghindari merokok
atau penyalahgunaan obat-obatan, dan berolahraga juga makan dengan teratur.
(Winett, 1995; Schneiderman,2004).
3.1 Belajar untuk
Relax
Relaksasi
biasanya tidak mudah untuk dilakukan untuk kebanyakan orang. Progressive
relaxation training mengajarkan individual untuk merelakskan otot-otot tubuh.
Dalam
Progresive relaxing training, hal pertama yang diajarkan adalah menyadari antara membedakan otot yang tegang dan
relaks. Progresive Relaxation training telah diuji dapat secara efektif dalam
men-treatment gejala insomnia (masalah tidur), tegang pda kepala, migraine,
maag, kecemasan asma, dan tekanan darah tinggi (Lazarus,20;Smyth, Soefer,
Hurewitz, & Stone,1999; Spiegler & Guevremont,1998).
Progressive Relaxation merupakan teknik relaksasi
yang menggunakan induksi otot syaraf. Teknik ini ditemukan oleh Edmund Jacobson
dan dijelaskna pada bukunya yang berjudul “Progressive Relaxation”.
Design ini berasal dari teknik yang dipraktekan di
rumah sakit pada pasien bertekanan darah tinggi. Dahulu nama teknik
adalah neuromascular relaxation yang kemudian berubah menjadi Jacobsonian
relaxation. Teknik ini dimualai dengan dengan sejumlah otot, kemudian
ditambahkan saat pertama kali merasakan relax, lalau
dilanjutkan hingga ke seluruh badan merasakan relax. Dimulai dengan
sejumlah otot misalkan kaki kemudian bergerak ke proximalic muscle group
seperti kepala dan tengkorak. Seperti soutogentik training,
teknik ini mnggunakan badan untuk me-relax-an pikiran. Progressive
Relaxation harus dipraktikan secara teratur.
·
Keuntungan Progressive
Relaxation
a. Efek Fisik
Menjelaskan bahwa teknik ini
mampu mempengaruhi fisik karena menggunakan otot yang
memepengaruhi kadiovaskular sistem. Penelitin membuktikan teknik ini
mampu menghilangkan sakit kepala, migrain, an efek lainnya.
b. Efek Psikologis
Tekinik ini
mampu mengurangi efek buruk dari holism, drug abuse, bahkan batting
slumps jika dipraktikan secara teratur. Juga mampu mengurangi stress
dan mamapu memeperbaiaki performa individu.
·
Bagaimana Melakukan
Teknik Progressive Relaxation
1. Mengindentifikasi ketegangan
Pertama-tama kenali tegangan anda. Anda mungkin sakit di punggung, bahu
atau kepala. Anda harus merasa bahwa secara umum badan anda tidak lelah dan
kaku. Anda mungkin akan susah duduk dengan nyaman atau mungkin tangan anda
bergetar.Semakin berpengalaman maka anda akan mudah mencapai relax, jika
berlatih secara teratur.
2. Prasayarat
Saat belajar teknik ini, carilah tempat yang relatif tenang dam
lingkungan yang bebas dari distraksi/gangguan. Telepon harus dimatikan, lampu
disesuaikan, pastikan tidak ada yang mengganggu anda termasuk hewan peliharaan.
3. Posisi badan
Merebahlah di lantai.
Pastikan badan anda sesuai lantai, Anda dapat metelatkkan tangan disamping, dan
kaki biarkan berotasi, leher anda bisa ditopang dnegan bantal. Buatlah posisi
tubuh senyaman mungkin. Berlatihlah secara rutin.
4. Latihan
Ada beberapa perbedaan
variasi relaksasi otot seirring berkembangnya manajemen stress. Sebagai contoh
Forman dan Myers menyarankan kontrkasi sejumlah otot dengan mendorong
objek secara berlawanan dari gerakan objek.
Smith di sisi lain merekomandasikan 11 isometrik
squeeze exercises yaitu tangan squeeze , tekanan pada jari, dan
tekanan pada sisi jari, tekanan punggung, bahu dan leher, muka,
leher depan, perut, dagu, kaki, dan tungkai kaki. Latihan harus dilakuakan
secara teratur.
·
Latihan Pendek Lain
Ada banyak cara yang bisa anda lakukan untuk menjalankan teknik
relaksasi. Anda juga bisa memodifikasi, membuatnya menjadi semakin simpel dan
membuat cara cepatnya. Sebagai contoh anada bisa duduk di atas kursi, anda bisa
mekan punggung dan bahu anda unutk mencapai relax, fokuslah dan rasakan
kenyamanannya.
3.2 Makan dengan
benar, Olahraga, dan Mengikuti anjuran
dokter
Health Psychologist
berperan penting dalam mendorong pola-pola perilaku yang dapat memicu kesehatan
(Kaplan,2000; Scheneiderman, 2004; Taylor 1999). Tidak mudah untuk mengubah
pola makan dan olahraga yang kurang baik, kebiasaan buruk itu sangat sulit
untuk diubah. Oleh karena itu, Psikolog sering terlibat dalam mendesain mengimplementasi
program untuk mengubah dan mempertahankan perubahan dalam hal makan dan
berolahraga.
·
Kebiasaan Makan
Secara jelas dapat diyakini bahwa “diet”
memiliki peran penting bagi kesehatan kita. Memakan secara berlebihan daging
merah, telur, dan produk yang berkadar lemak tinggi, sebagai contoh, dapat
memicu kolestrol yang tinggi dan berkontribusi dalam peningkatan resiko
serangan jantung dan stroke. Sebaliknya mengurangi kolestrol dengan cara
melalui diet dan pengobatan telah ditunjukkan oleh berbagai penelitian dapat
mengurangi kemunkinan penyakit serangan jantung. Serupa dengan, mengurangi
asupan garam yang juga memiliki efek yang baik bagi tekanan darah tinggi dan
jantung.
Tapi kebayakan diet yang kita lakukan
adalah tidak menyehatkan diakibatkan ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan,
kebanyakan dari kita tidak sadar akan
kepentingan untuk diet secara sehat. Ahli psikologi sekarang ini banya terlibat
dalam pencarian metode efektif untuk mengubah diet yang tidak sehat dengan
alasan yang sama. Kita semua tahu pentingnya diet terhadap kesehatan, namun
tetap saja, faktanya psikolog tetap menemukan meyakinkan orang untuk mengubah
diet mereka tidaklah mudah. Seperti yang terlihat, penelitian di Minnesota yang
berhasil dengan program penurunan berat badan yang diadakan di daerah
industrial, hanya 21 persen yang tetap bertahan dengan berat yang telah
berkurang satu tahun kemudian. Selebihnya kembali mengalami peningkatan berat
badan. Tambahan, sebuah penelitian dari 1000 pasien yang mengidap tekanan darah
tinggi yang diajarkan tentang pentingnya membatasi asupan garam pada makanan,
ditemukan hanya 20 persen pasien yang tetap mengikuti anjuran tersebut 3 ½
tahun kemudian.
Namun, kesuksesan terlihat dalam program
yang di adakan pada penduduk di tiga comunitas di California yang didukung
dengan adanya iklan yang menyerukan diet rendah lemak melalui iklan di
televisi, radio, koran, bus, billboard dan media lainnya. Dan salah satu
sekolah di Los Angeles yang menerapkan suatu program dimana anak diajarkan pentingnya
untuk diet rendah lemak demi mengurangi risiko mendapat masasalah kesehatan
yang kronis menghasilkan perubahan signifikan pada pola makan anak. Disini
dapat diambil kesimpulan, sangatlah sulit untuk mengubah kebiasaan makan yang
buruk, namun bukan berarti itu adalah hal yang tidak mungkin.
·
Aerobic Exercise
Reguler
Aerobik
didefinisikan sebagai "sebuah metode latihan fisik untuk menghasilkan
perubahan yang bermanfaat dalam sistem pernapasan dan peredaran darah dari
aktivitas yang memerlukan sedikit peningkatan asupan oksigen dan dapat
dipertahankan." Karena saat ini
banyak penyakit baru (hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular
lainnya) yang dibawa oleh manusia modern dengan gaya hidup yang umumnya tidak
aktif pada fsik merreka, untuk itu para ahli sangat menyarankan aerobik untuk
semua orang. Dengan latihan aerobik sedang, minimal 30 menit latihan
berkelanjutan yang meningkatkan denyut jantung 70 hingga 85 persen dari
kapasitas maksimal setidaknya tiga kali setiap minggu.
Definisi umum
aerobik adalah kegiatan sederhana yang terdiri dari gerakan berulang dari
sebagian besar otot-otot lengan dan kaki untuk jangka waktu tertentu dengan
intensitas yang rendah. Kegiatan ini dapat meningkatkan pernapasan dan detak
jantung. Kebanyakan kegiatan low-impact yang Anda lakukan setiap hari juga jatuh
dalam kategori ini. Ini meliputi kegiatan rutin seperti berjalan, jogging,
berenang, dan bersepeda.
Bagi mereka yang masih baru dalam program latihan,
atau mungkin yang memiliki riwayat penyakit tertentu, rutinitas olahraga ringan
adalah yang paling dianjurkan pada hari pertama dalam seminggu.
Manfaatnya
Para ahli menyarankan bahwa latihan aerobik harus
dilakukan pada intensitas sedang. Tingkat aktivitas yang aman bagi hampir semua
orang, dan masih menyediakan manfaat kesehatan yang diinginkan.
Penelitian terbaru membawa kabar baik tambahan. Hal
ini menunjukkan bahwa pelaku aerobik masih bisa menikmati manfaat
kardiovaskular bahkan jika berolahraga secara rutin (biasanya 30 menit) ini
dapat dibagi menjadi tiga atau empat segmen masing-masing 8-10 menit, selama
latihannya dari intensitas yang sama.
Seperti yang telah terbukti bertahun-tahun,
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan aerobik reguler dikenal bisa
mendapatkan keuntungan dengan cara mengurangi jumlah kolesterol dalam darah,
menurunkan tekanan darah, tubuh menadi kencang karena pengurangan lemak dan
penurunan berat badan.
Aerobik telah dikenal dapat mengembangkan otot dan
daya tahan tubuh secara keseluruhan, memperbaiki suasana hati, dan risiko
penyakit medis tertentu seperti penyakit jantung, kolestrol dan lainnya.
Namun
yang menjadi masalah ialah, kebanyakan dari kita mengetahui manfaat olahraga
tapi masih tidak berolahraga. Masalah sebenarnya adalah kepatuhan. kebanyakan
dari kita yang mulai berolahraga, rata-rata hanya setengah yang memulai program
rutin olahraga dan masih bertahan hanya enam bulan kemudian. Psikolog masih
aktif bekerja pada masalah ini, tapi sejauh ini, tampak bahwa dukungan sosial
dari teman yang berolahraga memberi sejenis reinforcement dalam diri individu.
Pemilihan cara latihan juga berpengaruh
terhadap intensitas rajinnya kita akan berolahraga. Oleh karena itu kita semua perlu mencari alasan dan cara
masing-masing untuk tetap latihan berolahraga.
·
Medical Compliance (Kepatuhan terhadap pengobatan)
Psikolog juga
menyadari diri mereka dipanggil oleh dokter untuk membantu memecahkan masalah
yang secara mengejutkan sulit dan luas dalam penyediaan layanan kesehatan.
Pasien dengan masalah kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes, sering tidak minum obat resep mereka.Hal ini sangat sayang, karena
penggunaan yang tepat dan teratur dari obat-obatan dapat sangat mengurangi
risiko stroke dan serangan jantung yang terkait dengan darah tinggi dan
mengurangi risiko kebutaan, amputasi anggota badan, dan komplikasi lain dari
diabetes.
Alasan untuk tidak
mengikuti pengobatan yang sesuia dengan yang dianjurkan antara lain termasuk
tidak memahami instruksi dokter, khawatir tentang biaya, tidak ingin merasakan
efek samping beberapa obat dan ada yang hanya menolak karna merasa dirinya
tidak memerlukan pengobatan. Oleh karena itu ,beberapa psikolog kesehatan,
mencurahkan sejumlah substansial dari waktu mereka untuk melaksanakan
program-program untuk membantu pasien mematuhi dengan efektif dengan apa
anjuran dari dokter mereka.
3.3 Human Diversity : Psychology and Woman’s Health
- Health Concerns of Women (Masalah Kesehatan Wanita)
“Wanita memiliki masalah
kesehatan yang berbeda dari pria, namun profesi pada bidang medis masih didominasi
oleh pria yang tidak terlalu dilatih untuk mengerti kebutuhan wanita.” (Lahey)
Banyak
masalah kesehatan unik untuk wanita. Kanker payudara, ovarium, dan kanker leher
rahim, histerektomi (operasi pengangkatan rahim), dan disfungsi menstruasi
menjadi perhatian hanya pada wanita.Ditambah dengan osteoporosis, gangguan
makan, lupus dan rheumatoid arthritis jauh lebih umum terjadi pada wanita
dibandingkan pria. Di samping itu, dua pertiga dari semua operasi di AS
dilakukan pada wanita, terutama karena tingginya tingkat kelahiran sesar dan
histerektomi.
Wanita
cenderung kurang untuk memiliki asuransi kesehatan daripada pria, dan ketika
mereka diasuransikan, kebijakan untuk mereka sering tidak mencakup prosedur
pencegahan penting seperti pap smear untuk deteksi dini kanker serviks. Wanita
juga memiliki masalah kesehatan yang unik karena hormon esterogen mereka.
Esterogen yang terkandung dalam pil KB dan yang kadang-kadang diresepkan untuk
wanita yang telah mencapai menopause untuk menggantikan pasokan alam yang telah
berkurang. Sayangnya, esterogen dapat meningkatkan risiko untuk beberapa jenis
kanker.
- Changes in High-Risks Behaviour (Merubah Perilaku
yang Beresiko)
Alasan
kedua memfokus pada kesehatan wanita sangat diperlukan adalah bahwa wanita
berperilaku lebih seperti laki-laki dalam hal perilaku kesehatan yang berisiko
tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Semakin lama perilaku wanita dalam hal yang berisiko yang sangat bermungkinan menimbulkan
penyakit (seperti merokok, penggunaan narkoba, dan alkohol yang berlebihan) meningkat
seiring kemajuan jaman. Sebagai hasilnya, angka kematian untuk pria dan wanita
meningkat hampir sama. Khususnya
karena tingginya peningkatan rokok- behubungan dengan kanker paru-paru. Lebih
dari 30 tahun, kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru meningkat
sebanyak 85 persen pada pria dan 400 persen pada wanita.
·
Difference
Equation between Health Behaviors and Illness
Wanita dan
pria memiliki kecendrungan hasil atau resiko yang berbeda dari hasil perilaku
health behaviors and illness. Wanita perlu lebih berhati-hati
daripada pria dengan perilaku yang
menimbulkan risiko kesehatan, seperti merokok, obesitas alkohol dan lemak
tinggi, yang khusus berbahaya bagi wanita yang minum pil KB. Dapat juga dilihat
dari contoh kasus AIDS, wanita cendrung berpotensi mendapat virus HIV.
Hanya 2 persen pria dengan AIDS tertular
HIV melalui hubungan heteroseksual, 31 persen wanita dengan AIDS tertular HIV
dengan cara yang sama. Ketiga tampak di mana hasil perilaku kesehatan berbeda
bagi perempuan yang bekerja menyangkut efek kerja. Dimana wanita yang bekerja
lebih secara umum sehat dibanding yang tidak, namun wanita yang bekerja
kalangan rendah, bayaran rendah, dan memiliki banyak tekanan beresiko lebih
memiliki kesehatan yang lebih buruk. Menariknya wanita yang puas dengan
pekerjaan, memiliki rumahtangga harmonis dan mempunyai anak secara keseluruhan
memiliki kesehatan yang amat baik. Hal ini juga termasuk bagaimana wanita
tersebut dapat meng-handle semua perannya tersebut.
- Other
Sociocultural Factors in Women’s Health
Gender tidak hanya
faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita. Untuk mengerti perilaku sehat wanita, kita juga haru
mengerti mulai dari etnis, orientasi seksual, dan aspek sociocultural lainnya.
Contohnya, wanita afrika-america cendrung berpeluang rendah mengidap kanker
payudara dari pada wanita kulit putih non-hispanic, namun ketika wanita
afrika-amerika terkena kanker payudara ini, kecendrungan untuk bertahan
sangatlah rendah. Psikolog Beth Meyerowitz percaya hal ini dikarenakan wanita
afrika-amerika cendrung memiliki pendapatan yang rendah dan akses untuk
mengerti tentang penyakit sangatlah sedikit.
Orientasi seksual
juga memainkan peran penting di kesehatan wanita. Meskipun perempuan lesbian
sangat kurang risiko tertular AIDS, namun mereka lebih cenderung memiliki
kanker payudara. Wanita yang memiliki anak akan menurunkan risiko kanker
payudara. Tambahannya, wanita yang orientasi seksnya lesbian akan lebih jarang mendapat gynecological examinations dan
membuat jarang ada yang terdeteksi kanker serviks saat masih stadium rendah
yang masih mudah untuk disembuhkan.
3.4
Safety
Management
Penyakit bukanlah
satu-satunya yang perlu kita cemaskan. Kecelakaan jug amerupakan penyebab
sebagian besar terjadinya kecacatan dan kematian. Faktanya kecelakaan merupakan
kasus utama yang menyebabkan kematian pada anaka-anak, remaja, dan dewasa muda.
Lebih dari 20 tahun, psikolog telah meneliti berbagai metode untuk mengurangi
angka resiko cedera dan kematian akibat
kecelakaan, khususnya di tempat kerja dan di kendaraan.
Sejak tahun 2001,
taxi di Chicago diwajibkan untuk menempelkan tanda pemakaian seatbelt pada jok
belakang. Memakai seatbelt sangat dapat mengurangi resiko kematian pada saat
kecelakaan., namun tetap saja banyak orang yang mengacuhkan hal ini. Lalu
apakah tanda pengingat seatbelt ampuh meningkatkan kemauan pemakaian seatbelt
demi keamanan? Bruce Thyer dan E. Scott Geller (1987) membuktikan adanya
pengaruh dari tanda tersebut. Ketika pengujian pemakaian seatbelt pada kursi
penumpang depan saat sang supir menempelkan tanda ”wajib memakai sabuk pengaman”,
presentase penumpang yang memakai seatbelt bekisar 30-70 persen, namun ketika
tanda tersebut dilepas sekitar du minggu, presentase penumpang memakai seatbelt
menurun drastis, namu naik kembali menjadi 70 persen ketika tanda tersebut di
tempelkan lagi. Ini membuktikan, sesuatu yang simpel seperti tanda pengingat
keselamatan memiliki impact yang kuat dalam kesadaran akan keselamatan.
Keselamatan juga
penting dalam tempat kerja. Banyak penelitian telah mencari cara-cara sederhana
namun efektif untuk mengurangi cedera dan kematian di tempat kerja. Namun
perilaku ceroboh pada pekerjaan umum terjadi di banyak tempat kerja yang
berbahaya. Khususnya, kegagalan untuk menggunakan alat pelindung yang diperlukan
menyebabkan sekitar 40 pecent kecelakaan kerja. Supervisor kadang berkontribusi
dalam praktek kerja yang tidak aman, alasannya dikarenakan adanya pemikiran
bekerja dengan aman dan perlengkapan yang diperlukan mengakibatkan kecepatan
dalam proses kerja yang lebih lambat, sehingga sulit untuk memenuhi permintaan
produksi. Namun dilihat dari sisi lain biaya tanggungan besar kecelakaan kerja umumnya
lebih patut dihindari, hal ini harusnya mendorong untuk membiarkan pekerja
bekerja lebih aman daripada lebih cepat (karena kematian pekerja cidera akan
berdampak lebih merugikan untuk industri dalam banyak hal). Apalagi, bukan
tidak mungkin untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pada saat yang bersamaan.
- How Benefical Could Health Psikologi Be?
Health
Psikologi memiliki impact yang besar bagi kesehatan kita. Contohnya saja dapat
dilihat dari data yang mengungkapkan bahwa mayoritas kematian di AS behubungan
dengan tingkat stres gaya hidup.
Health
psikologi adalah aspek-aspek ilmu psikologi yang bermanfaat ketika digunakan di
dalam dunia kesehatan. Sebagai contoh, seorang dokter harus bisa mengendalikan
psikis pasiennya dan bukan hanya sebagai orang yang dibayar dan harus memberi
resep obat.
Ketika pasien mempunyai sakit parah, maka sebagai
dokter yang baik, ia harus dapat membangkitkan semangat dan motivasi pasien
untuk dapat sembuh dari penyakitnya. Lebih dari itu, dokter juga harus
mengetahui bagaimana keadaan mental pasien berkaitan dengan kesehatannnya.
Health psikologi berperan
besar bagi kesehatan, hal ini tidak bisa dipungkiri, contohnya saja seorang
pasien sirosis (penyakit hati) diwajiban untuk menghindari stress, jika tidak
akan berbahaya. Dokter diwajibkan untuk memberitahu kondisi ini agar sang
pasien tidak terlalu fokus tentang penyakitnya namun konsentrasi pada kesehatan
mental dan pikirannya. Tanpa adanyapengetahuan ilamu psikologi, seorang
paramedis, baik dokter maupun perawat tidak akan mampu bekerja maksimal.
Kesembuhan pasien tidaklah terlepas begitu saja dari kondisi psikologis pasien.
Sangat sering ditemui pasien yang harapan hidupnya sudah minim dapat bertahan
karena dukungan dan kemauannya untuk move on dalam menghadapi penyakitnya.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Stress merupakan perasaan cemas, tertekan dan
tidak nyaman yang dialami seseorang dan umumnya disebabkan oleh peristiwa
negatif, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian positif juga dapat
menyebabkan stress. Tubuh juga memberikan respon terhadap stress, karena setiap
apa yang mempengaruhi pikiran, juga mempengaruhi tubuh kita.
Selain itu, setiap orang juga memerlukan kontrol
yang baik atas dirinya sendiri untuk menghadapi kejadian yang belum pernah
dialaminya, kejadian yang tidak dapat diprediksi dan masa disaat dia
mendapatkan support yang kurang. Hal ini sangat perlu mengingat ketahanan
setiap orang terhadap stress berbeda-beda.
Stress harus di atasi dengan coping stress dan penanganan terhadap
stress tidak boleh salah, juga penanganan terhadap stress harus efektif agar
tidak memberikan dampak lain terhadapa kesehatan baik secara fisik maupun
psikologis. Coping stress memang
bukan merupakan obat yang sama seperti yang diberikan dokter akan tetapi,
kesehatan psikologis akan dapat diraih dengan coping stress.
- Saran
Saran kelompok bagi pembaca adalah :
- Pembaca sebaiknya memahami dengan baik mengenai
stress and health karena sangatlah penting bagi kita untuk memahami
mengenai stress and health
- Apabila ada bahasa atau terjemahan yang kurang dimengerti sebaiknya pembaca mencari referensi lain guna menghindari kesalahan dalam memahami.
Sumber : General Psychology, McGraw Hill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar