Selasa, 24 Juni 2014

MANFAAT PRAKTIKUM ANDRAGOGI



     Tak ada belajar yang tak bermanfaat, yaps.. bagi orang dewasa semua yang dipelajari tentu bermanfaat.. begitu pula dengan Andragogi, tentu sangat bermanfaat. Kali ini saya mau spik spik tentang manfaat yang saya dapatkan dari praktikum yang sudah kami lakukan. Jadi kisahnya kami dibagi dalam 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang dan kami harus menjadi fasilitator dalam satu metode pendidikan orang dewasa.
  
  Nah, pada  postingan ini saya akan menceritakan manfaat yang saya dapatkan secara keseluruhan, baik itu dari diskusi, demonstrasi, karyawisata dan pelatihan. Sebelum melangkah ke manfaat saya mau memberitahu :

Diskusi        : mendiskusikan mengenai kekerasan seksual terhadap anak
Demonstrasi : membuat martabak mini toping special
Karyawisata : kunjungan ke UKM coklat reachoc
Pelatihan      : membuat alas makan dari sumpit bekas

  Secara keseluruhan, praktikum diskusi, demonstrasi, karyawisata dan pelatihan, bukanlah terbatas pada mengetahui apa-apa saja yang dipraktikkan, seperti mengetahui penyebab dan pencegahan kekerasan seksual pada anak, mengetahui cara membuat martabak, mendapat pengetahuan mengenai UKM coklat reachoc dan tahu cara membuat alas makan. Sebagai orang yang (seharusnya) sudah dewasa saya merasa manfaat yang didapatkan tidak terbatas pada hal-hal seperti itu saya, tetapi lebih dari itu, saya belajar banyak dari prosesnya.

Saya pernah menemukan gambar :




   Walau ada teori yang membahasnya, tetapi saya lebih memahami gambar ini dengan konsep yang terlintas dikepala saya, yaitu pepatah yang sejak kecil diajarkan kepada kita. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Gambar tersebut menunjukkan di kotak knowledge atau pengetahuan ada titik-titik yang tidak saling terhubung, sedangkan di kotak experience ada titik yang saling terhubung.

  Menurut saya, seharusnya orang dewasa berada di kolom experience, memiliki pengetahuan dan tahu bagaimana cara menggunakannya. Orang dewasa diharuskan untuk belajar banyak hal dan juga harus dapat mempergunakannya. Hal tersebutlah yang menjadi esensi dari pengalaman.

   Menurut saya manfaat dari praktikum berada di poin ini. Tanpa mempraktikkan, mungkin kami tidak akan memahami andragogi sebagaimana mestinya. Jika hanya diberi teori saja, mungkin knowledge atau pengetahuan yang didapatkan tidak akan begitu berguna dibandingkan dengan praktik, teori-teori tersebut bisa dipraktikkan dan ditemukan kegunaan serta hubungan antar teorinya.

    Selain itu, melihat performa berbagai kelompok, mulai dari persiapan hingga selesai saya juga belajar mengenai betapa berartinya arti sebuah konsistensi, latihan dan berbagai hal-hal lain yanh tidak ada dalam teori yang diajarkan. Saya memang masih mengkukuhkan diri berada pada masa remaja alias belum dewasa, tetapi untuk pembelajaran, saya tidak menolak untuk menjadi dewasa.


ANDRAGOGI : PENGGALAN CERITA KELOMPOK DEMONSTRASI

Bikin martabak, yuhuuuuuuu..
Saya mau cerita nih kisah kelompok caem dalam belajar membuat martabak sampai dengan mendemonstrasikannya di kelas.. cekidotttt…
Berawal dari terbentuknya kelompok demonstrasi yang beranggotakan :
Bu kokomting Byuti Ridha Andini, mawapres RM Afif Handri Nabawi, Ibu kita Dika Lestari, Princess Yoshinta Gracia, si Ganteng bukan Serigala Fahmi Idris Sitompul dan Nande itingna Rina Zeniwati Ginting. Pada hari terbentuknya memutuskan untuk melakukan demonstrasi pembuatan martabak? Kenapa harus martabak?
Karena kami tidak setuju dengan mahalnya harga martabak Toblerone dan Nutella. Bayangkan saja, kita harus menghabiskan 100k-80k demi menikmati martabak. Kami tidak setuju!
Nah, karena sudah fix maksimal akan membuat martabak, maka konsep performa pun dibuat. Konsepnya bisa dilihat di postingan sebelumnya.
Latihan Pertama
Semua orang pasti memahami dan memaklumi bahwa mahasiswa adalah orang tersibuk didunia dan beragam alasannya, sibuk menemami mama belanja, sibuk ini sibuk itu dan blab blab blaaaa…
Latihan pertama kami hanya dihadiri oleh 3 orang, yaitu Yoshinta, Afif dan Fahmi. Bertiga kami membuat martabak. Yupsss…
Sebelum membuat martabak, tentunya harus belanja bahan martabak terlebih dahulu and you know what? Saya Cuma menghabiskan 90k untuk membeli bahan martabak.
Oke.. lanjut ke kisah membuat martabak.. akhirnya kami memulai pembuatan martabak. Untuk pertama kali agak gamang memang.. dan jeng jeng jeng jenggg…
Martabak pun jadi… dan karena latihannya di rumah Afif, otomatis ortunya Afif icip-icip martabak kami.. hasilnya nilai 90… yeaiiii…

Latihan Kedua
Latihan kedua masih di rumah Afif.. kali ini yang hadir lengkap.. dan terjadilah eksperimen tersebut.. toping martabaknya ada ceres, keju, oreo dan toping blueberry. Sungguh rasanya.. nano-nano.. tak terkatakannnnn
Hari H
Tibalah pada hari H. agak sulit mengisahkannya.. pokoknya pada hari H kendala kami, kami masih ditengah kegalauan keberadaan timbangan. Inti dari hari ini adalah, kami merasa berhasil. Itu ajasih.. martabak kami enak. Tapi saya agak kecewa dengan teman yang mengaplikasikan toping. Mereka membuat toping yang tak seharusnya..
Seharusnya topingnya itu hanya keju, oreo dan ice cream. Tetapi mereka mengaplikasikan blueberry dan messes juga.. komentar dosen ya hanya disitu.. rasanya jadi anehhh.. ada manis, pahit dan asamnya..
but overall, semua berjalan dengan baik kok.. dilihat dari manfaat yang dipaparkan teman-teman dalam kertas porto folio, semua terlihat cukup puas dengan penampilan kami... 


Berikut foto-fotonya…

martabak hasil latihan pertama kami




nb. Bukannya saya tak ikut berlatih.. tapi memang saya yang potoin jadi ngga ada potonya.. hihihi

Senin, 23 Juni 2014

ANDRAGOGI : TESTIMONI PRAKTIKUM METODE DISKUSI

Rika     : beb, jalan yuukk…
Riko    : mau jalan kemana?
Rika     : eumm.. enaknya kemana yaa?
Riko    : ngopi aja yukk…
Rika     : Ke mall aja yuk..
Riko    : ahh, ngga asik ke mall. Nongki nongki aja yuukk…
Rika     : Eumm.. nongkinya di mall aja beb…
            Well.. lupakan ke fakta bahwa percakapan diatas cukup norak, tapi begitulah contoh diskusi yang sering terjadi dan tanpa kita sadari. Yaps tepat, diskusi itu bisa terjadi dimana aja. Bisa di jalan, di kantor, di rumah, di pantai, di danau dan di….. apa di hati mu? (oke sip, lupakan) ya.. dimana saja kita bisa berdiskusi. Nah, sekarang, mahasiswa galau akan spik spik en tolking tolking tentang diskusi, sekalian testimony performa kelompok diskusi
Apa itu diskusi kelompok?
Menurut Morgan (1976) diskusi kelompok yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok orang dalam diskusi suatu subjek atau masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut. Menurut Kang & Song (1984) mendefinisikan diskusi kelompok sebagai pertemuan atau percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topik tertentu yang menjadi pusat perhatian bersama.
Dari kedua pendapat diatas dan berbagai pendapat ahli lainnya, pada dasarnya definisi diskusi tersebut menekankan pada partisipasi dan interaksi semua anggota kelompok dalam diskusi tersebut.
Perlu diingat bahwa diskusi merupakan metode yang sangat efektif jika yang terlibay itu sedikit alias under 10 orang dan akan perlu perencanaan yang cermat dan pimpinan diskusi yang kompeten jika pesertanya diatas 10 orang.

Guna diskusi kelompok apa ya?
            Well to the well well well (sinetron bingits yaa) tidak usah diragukan lagi, diskusi merupakan metode yang sangat  berguna. Bayangkan kalau kamu lagi diskusi mau jalan kemana sama pacar kamu (eh, jomblo ya? Maap :p), and the end kalian tau dan bisa memutuskan mau jalan kemana kan? Dan beruntungnya kita, diskusi itu sangat berguna pada pendidikan orang dewasa. Ada berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dari berdiskusi. Ini dia manfaatnya :
   1)      Diskusi memberikan kesempatan kepada setiap orang yanng menjadi peserta diskusi untuk bisa menyampaikan pendapatnya dan mendorong setiap orang untuk berpikir dan mengambil keputusan. Simplenya, karena diskusi melibatkan peserta yang tidak begitu banyak, jadi setiap orang punya kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya, menyampaikan ide dan pendapatnya dan untuk itu pastinya diperlukan sebuah proses yang dinamakan dengan berpikir dan mengambil keputusan.
     2)      Dengan berpartisipasi dalam diskusi mau tidak mau peserta belajar sambil bekerja, karena peserta diskusi akan aktif secara fisik dan mental dalam diskusi dan tentu saja hasil yang didapatkan akan lebih baik dibandingkan dengan duduk diam dan mendengarkan.
     3)      Dalam diskusi kita harus mau mendengarkan argument peserta lain yang otomatis akan memaksa kita untuk belajar lebih toleran dan karena ada berbagai pendapat kita juga akan dapat memperluas wawasan kita, hal itu bisa terjadi karena dalam diskusi ada banyak peserta dan pasti ada lebih dari satu sisi argument didalamnya.
     4)      Untuk paham apa yang dimaksudkan oleh peserta lain kita harus mendengarkan dengan baik, hal ini perlu guna mencegah kesalah pahaman.
     5)      Setelah melalui banyak perdebatan dalam diskusi tentu diskusi akan menghasilkan kesimpulanyang dapat diambil.
     6)      Diskusi dapat digunakan untuk :
ΓΌ  Mendorong orang untuk menjadi sadar akan adanya masalah
ΓΌ  Membantu mereka mengidentifikasi masalah
ΓΌ  Membantu mereka dalam mencari masalah tersebut
ΓΌ  Membantu mereka menemukan pemecahan masalah
ΓΌ  Kesempatan untuk merencanakan program aksi.

Talk about testimoni nih yaa..
Menurut saya sasaran manfaat kelompok diskusi di kelas Andragogi itu ada di poin ke 6. Kilas balik kisahnya ni ya, kelompok Diskusi mengangkat kisah JIS mengenai kasus kekerasan seksual pada anak. Nah, dari yang mahasiswa galau ikuti arah-arahnya sih memang untuk mencari solusi pencegahan kasus kekerasan seksual pada anak, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah, mencari tahu masalah dan berusaha untuk melakukan pencegahan dan pemecahan masalah.
Sayangnya, setiap performa ada plus-minusnya.
Kalau pendapat aku sih, topiknya udah bagus, karena memang sesuai dengan topic yang lagi hot saat itu. Sayangnya, dalam prosesnya kelompok kurang mampu untuk mengontrol arah diskusinya, sehingga jadi menjalar kemana-mana. Satu subtopic belum kelar sudah dibahas ke subtopic yang lain. Endingnya, sasaran atau tujuan dari diskusi tidak tercapai.
Selain itu, dalam diskusikan perlu ada humor atau apapunlah yang membuat jalannya diskusi agar tidak begitu menegangkan. Jujur saya merasa diskusinya agak alot dan menegangkan. Bisa jadi karena itu performa pertama kali ya, jadi mereka gamang, but ini cukup tertutupilah dengan pengetahuan fasilitator dan peserta tetap bisa ada yang didapatkan.

Well, terkait testimony nih ya, yuk mari kita bahas dengan teori.

Dalam Suprijanto (2008;98) dikemukakan standar yang dapat dipergunakan agar pemilihan masalahnya baik:
·         Semua atau sebagian besar anggota kelompok sangat tertarik terhadap masalah atau isu tersebut
·         Masalah atau isu dikenal benar oleh semua atau sebagian besar anggota kelompok
·         Isu atau masalah jelas,pasti dan dimengerti oleh semua anggota kelompok
·         Masalah atau isu mempunyai tingkat kesulitan yang dapat menumbuhkan diskusi yang berkelanjutan
·         Informasi cukup tersedia bagi anggota kelompok untuk memecahkan masalah dengan memuaskan
·         Isu atau masalah dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang logis
·         Isu atau masalah merangsang pemikiran bermutu.

Nah, walaupun menarik menurut saya topiknya tidak diminati seluruh peserta dan bisa jadi ada yang up date mengenai kasus yang sedang dibicarakan, sehingga yang berpartisipasi/ memberikan pendapat tidak begitu banyak.

Sekian dulu testimony saya.. terimakasih J


Rabu, 16 April 2014

Proses Belajar dan Mengajar Orang Dewasa


               Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini disebut juga sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tidak tahu suatu hal menjadi tahu.

Tahap Proses Belajar
1.      Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu hal. Sedangkan motivasi jangka pendek berupa minat untuk belajar pada saat itu, dan motivasi jangka panjang dapat berupa keinginan mendapat nilai ujian yang baik, keinginan berprestasi, dan sebagainya (Rlooijakkersd, 1980)
Cara untuk menumbuhkan motivasi perserta didik antara lain :
·         Memberi nilai perkembangan belajar
·         Memberi hadian atau pujian
·         Memberitahukan kemanjuan belajar
·         Memberikan tugas yang menantang
·         Menciptakan suasana yang menyenangkan (  Nasution,1995) dalam Suprijanto (2005)
           2. Perhatian pada pelajaran
Dilihat dari sudut pandang psikologi, penarik perhatian seseorang mempunyai ciri-ciri:
1) gerakan
2) stimuli yang intensif
3) baru
4) pengulangan.

Selanjutnya faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perhatian seseorang adalah:
1) daya tarik fisik,
2) hadiah atau pujian,
3) keakraban,
4) kedekatan, dan
5) kemampuan.
           3. Menerima dan mengingat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menerima dan mengingat, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran dan interverensi.
a.       Struktur
Penjelasan pendidik akan mudah diterima dan diingat oleh peserta didik, jika mempunyai struktur yang jelas.
b.      Makna
Jika suatu pelajaran ada hubungannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, makak pelajaran itu akan lebih bermakna, dan lebih mudah diterima dan diingat.
c.       Pengulangan
Pengulangan suatu pelajaran akan meningkatkan daya ingat peserta didik.
d.      Intervensi
Interverensi adalah kekalutan dalam pikiran seseorang yang sedang belajar akibat terlalu banyak menerima pelajaran sehingga pelajaran tersebut menjadi berdesak-desakan dalam pikirannya. Interverensi dapat dicegah oleh pendidik dengan:
1)      memberikan tidak terlalu banyak bahan pelajaran,
2)      menjelaskan struktur pelajaran,
3)      memberikan istirahat singkat,
4)      menggambarkan bagan,
5)      memberikan bahan tertulis. Makin sedikit kekalutan yang terjadi, akan makin baik bagi proses belajar.
            4. Reproduksi
Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pelajaran dengan cara yang mengesankan. Informasi yang makin mengesankan, makin mudah diproduksi, suatu informasi akan lebih mengesankan, jika informasi itu: a) jelas strukturnya, b) jelas garis arahnya, c) diberikan dengan cara yang menyentuh perasaan, dengan contoh-contoh nyata, dengan menggunakan alat peraga, dengan gurauan yang segar, serta dengan cara-cara lain yang menarik perhatian.
           5. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
           6. Menerapkan Apa Yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Selanjutnya, pendidik memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan begitu peserta didik dapat mengetahui seberapa jauh ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Belajar
            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang dewasa ketika dia berada dalam situasi belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. Faktor internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan pengelihatan. Faktor internal non fisik atau psikologis mencakup tingkat aspirasi, bakat, dll. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau lingkungan.

Ciri-Ciri Belajar Orang Dewasa
            Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus memperhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
2.      Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik
3.      Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang
4.      Mengutamakan peran peserta didik
5.      Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya
6.      Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
7.      Motivasi berasal dari dirinya sendiri
8.      Orang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9.      Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beraga
10.  Kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar

Suasana Belajar Yang Kondusif
Berikut ini adalah suasana belajar yang dianjurkan oleh Lunandi (1982):
Kumpulan manusia aktif
1)      Suasana saling menghormati
2)      Suasana saling menghargai
3)      Suasana mengakui kekhasan pribadi
4)      Suasana penemuan diri
5)      Suasana tidak mengancam
6)      Suasana keterbukaan

Fungsi Pendidik
1. penyebar pengetahuan
2. pelatih keterampilan
3. perancang pengalaman belajar
4. pelancar proses belajar
5. sumber belajar
6. pemimpin kegiatan belajar mengajar
7. penjelas tujuan belajar
8. tutor simulasi
9. fasilitator Kejar
Sikap Pendidik
       Sikap pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. bekerjasama dengan suasana hati awal yang menyenangkan
2. tenggang rasa (empati)
3. wajar (jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, dan terbuka)
4. respek, mempunyai pendangan positif kepada peserta didik
5. komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh
6. mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik
7. membuka diri
8. tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-seolah menjadi ahli dalam segala hal
9. tidak diskriminatif
10. Suka membantu, periang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian
11. membangkitkan keinginan belajar
12. tegas, menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat
13. tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar dengan tidak emosi
14. tidak suka mengomel, mencela, mengejek, dan menyindir.
15. menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan
16. memberi dorongan peserta didik dalam mengembangkan pribadinya
17. mampu mengorganisasikan kelompok belajar
18. menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi peserta didik
19. menerima keterbatasan diri
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN FUNGSI PENDIDIK
1.      Karakteristik Program Pendidikan
Tujuan dan rancangan pendidikan sangat mempengaruhi sikap dan fungsi pendidik. Jika tujuannya akan menyampaikan pengetahuan baru, fungsi pendidik lebih sebagai penceramah, sedangkan jika tujuannya ingin peningkatan efektifitas kerja sama dalam organisasi, fungsi pembimbing lebih sebagai konsultan.
Lama Pendidikan. Pada program yang lebih lam (misalnya 1 atau 2 minggu), pendidik dapat menggunakan metode yang menggunakan metode analisis dalam seperti permainan peran (role play), diskusi kelompok, atau studi kasus.
Harapan Penyelenggara. Pendidikan orang dewasa dapat diselenggarakan oleh berbagai organisasi. Harapan dan tujuan dari lembaga penyelenggara ini harus diperhatikan sehingga pendidik dapat menentukan gaya, fungsi dan sikapnya dalam proses belajar mengajar.

2. Karakteristik Peserta Didik
Komposisi peserta didik, seperti status umur, latar belakang, jenis kelamin, tingkat pendidikan, cra belajar dan lain-lain juga memengaruhi sikap pendidik.
Harapan peserta didik, harus diperhatikan, karena setiap orang pasti datang dengan harapan tertentu, oleh karena itu pendidik harus mengetahui harapan peserta didika dan menjadikan harapan wajar (apabila ada yang tidak wajar).
3. Karakteristik Pendidik
Profesi pendidik. Pendidik sebagai pribadi mempunyai latar belakang profesi, hobi, pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan tertentu. Hal itu semua akan menentukan sikap pendidik. Dengan memperhatikan metode dan prinsip pendidikan orang dewasa, pendidik akan mampu mengubah gaya dan fokus perhatiannya.
Keadaan Pendidik seperti kecapaian, kekhawatiran, kemarahan dan kebingungan akan dapat memengaruhi aktivitas dalam memberikan bimbingan dan didikan.

Sumber : Suprijanto. 2005.  Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.


Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa

Metode Pembelajaran Orang Dewasa – Demostrasi

Demonstrasi merupakan salah satu metode pendidikan orang dewasa yang paling sering digunakan dalam bidang pertanian dan industry. Metode ini tidak selalu dapat digunakan dalam semua situasi, namun dapat disesuaikan dengan situasi. Metode demonstrasi akan dapat berhasil digunakan pada:
    a)      Pembelajaran manipulative dan keterampilan
    b)      Pada pengembangan pengertian
    c)      Untuk menunjukkan praktik-praktik baru
    d)     Memperkuat penerimaan terhadap sesuatu yang baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu
Keuntungan Metode Demonstrasi
·         Menarik dan menahan perhatian
·         Menghadirkan subjek dengan cara mudah dipahami
·         Meyakinkan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau tidak dikerjakan
·         Objektif dan nyata
·         Menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh
·         Mempercepat penyerapan langsung dari contohnya
·         Membantu mengembangkan kepemimpinan local
·         Memberikan bukti bagi praktik yang dianjurkan.
Keterbatasan Metode Demonstrasi
·         Demonstrasi yang baik sulit untuk dilaksanakan dan perlu keterampilan yang memadai
·         Terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu
·         Memerlukan cukup banyak waktu dan agak mahal
·         Perlu banyak persiapan awal
·         Dapat menimbulkan iri
·         Dapat terpengaruh oleh cuaca
·         Mengurangi kepercayaan apabila tidak berhasil.
Jenis Metode Demonstrasi
   1.      Metode Demonstrasi Cara
Merupakan demonstrasi yang menunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang dikerjakan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Metode demonstrasi cara biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat dan tidak memerlukan banyak biaya. Misalnya. Demonstrasi memasak.

   2.      Metode Demosntrasi Hasil
Demonstrasi hasil dimaksudkan untuk menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, di dengar dan dirasakan. Demonstrasi hasil memerlukan prosedur produksi, biaya operasi, waktu dan tenaga kerja yang ekonomis dan kualitas produk. Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang lama, biaya dan cara baru dibanding dengan cara biasa yang dilakukan petani. Misalnya, iklan komersial di televisi.

Langkah – Langkah Metode Demonstrasi Cara
Menurut Morgaan, et al (1976), Kang & Song (1984), dan Flores, Bueno & Lapastora (1983), langkah langkah metode cara antara lain :
   1.      Merencanakan
   2.      Mempersiapkan Demonstrator
   3.      Mempersiapkan pengamat
   4.      Melaksanakan
   5.      Menganalisis hasil demonstrasi cara

   1.      Merencanakan Demonstrasi Cara
a.       Menentukan masalah yang akan dipecahkan. Sebaiknya berupa masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat, didapatkan melalui pengamatan dan pengetahuan tentang kondisi masyarakat setempat.
b.      Menentukan keterampilan yang akan diajarkan. Yang memenuhi criteria :
·         Merupakan hal yang penting
·         Dapat diterapkan
·         Perlengkapan cukup tersedia untuk menerapkannya
c.       Kumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dan pelajari secara detail untuk dapat diajarkan
d.      Libatkan sasaran dalam perencanaan dan pelaksanaan demonstrasi.
e.       Rencanakan langkah demonstrasi, termasuk apa yang akan dikerjakan dan bagian-bagian kunci yang akan ditekankan dalam setiap langkah.
   2.      Mempersiapkan Demonstrator
a.       Persiapkan semua alat, perlengkapan, dan materi yang diperlukan.
b.      Adakan latihan untuk menggunakan jenis alat, bahan dan perlengkapan.
c.       Persiapkan ruang yang luas dan cukup penerangannya untuk demonstrasi.
d.      Dalam memilih tempat demonstrasi, usahakan memilih tempat yang strategis.
e.       Demonstrator harus mengetahui materinya.

   3.      Mempersiapkan Pengamat
a.       Tekankan betapa pentingnya proses yang didemonstrasikan.
b.      Melalui pertanyaan, dapatkan informasi yang telah diketahui pengamat mengenai subjek yang di demonstrasikan.
c.       Minta mereka menceritakan masalah dan pengalamannya.
d.      Berikan contoh  nyata atau lebih untuk menunjukkan jalannya proses.
e.       Minta pengamat membantu dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaakukan sesuai dengan prosedur operasionalnya.’
f.       Baantu pengamat dalam mempelajari sesuatu hal selama demonstrasi cara dilaksanakan.
g.       Jika perlu, gunakan slide, video, film dan gambar hidup lainnya untuk meningkatkan minat.

   4.      Melakukan Demonstrasi Cara
a.       Atur tempat pengamat sedemiakian rupa sehingga mereka dapat melihat demonstrasi dengan baik.
b.      Demonstrasikan setiap langkah dengan perlahan dan hati-hati
c.       Lengkapi demonstrasi dengan ilustrasi dan penjelasan
d.      Ajukan pertanyaan selama demonstrasi
e.       Beri dorongan pengamat mengajukan pertanyaan.
f.       Beri waktu untuk berdiskusi
g.      Beri dorongan kepada pengamat untuk membantu demonstrasu
h.      Lengkapi demonstrasi dengan literature, model dan bahan visualisasi
i.        Selesaikan setiap langkah sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya
j.        Jelaskan mengapa, bagaimana, dan kapan langkah tersebut diambil
k.      Tekankaan bagian-bagian kunci dan tuliskan dipapan tulis (jika ada)
l.        Jelaskan bahaya yang mungkin terjadi dalam melaksanakan proses
m.    Simpulkan apa yang telah dikerjakan atau minta pengamat untuk menyimpulkannya
n.      Jelaskan setiap pertanyaan tentang langkah-langkah dalam proses yang sedang dijalankan.  
   5.      Menganalisis Hasil
a.       Pastikan pengamat atau wakil kelompok telah mengerjakan tugasnya
b.      Minta mereka mengerjakan proses satu langkah pada satu waktu
c.       Jelaskan berbagai pertanyaan yang muncul
d.      Jika perlu, beri bimbingan secara individual.
e.       Ajukan pertanyaan untuk lebih memperjelas setiap hal yang belum benar-benar dimengerti.
f.       Bantu anggota kelompok dalam membuat perencanaan dan menyelesaikan suatu proses sesuai dengan apa yang diperlukan
g.      Evaluasi dengan seksama, tunjukkan jika terdapat kelebihan dan kelemahan.
h.      Kunjungi sasaran yang menunjukkan minat besar terhadap demonstrasi.

Tahapan Demonstrasi Hasil
            Suatu demonstrasi hasil sangat efektif dalam menumbuhkan kepercayaan terhadap ide baru karena demonstrasi hasil menunjukkan bukti yang nyata dan objektif bahwa ide baru tersebut dapat dilaksanakan dan menguntungkan. Ide yang dapat diterima adalah ide yang mudah dan murah. Jika ingin menggunakan metode demonstrasi hasil, tahapan berikut dapat dipertimbangkan :
Merencanakan Demonstrasi Hasil
   1.      Menentukan masalah yang akan dipecahkan. Sebaiknya berupa masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat, didapatkan melalui pengamatan dan pengetahuan tentang kondisi masyarakat setempat. 
    2.      Menentukan keterampilan yang akan diajarkan. Yang memenuhi criteria :
·         Merupakan hal yang penting
·         Dapat diterapkan
·         Perlengkapan cukup tersedia untuk menerapkannya
   3.      Kumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dan pelajari secara detail untuk dapat diajarkan 
   4.      Libatkan sasaran dalam perencanaan dan pelaksanaan demonstrasi.
   5.      Rencanakan langkah demonstrasi, termasuk apa yang akan dikerjakan dan bagian-bagian kunci yang akan ditekankan dalam setiap langkah.
   6.      Pilih lokasi demonstrasi yang strategis
   7.      Sering-sering mengunjungi demonstrator utuk meyakinkan bahwa ia telah memahami maksud demonstrasi dan cara melaksanakan demonstrasi

Mempersiapkan Demonstrator
   1.      Demonstrator harus memperhatikan lima langkah yang sama pada demonstrasi cara.
   2.      Instrukstur atau pimpinan sebaiknya memilih orang setempat untuk melaksanakan demonstrasi. Sebaiknya orang yang dipilih adalah orang yang dihormati, disegani dan dipercaya oleh warga.
   3.      Pimpinan sebaiknya membuat rencana yang akan digunakan demonstrator.
   4.      Pimpinan sebaiknya membuat publikasi secukupnya.

Melaksanakan Demonstrasi Hasil
   1.      Demonstrasi sebaiknya dilaksanakana di kelas atau di tempat timbulnya masalah
  2.      Demonstrasi sebaiknya tidak berusaha untuk mendapatkan fakta terbaru, tetapi lebih ditekankan untuk membuktikan hasil yang dicapai berdasarkan penelitian.
  3.      Suatu hal yang baik untuk membandingkan hasil dari dua cara atau lebih, atau membandingkan hasil dari cara lama dengan hasil dari cara baru.

Mempergunakan Hasil
   1.      Gunakan bahan demonstrasi hasil sebagai bahan pertemuan, surat kabar, pameran, wawancara radio, dll
  2.      Analisis alasan/sebab kegagalan dan keberhasilan, dan gunakan hasil analisis tersebut untuk keperluan mengajar
   3.      Gunakan hasil demonstrasi untuk tindak lanjut, seperti pelatihan bagi mereka yang tertarik.

Untuk Ilustrasi dan cara Menilai demonstrasi cara akan dijelaskan pada postingan selanjutnya setelah saya melakukan demosntrasi hasil.

Sumber : Suprijanto. 2005.  Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta, Bumi Aksara.