Anak
prasekolah atau anak berusia dini, yaitu anak yang berusia 0 hingga 8 tahun.
Anak pada masa ini biasa disebut berada pada masa keemasan. Masa terbaik untuk
belajar. Terutama pada usia 3 tahun pertama. Oleh karena itu pendidikan anak
prasekolah merupakan masa pendidikan yang sangat esensial, karena pada masa
keemasan inilah masa terbaik untuk membentuk seorang anak.
Pada
dasarnya, semua anak terlahir dengan berbagai potensi baik akademik maupun
non-akademik, oleh karena itu setiap anak berkemungkinan untuk menjadi jenius.
Dalam prosesnya, semua anak membutuhkan rangsang yang baik dari lingkungannya
untuk menstimulasi seluruh potensi ini dan masa dini tidak dapat disia-siakan.
Stimulasi
yang baik adalah stimulasi yang berkelanjutan, konsisten dan bervariasi.
Misalnya seorang anak yang sedang belajar mengenal angka, harus rutin diajak
belajar, setidaknya sekali sehari dan dikenalkan dengan berbagai cara, misalnya
dengan menunjukkan gambar angka atau menunjukkan mainan busa berbentuk angka
dengan berbagai cara lainnya hingga anak itu mengenal angka.
Stimulasi
ini juga jangan hanya berasal dari satu sumber saja, lingkungan harus turu
mendukung proses belajar si anak. Setidaknya dengan memberikan reinforcement kepada sang anak. Dan tidak lupa, karena masa
dini merupakan masa pembentukan sinaps, maka sang anak harus mendapatkan
nutrisi yang baik. Karena nutrisi yang baik akan mendukung pembentukan sinaps
yang lebih baik. Dan dengan pembentukan sinaps yang baik maka kemampuan otak
akan semakin kompleks berbanding lurus dengan itu maka kemampuan anak juga akan
semakin brilian pula.
Anak
usia dini, masih polos dan belum paham banyak hal. Anak usia dini harus diajari
dari awal, baik secara kognitif, sensorik, motorik, sosio-emosional,
kreativitas, komunikasi-bahasa dan kemandirian. Jadi bagaimana untuk
mengajarinya? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, harus konsisten,
berkelanjutan dan bervariasi. Dan harus diperharikan bahwa anak harus diajarkan
sesuai porsinya.
Anak
usia dini tidak mungkin diajari dengan metode ceramah. Bagaimana mungkin
diajari dengan cara ceramah? Duduk diam saja mereka belum tentu betah. Anak
usia dini dibiarkan belajar sendiri. Mungkin baik untuk beberapa hal akan
tetapi tidak efektif untuk semua
kemampuan yang ingin diajari. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini
menerapkan metode dengar, lihat, tiru, lakukan berulang-ulang dan tuntas. Cara
yang dilakukan juga berbagai cara, dengan bernyanyi, meronce, mewarnai, menari,
membandingkan dan sebagainya. Semua cara itu masih sesuai dengan porsi
perkembangan anak.
Akan
tetapi, apakah hal tersebut terlaksana dengan sempurna pada pendidikan anak usia
dini (PAUD)? Saya menjawab belum tentu. Karena faktanya ada yang terlaksana
sesuai dengan ketentuan dan ada yang melompat melampaui ketentuan. Menurut
saya, sebagain besar anak kehilangan masa bermainnya. Lebih banyak diisi dengan
belajar. Belajar matematika, belajar bahasa inggris, belajar membaca dan
belajar yang lainnya.
Saya
kurang setuju dengan realita bahwa anak usia prasekolah harus belajar
matematika dan belajar membaca. Usia dini merupakan masa pembentukan secara
kognitif, sensorik, motorik, sosio-emosional, kreativitas, komunikasi-bahasa
dan kemandirian. Pada masa ini anak belajar melalui cara yang menyenangkan.
Bukan dengan belajar matematika dikelas dan mendapatkan pekerjaan rumah. Tidak
untuk anak seusia itu.
Anak
sebaiknya dioptimalkan kemampuannya dengan cara yang sesuai misalnya mewarnai
dengan crayon dan meronce untuk mengoptimalkan kemampuan motoriknya, belajar
mengenal bahasa dengan bernyanyi untuk mengoptimalkan kemampuan komunikasi dan
bahasa (yang dalam perkembangannya juga mempengaruhi kognitif) dan berbagai
cara belajar dan bermain lainnya.
Saya
kurang setuju dengan fakta disekitar saya, bahwa PAUD telah diisi dengan
belajar tambah dan kurang, belajar membaca dan bahasa asing. Tidak seharusnya
anak usia bemain dicekoki dengan hal tersebut. Juga fakta bahwa anak usia
bermain, tetapi bermain dengan gadget.
Sebaiknya mereka bermain di lapangan bersama dengan teman untuk melatih
kemandirian, sikap social dan kemandirian.
Stimulasi
lingkungan juga pada masa ini agak kurang mendukung. Banyak anak yang dibiarkan
menonton tontonan kekerasan, mendengar lagu tak sesuai umur dan yang lebih
parahnya adalah anak yang terkurung/merasa sendiri atau dengan kata lain tidak
diperdulikan. Seharusnya anak yang dalam masa bermain diberikan tontonan yang
mendidik seperti si unyil dan si
bolang yang disiarkan salah satu stasiun tv swasta. Lagu-lagu yang
diperdengarkan juga sebaiknya lagu anak-anak yang berlirik dan nada sederhana
serta dibiarkan bermain dan bersosialisasi.
Intinya,
Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak saat ini memberikan pendidikan
yang kurang sesuai dengan keadaan anak. Kemampuan kasar yang dimiliki anak
kurang distimulasi di PAUD dan TK. Padahal seharusnya PAUD dan TK menjadi
lembaga yang membantu mengoptimalkan kemampuan kasar anak menjadi lebih baik.
Bukan mengajari membaca dan berhitung. PAUD dan TK juga kurang berkerja sama
dengan lingkungan anak, hingga diluar sekolah, anak mendapat stimulasi yang
kurang baik. –sekian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar