Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini disebut juga sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tidak tahu suatu hal menjadi tahu.
Tahap
Proses Belajar
1.
Motivasi
Motivasi
adalah keinginan untuk mencapai sesuatu hal. Sedangkan motivasi jangka pendek
berupa minat untuk belajar pada saat itu, dan motivasi jangka panjang dapat
berupa keinginan mendapat nilai ujian yang baik, keinginan berprestasi, dan
sebagainya (Rlooijakkersd, 1980)
Cara
untuk menumbuhkan motivasi perserta didik antara lain :
·
Memberi nilai perkembangan belajar
·
Memberi hadian atau pujian
·
Memberitahukan kemanjuan belajar
·
Memberikan tugas yang menantang
·
Menciptakan suasana yang menyenangkan ( Nasution,1995) dalam Suprijanto (2005)
2. Perhatian
pada pelajaran
Dilihat
dari sudut pandang psikologi, penarik perhatian seseorang mempunyai ciri-ciri:
1)
gerakan
2)
stimuli yang intensif
3)
baru
4)
pengulangan.
Selanjutnya faktor-faktor
situasional yang mempengaruhi perhatian seseorang adalah:
1)
daya tarik fisik,
2)
hadiah atau pujian,
3)
keakraban,
4)
kedekatan, dan
5)
kemampuan.
3. Menerima
dan mengingat
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses menerima dan mengingat, seperti
struktur, makna, pengulangan pelajaran dan interverensi.
a. Struktur
Penjelasan pendidik akan
mudah diterima dan diingat oleh peserta didik, jika mempunyai struktur yang
jelas.
b. Makna
Jika suatu pelajaran ada
hubungannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, makak
pelajaran itu akan lebih bermakna, dan lebih mudah diterima dan diingat.
c. Pengulangan
Pengulangan suatu pelajaran
akan meningkatkan daya ingat peserta didik.
d. Intervensi
Interverensi
adalah kekalutan dalam pikiran seseorang yang sedang belajar akibat terlalu
banyak menerima pelajaran sehingga pelajaran tersebut menjadi berdesak-desakan
dalam pikirannya. Interverensi dapat dicegah oleh pendidik dengan:
1) memberikan
tidak terlalu banyak bahan pelajaran,
2) menjelaskan
struktur pelajaran,
3) memberikan
istirahat singkat,
4) menggambarkan
bagan,
5) memberikan
bahan tertulis. Makin sedikit kekalutan yang terjadi, akan makin baik bagi
proses belajar.
4. Reproduksi
Agar
peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pelajaran
dengan cara yang mengesankan. Informasi yang makin mengesankan, makin mudah
diproduksi, suatu informasi akan lebih mengesankan, jika informasi itu: a)
jelas strukturnya, b) jelas garis arahnya, c) diberikan dengan cara yang
menyentuh perasaan, dengan contoh-contoh nyata, dengan menggunakan alat peraga,
dengan gurauan yang segar, serta dengan cara-cara lain yang menarik perhatian.
5. Generalisasi
Pada
tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah
dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi
juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu
ke situasi yang lain.
6. Menerapkan
Apa Yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Untuk
meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing
dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Selanjutnya, pendidik memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar
dan mana yang salah. Dengan begitu peserta didik dapat mengetahui seberapa jauh
ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.
Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Belajar
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi orang dewasa ketika dia berada dalam situasi
belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. Faktor
internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan
pengelihatan. Faktor internal non fisik atau psikologis mencakup tingkat
aspirasi, bakat, dll. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
diri peserta didik atau lingkungan.
Ciri-Ciri
Belajar Orang Dewasa
Cara
belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu,
proses pembelajarannya harus memperhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Memungkinkan
timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
2. Memungkinkan
terjadi komunikasi timbal balik
3. Suasana
belajar yang diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang
4. Mengutamakan
peran peserta didik
5. Orang
dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya
6. Orientasi
belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
7. Motivasi
berasal dari dirinya sendiri
8. Orang
dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9. Orang
dewasa mempunyai kecerdasan yang beraga
10. Kemungkinan
terjadinya berbagai cara belajar
Suasana
Belajar Yang Kondusif
Berikut ini adalah suasana
belajar yang dianjurkan oleh Lunandi (1982):
Kumpulan manusia aktif
Kumpulan manusia aktif
1) Suasana
saling menghormati
2) Suasana
saling menghargai
3) Suasana
mengakui kekhasan pribadi
4) Suasana
penemuan diri
5) Suasana
tidak mengancam
6) Suasana
keterbukaan
Fungsi
Pendidik
1. penyebar pengetahuan
2. pelatih keterampilan
3. perancang pengalaman belajar
4. pelancar proses belajar
5. sumber belajar
6. pemimpin kegiatan belajar mengajar
7. penjelas tujuan belajar
8. tutor simulasi
9. fasilitator Kejar
2. pelatih keterampilan
3. perancang pengalaman belajar
4. pelancar proses belajar
5. sumber belajar
6. pemimpin kegiatan belajar mengajar
7. penjelas tujuan belajar
8. tutor simulasi
9. fasilitator Kejar
Sikap
Pendidik
Sikap
pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. bekerjasama dengan suasana hati awal yang menyenangkan
2. tenggang rasa (empati)
3. wajar (jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, dan terbuka)
4. respek, mempunyai pendangan positif kepada peserta didik
5. komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh
6. mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik
7. membuka diri
8. tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-seolah menjadi ahli dalam segala hal
9. tidak diskriminatif
10. Suka membantu, periang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian
11. membangkitkan keinginan belajar
12. tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat
13. tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar dengan tidak emosi
14. tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir.
15. menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan
16. memberi dorongan peserta didik dalam mengembangkan pribadinya
17. mampu mengorganisasikan kelompok belajar
18. menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi peserta didik
19. menerima keterbatasan diri
1. bekerjasama dengan suasana hati awal yang menyenangkan
2. tenggang rasa (empati)
3. wajar (jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, dan terbuka)
4. respek, mempunyai pendangan positif kepada peserta didik
5. komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh
6. mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik
7. membuka diri
8. tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-seolah menjadi ahli dalam segala hal
9. tidak diskriminatif
10. Suka membantu, periang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian
11. membangkitkan keinginan belajar
12. tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat
13. tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar dengan tidak emosi
14. tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir.
15. menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan
16. memberi dorongan peserta didik dalam mengembangkan pribadinya
17. mampu mengorganisasikan kelompok belajar
18. menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi peserta didik
19. menerima keterbatasan diri
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SIKAP DAN FUNGSI PENDIDIK
1. Karakteristik
Program Pendidikan
Tujuan
dan rancangan pendidikan sangat mempengaruhi sikap dan fungsi
pendidik. Jika tujuannya akan menyampaikan pengetahuan baru, fungsi pendidik
lebih sebagai penceramah, sedangkan jika tujuannya ingin peningkatan
efektifitas kerja sama dalam organisasi, fungsi pembimbing lebih sebagai
konsultan.
Lama Pendidikan. Pada program yang lebih lam (misalnya 1 atau 2 minggu), pendidik dapat menggunakan metode yang menggunakan metode analisis dalam seperti permainan peran (role play), diskusi kelompok, atau studi kasus.
Lama Pendidikan. Pada program yang lebih lam (misalnya 1 atau 2 minggu), pendidik dapat menggunakan metode yang menggunakan metode analisis dalam seperti permainan peran (role play), diskusi kelompok, atau studi kasus.
Harapan
Penyelenggara. Pendidikan orang dewasa dapat diselenggarakan
oleh berbagai organisasi. Harapan dan tujuan dari lembaga penyelenggara ini
harus diperhatikan sehingga pendidik dapat menentukan gaya, fungsi dan sikapnya
dalam proses belajar mengajar.
2. Karakteristik Peserta Didik
2. Karakteristik Peserta Didik
Komposisi
peserta didik, seperti status umur, latar belakang, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, cra belajar dan lain-lain juga memengaruhi sikap
pendidik.
Harapan
peserta didik, harus diperhatikan, karena setiap orang
pasti datang dengan harapan tertentu, oleh karena itu pendidik harus mengetahui
harapan peserta didika dan menjadikan harapan wajar (apabila ada yang tidak
wajar).
3. Karakteristik Pendidik
Profesi
pendidik. Pendidik sebagai
pribadi mempunyai latar belakang profesi, hobi, pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilan tertentu. Hal itu semua akan menentukan sikap pendidik. Dengan
memperhatikan metode dan prinsip pendidikan orang dewasa, pendidik akan mampu
mengubah gaya dan fokus perhatiannya.
Keadaan
Pendidik seperti kecapaian, kekhawatiran, kemarahan dan
kebingungan akan dapat memengaruhi aktivitas dalam memberikan bimbingan dan
didikan.
Sumber
: Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar