Setiap orang pasti punya harapan, setiap orang pernah berharap yang membuat semua orang pasti pernah kecewa, karena ngga setiap harapan pasti terpenuhi.
Saya pernah kecewa, kecewa pada seorang teman.
Ya, sebelum tulisan ini ada dia masih teman saya, tapi entahlah setelahnya.
Dia adalah satu-satunya teman yang saya harap bisa ada, dalam semua kondisi dan dia berjanji untuk itu. Jadi, bukan hanya sekedar harapan, itu juga janji.
Tapi untuk kesekian kali, dia ingkar janji.
Hari ini adalah kesempatan terakhir kami (mungkin) bisa saling melihat.
Tapi, hari ini pula dia buang kesempatan itu. Hari ini seharusnya saya mau bercerita banyak, sambil menangis. Hari ini mungkin hari terakhir dia bisa melihat saya sebagai orang yang dia kenal.
Tapi hari ini, setelah melalui perdebatan panjang,
Dia membantu saya mengambil keputusan bahwa, sejak hari ini saya bukan lagi temannya.
Saya bukanlah orang yang cukup berharga untuk tidak dikecewakan olehnya.
Saya bukan orang yang penting baginya.
Saya hanya orang asing dengan agama dan suku yang asing, saya hanya orang dengan kemampuan ekonomi yang lebih rendah, saya orang asing yang tidak sehebat teman-temannya yang lain, bagi dia tidak ada harganya saya.
Sejak hari ini dia bukan lagi teman saya.
Mulai hari ini, detik ini juga dia adalah orang asing.
Saya kecewa, tentu, SANGAT KECEWA.
Ternyata teman yang saya kira bisa saya andalkan bahkan tidak bisa menghargai waktu pertemuan.
Ya, sejak dulu seharusnya saya sadar. Habis manis, sepah dibuang.
Setelah mengambil banyak hal dari saya, tentunya dia mudah saja melenggang pergi, tanpa tahu apa akibat perbuatannya.
Saya kecewa,
Bukan saya tidak ikhlas dengan segala pemberian saya kepadanya, tapi memang ada sesuatu yang sampai sekarang tidak bisa saya ikhlaskan.
Lalu, sekarang apa?
Saya harus menjauh dan kembali menyembuhkan diri saya,
Saya benar-benar berharap tidak lagi bertemu dengan dia dan orang seperti dia. Semoga.
Saya pernah kecewa, kecewa pada seorang teman.
Ya, sebelum tulisan ini ada dia masih teman saya, tapi entahlah setelahnya.
Dia adalah satu-satunya teman yang saya harap bisa ada, dalam semua kondisi dan dia berjanji untuk itu. Jadi, bukan hanya sekedar harapan, itu juga janji.
Tapi untuk kesekian kali, dia ingkar janji.
Hari ini adalah kesempatan terakhir kami (mungkin) bisa saling melihat.
Tapi, hari ini pula dia buang kesempatan itu. Hari ini seharusnya saya mau bercerita banyak, sambil menangis. Hari ini mungkin hari terakhir dia bisa melihat saya sebagai orang yang dia kenal.
Tapi hari ini, setelah melalui perdebatan panjang,
Dia membantu saya mengambil keputusan bahwa, sejak hari ini saya bukan lagi temannya.
Saya bukanlah orang yang cukup berharga untuk tidak dikecewakan olehnya.
Saya bukan orang yang penting baginya.
Saya hanya orang asing dengan agama dan suku yang asing, saya hanya orang dengan kemampuan ekonomi yang lebih rendah, saya orang asing yang tidak sehebat teman-temannya yang lain, bagi dia tidak ada harganya saya.
Sejak hari ini dia bukan lagi teman saya.
Mulai hari ini, detik ini juga dia adalah orang asing.
Saya kecewa, tentu, SANGAT KECEWA.
Ternyata teman yang saya kira bisa saya andalkan bahkan tidak bisa menghargai waktu pertemuan.
Ya, sejak dulu seharusnya saya sadar. Habis manis, sepah dibuang.
Setelah mengambil banyak hal dari saya, tentunya dia mudah saja melenggang pergi, tanpa tahu apa akibat perbuatannya.
Saya kecewa,
Bukan saya tidak ikhlas dengan segala pemberian saya kepadanya, tapi memang ada sesuatu yang sampai sekarang tidak bisa saya ikhlaskan.
Lalu, sekarang apa?
Saya harus menjauh dan kembali menyembuhkan diri saya,
Saya benar-benar berharap tidak lagi bertemu dengan dia dan orang seperti dia. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar