A. Pendahuluan
Prinsip pendidikan orang dewasa yang
akan dijelaskan didalam bab ini terdiri atas : hukum belajar. Penetapan tujuan,
pemilihan materi, pengembangan sikap, idealisme, minat, mengembangkan
kemampuan, mempertimbangkan atau menilai, kemampuan manipulatif atau
psikomotorik, kemampuan berpikir atau memecahkan masalah, pembentukan
kebiasaan, pengejaran isu yang kontroversial.
B. HUKUM
BELAJAR
Penjelasan mengenai hukum belajar
ini bervariasi tergantung pengarangnya. Namun, ada beberapa hal pokok yang
disetujui oleh sebagian besar pengarang yang digunakan sebagai pedoman. Hukum
belajar itu terdiri atas beberapa unsur, yaitu
1. Keinginan
belajar
2. Pengertian
terhadap tugas
3. Hukum
latih
4. Hukum
akibat
5. Hukum
asosiasi
6. Rasa
tertarik, keuletan dan intensitas
7. Kesiapan
hati
8. Pengetahuan
akan keberhasilan dan kegagalan.
Berikut
penjelasannya.
1. Keinginan
Belajar
Keinginan belajar dapat timbul
karena rasa tertarik yang amat mendalam terhadap suatu objek, atau mungkin
dapat disebabkan oleh adanya kebutuhan terhadap suatu dorongan atau motivasi
orang lain. Tugas pendidik adalah menumbuhkan keinginan kuat peserta didik
mempelajari materi yang diajarkan.
2. Pengertian
terhadap Tugas
Peserta didik harus memperoleh
pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Ia harus mengetahui apa yang perlu dibaca, dicatat,
dipelajari, dilatih, didiskusikan, diteliti, praktikan, dan dilakukan agar apa
yang dipelajarinya dapat dipahami.
3. Hukum
asosiasi
Belajar dengan menghubungkan ide
atau fakta dengan ide atau fakta lain cendrung dapat menghasilkan ingatan yang
lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya
4. Minat,
keuletan, dan intensitas
Penelitian telah membuktikan bahwa
minat atau rasa tertarik, keuletan atau kegigihan, dan intensitas sangat
berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan belajar, dan hal ini telah
diterapkan, baik bagi orang dewasa maupun anak. Keuletan dan intensitas dari
suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan.
5. Ketetapan
hati
Seorang peserta didik seharusnya
mempunyai ketetapan hati, yakni ketersediaan untuk menerima ide-ide baru
walaupun mungkin ia tidak ingin menerapkannya. Sebagian besar orang yang mendaftar
dalam program pendidikan orang dewasa mempunyai keinginan untuk mencoba ide
baru, menerima atas dasar manfaat yang akan diperolehnya.
6. Pengetahuan
tentang Keberhasilan dan Kegagalan
Situasi yang sangat dikehendaki
dalam pendidikan orang dewasa adalah situasi dimana orang dewasa mampu menilai
pekerjaan sendiri dengan menggunakan kriteria atau standard yang dirancang
khusus untuk pekerjaan itu.
C. PENETAPAN
UMUM
Kunci keberhasilan dalam pendidikan
orang dewasa adalah mempunyai tujuan khusus tentang prilaku maupun performansi
yang jelas dan bergerak menuju ke tujuan tersebut secara konsisten.
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum pendidikan orang dewasa
sangat bervariasi, tergantung pada visi dan misi lembaga yang
menyelenggarakannya. Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah Meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan yang maha esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN,
1978).
2. Maksud
Pendidikan
Untuk memberikan gambaran maksud
pendidikan ini, kita gunakan maksud pendidikan di Amerika yang dikenal dengan
The Purpose of Education in American Democracy, yang terdiri atas empat tujuan
khusus, yaitu
1. Penyadaran
diri
2. Hubungan
masyarakat
3. Efisiensi
ekonomi
4. Tanggung
jawab warga negara (Morgan, et al., 1976)
Dibandingkan
dengan Indonesia, Indonesia sangat mendorong dan mengutamakan faktor budi
pekerti dan pendidikan Moral pada peserta didik.
3. Tujuan
khusus
Untuk
tujuan khusus, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
1. Ciri
tujuan khusus
2. Tipe
3. Menentukan
tujuan khusus
1. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut
a. Harus
ada sasaran
b. Harus
ada perubahan prilaku yang signifikan
c. Harus
diterima oleh sasaran sebagai tujuan sendiri
d. Harus
mengarah ketujuan umum
e. Bisa
dinyatakan dalam pengetahuan
2. Tipe
tujuan khusus yang diambil dari buku Benjamin S. Bloom (1956) adalah
a. Ranah
kognitif
b. Ranah
afektif
c. Psikomotor
3. Tipe
tujuan khusus
a. Pengetahuan,
pengertian
b. Kemampuan,
keterampilan
c. Minat,
penghargaan, idealisme, hasrat
d. Kebiasaan
4.
Memilih Materi
Pelajaran
Didalam pendidikan orang dewasa,
banyak program pendidikan berdasarkan jenis kegiatan yang tidak mengandalkan
pokok bahasan tradisional.
D. MENGEMBANGKAN SIKAP, IDEALISME, DAN MINAT
Sikap, idealism, minat dan
selera adalah dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas
emosi yang penting.
1.
Sikap
Istilah sikap disini berarti
perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta, dan lainnya.
Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap positif terhadap hal yang
baik menurut norma yang berlaku dimasyarakat.
Sikap tidak dapat diajarkan
secara langsung melalui fakta, namun biasanya diajarkan secara tidak langsung
melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik. Hukum akibat mungkin dapat
diterapkan dalam mengembangkan sikap ini.
2.
Idealisme
Idealisme adalah suatu
standar kesempurnaan yang diterima oleh
individu dan kelompok. Idealism yang sangat perlu ditanamkan pada generasi muda
Indonesia kejujuran, kedisiplinan, etos kerja, dan kebersihan yang dirasa masih
belum diresapi sepenuhnya.
3.
Minat
Minat merupakan keinginan
yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin
besar minat, makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya.
E.
MENGAJAR
PENGETAHUAN
Pengetahuan yang banyak
jumlahnya tidak mungkin diajarkan semuanya. Peserta cukup mempelajari dimana
memperolehnya dan bagaimana menggunakan informasi semacam itu. Pengetahuan atau
materi pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi empat kelompok, yakni :
1.
Fakta mengenai
“APA”, misalnya nama orang, symbol dan lainnya
2.
Konsep mengenai
pengertian sesuatu
3.
Prosedur
4.
Prinsip
F.
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN
1.
Mengembangkan
kemampuan menilai atau mempertimbangkan
2.
Mengembangkan
kemampuan manipulative atau psikomotor
3.
Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah
G.
MENDISKUSIKAN
ISU KONTROVERSIAL
1.
Pentingnya
mendiskusikan isu controversial
Isu
controversial perlu didiskusikan dalam suasana demokratis yang dapat mendorong
orang memutuskan isu krusial melalui proses diskusi terbuka dan dengan
menggunakan argumentasi bebas. Isu yang yang paling penting adalah isu
controversial yang umum.
2.
Kriteria untuk
memilih isu controversial
a.
Apakah isu
tersebut penting dan waktunya tepat ?
b.
Apakah isu
tersebut menarik perhatian banyak orang?
c.
Dan lain-lain.
3.
Cara
mendiskusikan isu controversial
Tahapan berikut ini disarankan untuk dilaksanakan
dalam diskusi controversial.
a.
Menentukan isu
secara jelas
b.
Bagi isu menjadi
beberapa segmen
c.
Buat daftar
kemungkinan pemecahan yang diusulkan oleh anggota
d.
Kumpulkan dan
catat informasi tentang isu tersebut
e.
Susun informasi
secara berurutan dan tanpa distorsi
f.
Nilai informasi
tersebut
g.
Setiap
kemungkinan pemecahan, harus dipertimbangkan dengan menggunakan data yang ada.
h.
Susun kesimpulan
apabila informasi menunjangnya.
H. CARA MEMBENTUK
KEBIASAAN
Aturan umum dibawah,
menunjang bagaimana membentuk kebiasaan baru yang baik dan meninggalkan
kebiasaan lama yang buruk.
1.
Temukan konsep
kebiasaan baru, lakukan sejelas mungkin
2.
Mulailah
kebiasaan baru dengan kemauan yangt kuat
3.
Jangan biarkan
pengecualian terjadi sampai kebiasaan baru tersebut benar-benar berakar
4.
Latihlah
kebiasaan baru itu pada setiap kesempatan,walaupun dalam keadaan sibuk
5.
Latihlah dengan
selang waktu yang agak lama akan lebih baik
6.
Latihlah hendaknya
dilakukan sesempurna mungkin
7.
Situasi dan
kondisi diatur sehingga menyenangkan
8.
Pembentukan
kebiasaan baru hendaknya sebagai hasil dari dorongan dirinya sendiri, bukan
dari orang lain.
Sumber : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar