Rabu, 16 April 2014

PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

A.    Pendahuluan
Prinsip pendidikan orang dewasa yang akan dijelaskan didalam bab ini terdiri atas : hukum belajar. Penetapan tujuan, pemilihan materi, pengembangan sikap, idealisme, minat, mengembangkan kemampuan, mempertimbangkan atau menilai, kemampuan manipulatif atau psikomotorik, kemampuan berpikir atau memecahkan masalah, pembentukan kebiasaan, pengejaran isu yang kontroversial.
    B.     HUKUM BELAJAR
Penjelasan mengenai hukum belajar ini bervariasi tergantung pengarangnya. Namun, ada beberapa hal pokok yang disetujui oleh sebagian besar pengarang yang digunakan sebagai pedoman. Hukum belajar itu terdiri atas beberapa unsur, yaitu
1.      Keinginan belajar
2.      Pengertian terhadap tugas
3.      Hukum latih
4.      Hukum akibat
5.      Hukum asosiasi
6.      Rasa tertarik, keuletan dan intensitas
7.      Kesiapan hati
8.      Pengetahuan akan keberhasilan dan kegagalan.
Berikut penjelasannya.
1.      Keinginan Belajar
Keinginan belajar dapat timbul karena rasa tertarik yang amat mendalam terhadap suatu objek, atau mungkin dapat disebabkan oleh adanya kebutuhan terhadap suatu dorongan atau motivasi orang lain. Tugas pendidik adalah menumbuhkan keinginan kuat peserta didik mempelajari materi yang diajarkan.


2.      Pengertian terhadap Tugas
Peserta didik harus memperoleh pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ia harus mengetahui apa yang perlu dibaca, dicatat, dipelajari, dilatih, didiskusikan, diteliti, praktikan, dan dilakukan agar apa yang dipelajarinya dapat dipahami.
3.      Hukum asosiasi
Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta lain cendrung dapat menghasilkan ingatan yang lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya
4.      Minat, keuletan, dan intensitas
Penelitian telah membuktikan bahwa minat atau rasa tertarik, keuletan atau kegigihan, dan intensitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan belajar, dan hal ini telah diterapkan, baik bagi orang dewasa maupun anak. Keuletan dan intensitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan.
5.      Ketetapan hati
Seorang peserta didik seharusnya mempunyai ketetapan hati, yakni ketersediaan untuk menerima ide-ide baru walaupun mungkin ia tidak ingin menerapkannya. Sebagian besar orang yang mendaftar dalam program pendidikan orang dewasa mempunyai keinginan untuk mencoba ide baru, menerima atas dasar manfaat yang akan diperolehnya.
6.      Pengetahuan tentang Keberhasilan dan Kegagalan
Situasi yang sangat dikehendaki dalam pendidikan orang dewasa adalah situasi dimana orang dewasa mampu menilai pekerjaan sendiri dengan menggunakan kriteria atau standard yang dirancang khusus untuk pekerjaan itu.



    C.     PENETAPAN UMUM
Kunci keberhasilan dalam pendidikan orang dewasa adalah mempunyai tujuan khusus tentang prilaku maupun performansi yang jelas dan bergerak menuju ke tujuan tersebut secara konsisten.
              1.      Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan orang dewasa sangat bervariasi, tergantung pada visi dan misi lembaga yang menyelenggarakannya. Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang maha esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1978).
               2.      Maksud Pendidikan
Untuk memberikan gambaran maksud pendidikan ini, kita gunakan maksud pendidikan di Amerika yang dikenal dengan The Purpose of Education in American Democracy, yang terdiri atas empat tujuan khusus, yaitu
1.      Penyadaran diri
2.      Hubungan masyarakat
3.      Efisiensi ekonomi
4.      Tanggung jawab warga negara (Morgan, et al., 1976)
Dibandingkan dengan Indonesia, Indonesia sangat mendorong dan mengutamakan faktor budi pekerti dan pendidikan Moral pada peserta didik.
                 3.      Tujuan khusus
Untuk tujuan khusus, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
1.      Ciri tujuan khusus
2.      Tipe
3.      Menentukan tujuan khusus


1.      Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
a.       Harus ada sasaran
b.      Harus ada perubahan prilaku yang signifikan
c.       Harus diterima oleh sasaran sebagai tujuan sendiri
d.      Harus mengarah ketujuan umum
e.       Bisa dinyatakan dalam pengetahuan
2.      Tipe tujuan khusus yang diambil dari buku Benjamin S. Bloom (1956) adalah
a.       Ranah kognitif
b.      Ranah afektif
c.       Psikomotor
3.      Tipe tujuan khusus
a.       Pengetahuan, pengertian
b.      Kemampuan, keterampilan
c.       Minat, penghargaan, idealisme, hasrat
d.      Kebiasaan

4.        Memilih Materi Pelajaran
Didalam pendidikan orang dewasa, banyak program pendidikan berdasarkan jenis kegiatan yang tidak mengandalkan pokok bahasan tradisional.

    D.    MENGEMBANGKAN SIKAP, IDEALISME, DAN MINAT
Sikap, idealism, minat dan selera adalah dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting.
1.         Sikap
Istilah sikap disini berarti perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta, dan lainnya. Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap positif terhadap hal yang baik menurut norma yang berlaku dimasyarakat.
Sikap tidak dapat diajarkan secara langsung melalui fakta, namun biasanya diajarkan secara tidak langsung melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik. Hukum akibat mungkin dapat diterapkan dalam mengembangkan sikap ini.
2.         Idealisme
Idealisme adalah suatu standar  kesempurnaan yang diterima oleh individu dan kelompok. Idealism yang sangat perlu ditanamkan pada generasi muda Indonesia kejujuran, kedisiplinan, etos kerja, dan kebersihan yang dirasa masih belum diresapi sepenuhnya.
3.         Minat
Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minat, makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya.
   E.     MENGAJAR PENGETAHUAN
Pengetahuan yang banyak jumlahnya tidak mungkin diajarkan semuanya. Peserta cukup mempelajari dimana memperolehnya dan bagaimana menggunakan informasi semacam itu. Pengetahuan atau materi pada dasarnya dapat digolongkan  menjadi empat kelompok, yakni :
1.                  Fakta mengenai “APA”, misalnya nama orang, symbol dan lainnya
2.                  Konsep mengenai pengertian sesuatu
3.                  Prosedur
4.                  Prinsip
F.      MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
1.      Mengembangkan kemampuan menilai atau mempertimbangkan
2.      Mengembangkan kemampuan manipulative atau psikomotor
3.      Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
   G.    MENDISKUSIKAN ISU KONTROVERSIAL
1.      Pentingnya mendiskusikan isu controversial
Isu controversial perlu didiskusikan dalam suasana demokratis yang dapat mendorong orang memutuskan isu krusial melalui proses diskusi terbuka dan dengan menggunakan argumentasi bebas. Isu yang yang paling penting adalah isu controversial yang umum.
2.      Kriteria untuk memilih isu controversial
a.       Apakah isu tersebut penting dan waktunya tepat ?
b.      Apakah isu tersebut menarik perhatian banyak orang?
c.       Dan lain-lain.
3.      Cara mendiskusikan isu controversial
Tahapan berikut ini disarankan untuk dilaksanakan dalam diskusi controversial.
a.       Menentukan isu secara jelas
b.      Bagi isu menjadi beberapa segmen
c.       Buat daftar kemungkinan pemecahan yang diusulkan oleh anggota
d.      Kumpulkan dan catat informasi tentang isu tersebut
e.       Susun informasi secara berurutan dan tanpa distorsi
f.       Nilai informasi tersebut
g.      Setiap kemungkinan pemecahan, harus dipertimbangkan dengan menggunakan data yang ada.
h.      Susun kesimpulan apabila informasi menunjangnya.
    H.  CARA MEMBENTUK KEBIASAAN
Aturan umum dibawah, menunjang bagaimana membentuk kebiasaan baru yang baik dan meninggalkan kebiasaan lama yang buruk.
1.      Temukan konsep kebiasaan baru, lakukan sejelas mungkin
2.      Mulailah kebiasaan baru dengan kemauan yangt kuat
3.      Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai kebiasaan baru tersebut benar-benar berakar
4.      Latihlah kebiasaan baru itu pada setiap kesempatan,walaupun dalam keadaan sibuk
5.      Latihlah dengan selang waktu yang agak lama akan lebih baik
6.      Latihlah hendaknya dilakukan sesempurna mungkin
7.      Situasi dan kondisi diatur sehingga menyenangkan
8.      Pembentukan kebiasaan baru hendaknya sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan dari orang lain.

Sumber : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar