Rabu, 16 April 2014

Proses Belajar dan Mengajar Orang Dewasa


               Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini disebut juga sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tidak tahu suatu hal menjadi tahu.

Tahap Proses Belajar
1.      Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu hal. Sedangkan motivasi jangka pendek berupa minat untuk belajar pada saat itu, dan motivasi jangka panjang dapat berupa keinginan mendapat nilai ujian yang baik, keinginan berprestasi, dan sebagainya (Rlooijakkersd, 1980)
Cara untuk menumbuhkan motivasi perserta didik antara lain :
·         Memberi nilai perkembangan belajar
·         Memberi hadian atau pujian
·         Memberitahukan kemanjuan belajar
·         Memberikan tugas yang menantang
·         Menciptakan suasana yang menyenangkan (  Nasution,1995) dalam Suprijanto (2005)
           2. Perhatian pada pelajaran
Dilihat dari sudut pandang psikologi, penarik perhatian seseorang mempunyai ciri-ciri:
1) gerakan
2) stimuli yang intensif
3) baru
4) pengulangan.

Selanjutnya faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perhatian seseorang adalah:
1) daya tarik fisik,
2) hadiah atau pujian,
3) keakraban,
4) kedekatan, dan
5) kemampuan.
           3. Menerima dan mengingat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menerima dan mengingat, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran dan interverensi.
a.       Struktur
Penjelasan pendidik akan mudah diterima dan diingat oleh peserta didik, jika mempunyai struktur yang jelas.
b.      Makna
Jika suatu pelajaran ada hubungannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, makak pelajaran itu akan lebih bermakna, dan lebih mudah diterima dan diingat.
c.       Pengulangan
Pengulangan suatu pelajaran akan meningkatkan daya ingat peserta didik.
d.      Intervensi
Interverensi adalah kekalutan dalam pikiran seseorang yang sedang belajar akibat terlalu banyak menerima pelajaran sehingga pelajaran tersebut menjadi berdesak-desakan dalam pikirannya. Interverensi dapat dicegah oleh pendidik dengan:
1)      memberikan tidak terlalu banyak bahan pelajaran,
2)      menjelaskan struktur pelajaran,
3)      memberikan istirahat singkat,
4)      menggambarkan bagan,
5)      memberikan bahan tertulis. Makin sedikit kekalutan yang terjadi, akan makin baik bagi proses belajar.
            4. Reproduksi
Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pelajaran dengan cara yang mengesankan. Informasi yang makin mengesankan, makin mudah diproduksi, suatu informasi akan lebih mengesankan, jika informasi itu: a) jelas strukturnya, b) jelas garis arahnya, c) diberikan dengan cara yang menyentuh perasaan, dengan contoh-contoh nyata, dengan menggunakan alat peraga, dengan gurauan yang segar, serta dengan cara-cara lain yang menarik perhatian.
           5. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
           6. Menerapkan Apa Yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Selanjutnya, pendidik memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan begitu peserta didik dapat mengetahui seberapa jauh ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Belajar
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang dewasa ketika dia berada dalam situasi belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. Faktor internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan pengelihatan. Faktor internal non fisik atau psikologis mencakup tingkat aspirasi, bakat, dll. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau lingkungan.

Ciri-Ciri Belajar Orang Dewasa
            Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus memperhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
2.      Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik
3.      Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang
4.      Mengutamakan peran peserta didik
5.      Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya
6.      Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
7.      Motivasi berasal dari dirinya sendiri
8.      Orang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9.      Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beraga
10.  Kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar

Suasana Belajar Yang Kondusif
Berikut ini adalah suasana belajar yang dianjurkan oleh Lunandi (1982):
Kumpulan manusia aktif
1)      Suasana saling menghormati
2)      Suasana saling menghargai
3)      Suasana mengakui kekhasan pribadi
4)      Suasana penemuan diri
5)      Suasana tidak mengancam
6)      Suasana keterbukaan

Fungsi Pendidik
1. penyebar pengetahuan
2. pelatih keterampilan
3. perancang pengalaman belajar
4. pelancar proses belajar
5. sumber belajar
6. pemimpin kegiatan belajar mengajar
7. penjelas tujuan belajar
8. tutor simulasi
9. fasilitator Kejar
Sikap Pendidik
       Sikap pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. bekerjasama dengan suasana hati awal yang menyenangkan
2. tenggang rasa (empati)
3. wajar (jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, dan terbuka)
4. respek, mempunyai pendangan positif kepada peserta didik
5. komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh
6. mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik
7. membuka diri
8. tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-seolah menjadi ahli dalam segala hal
9. tidak diskriminatif
10. Suka membantu, periang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian
11. membangkitkan keinginan belajar
12. tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat
13. tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar dengan tidak emosi
14. tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir.
15. menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan
16. memberi dorongan peserta didik dalam mengembangkan pribadinya
17. mampu mengorganisasikan kelompok belajar
18. menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi peserta didik
19. menerima keterbatasan diri
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN FUNGSI PENDIDIK
1.      Karakteristik Program Pendidikan
Tujuan dan rancangan pendidikan sangat mempengaruhi sikap dan fungsi pendidik. Jika tujuannya akan menyampaikan pengetahuan baru, fungsi pendidik lebih sebagai penceramah, sedangkan jika tujuannya ingin peningkatan efektifitas kerja sama dalam organisasi, fungsi pembimbing lebih sebagai konsultan.
Lama Pendidikan. Pada program yang lebih lam (misalnya 1 atau 2 minggu), pendidik dapat menggunakan metode yang menggunakan metode analisis dalam seperti permainan peran (role play), diskusi kelompok, atau studi kasus.
Harapan Penyelenggara. Pendidikan orang dewasa dapat diselenggarakan oleh berbagai organisasi. Harapan dan tujuan dari lembaga penyelenggara ini harus diperhatikan sehingga pendidik dapat menentukan gaya, fungsi dan sikapnya dalam proses belajar mengajar.

2. Karakteristik Peserta Didik
Komposisi peserta didik, seperti status umur, latar belakang, jenis kelamin, tingkat pendidikan, cra belajar dan lain-lain juga memengaruhi sikap pendidik.
Harapan peserta didik, harus diperhatikan, karena setiap orang pasti datang dengan harapan tertentu, oleh karena itu pendidik harus mengetahui harapan peserta didika dan menjadikan harapan wajar (apabila ada yang tidak wajar).
3. Karakteristik Pendidik
Profesi pendidik. Pendidik sebagai pribadi mempunyai latar belakang profesi, hobi, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan tertentu. Hal itu semua akan menentukan sikap pendidik. Dengan memperhatikan metode dan prinsip pendidikan orang dewasa, pendidik akan mampu mengubah gaya dan fokus perhatiannya.
Keadaan Pendidik seperti kecapaian, kekhawatiran, kemarahan dan kebingungan akan dapat memengaruhi aktivitas dalam memberikan bimbingan dan didikan.

Sumber : Suprijanto. 2005.  Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar