Rabu, 18 Mei 2016

Memikirkan Patah Hati



Bagaimana cara seorang yang patah hatinya mengobati sakitnya?
Minasan... Paham dong ya masalah perkembangan masa dewasa awal. Ga jauh-jauh dari pencarian pasangan hidup dan kisahnya juga ga bakal jauh dari berbunga-bunga dan patah hati.

Tadi saya nonton drama korea yang menceritakan seseorang yang patah hatinya saat pacarnya yang sudah 15 tahun pacaran selingkuh dan pada akhirnya dia putusin pacarnya itu. Lalu, saya berpikir, kalau ini terjadi di dunia nyata, bagaimana caranya dia akan mengobati patah hatinya?

Tak jarang kita menemukan kasus patah hati yang berujung bunuh diri, ada pula yang trauma dan takut memulai suatu hubungan baru. Mereka yang trauma, apa mereka bisa dikatakan tidak terobati patah hatinya?

Diluar sana lebih banyak orang yang (sepertinya) berhasil mengobati patah hatinya. Menemukan orang baru lalu memulai suatu hubungan baru.
Lalu saya berpikir, apakah memulai hubungan baru merupakan indikator yang valid untuk menentukan hati tersebut sudah benar-benar terobati? atau jangan-jangan memulai hubungan baru malah sebagai alat untuk mengobati patah hati?.
Ah.. rasanya seperti paradoks.

Ada orang yang bisa memberikan saya penjelasan tentang mengobati patah hati?

Sabtu, 14 Mei 2016

Pada Suatu Hari Nanti . . .



Pada suatu hari nanti mungkin kita tak sengaja bertemu dan kau akan melihat sebuah senyum cerah di wajah ku.

Kau akan menyapaku dan tentu aku akan menyapa mu kembali, dan mungkin akan ada sedikit obrolan basa basi yang kemudian dilanjutkan dengan duduk di cafe ditemani dengan segelas kopi.

Kemudian kita akan bernostalgia, membuka buku lama dan juga sedikit menggores kembali luka lama yang telah sembuh. 
Kita akan bercerita tentang  konflik yang telah lama berlalu, menjelaskan alasan suatu tindakan yang dulu belum sempat diceritakan.. 
Kita akan mendengar kenangan lama yang menyelinap keluar dari ingatan. Ingatan ku dan ingatan mu.

Mungkin kau akan terheran, kenapa kesedihan dan kekecewaan tidak tampak dari dalam mataku dan kau akan bertanya-tanya, apa yang terlah merubahku?.

Dengan manis aku akan menjawab “Kau
Yoshinta Gracia
14 Mei 2015

Jumat, 13 Mei 2016

Masa Lalu, Masa Kini, Masa(sih) (Se)bodo (itu?)



Hai.. hai..
Saya mau sedikit cerita pengalaman. Ini terkait dengan masa laluku dan masa kininya (ribet ya :D)

Jadi, ada yang nge add beberapa akun sosial media saya, tapi rada mencurigakan. kenapa? karena dia masa kininya masa lalu saya.

Ceritanya, saya sekarang berteman dekat dengan masa lalu saya. Sebagai individu dengan pemikiran yang kurang lebih sama, kita memang bisa akrab walau udah ga jalan lagi dan kita memang selesai karena emang ga bisa disatuin. Okay back to topic.
Mungkin karena jealous atau ada motif lain dia nge add akun-akun media sosial saya, ada yang saya confirm ada juga yang engga. Nah, lama-lama saya bertanya-tanya dong, kenapa dia harus add segala? saya ga kenal sama dia dan ga ada urusan dengan dia, tapi posisi saya sebagai masa lalunya masa kininya dia membuaat saya sedikit berspekulasi, apa doi mau stalking aja ya? tapi masa sih pakai akun pribadinya? dan bahkan pakai akun kakak nya dia.

Kalau mau stalk, bikin akun palsu kek atau apalah. atau kalau dia mau kenalan, kenapa ga coba hubungi saya? Cuma add, udah. Karena merasa tidak nyaman saya memutuskan untuk menyampaikan hal ini ke masa lalu saya and taraaaaaaaaaaaa... masa lalu saya nyampein ke dia dan doi bilang kalau motifnya hanya ingin berteman dan dia minta maaf untuk membuat saya tidak nyaman.

Eumm..  dari pengalaman menyebalkan (bagi saya) itu ada beberapa hal yang saya mau share sih.

Yang Pertama, paling penting! jangan pernah add akun masa lalu pasangan kalian kalau belum kenal atau dikenalin. kenapa? Saya mikirnya gini sih, kita tu ngga tau gimana kondisi psikis masa lalu pasangan kita. Dia udah beneran sembuh atau engga dari luka masa lalunya, kita ngga tau. Di media sosial kita bisa aja ngeshare banyak hal, termasuk kebersamaan kita dengan pasangan. terus, kalau dia ngelihat gimana dong perasaan dia, apa lagi kalau posisinya dia belum bener-bener sembuh. Guys, janganlah bahagia dengan menyakiti orang lain. Sumpah demi apapun, bahagia dengan menyakiti orang lain itu jahat! (niru gayanya cinta)

Yang Kedua, kalau memungkinkan, kenalin masa kini mu dengan masa lalu. kenapa? Dalam kasus kita bisa akrab dengan masa lalu, ngga menutup kemungkinan masa kini mu bakal jealous dengan si masa lalu (doi tentu waswas, takut ada yang clbk), nah, kalau dia tau siapa dan bagaimana kondisi saat ini, mungkin bakal memperkecil kemungkinan untuk doi jealous atau terjadi konflik karena hubungan akrab dengan masa lalu. hal ini juga berlaku kalau kita punya sahabat yang lawan jenis. kenalin, jelasin! itu semua membantu kok.

Yang Ketiga, kalau posisinya kamu sebagai masa kini dari seseorang OPEN YOUR EYES AND OPEN YOUR MIND ! jangan lakukan suatu hal bodoh dengan jealous sama masa lalu pasangan mu tanpa tau kisahnya. supaya endingnya ga malu kaya gebetannya masa lalu saya. Sumpah, saya geli dengan cara kamu. Lagian, emang sudah umum banget sih, si masa kini dan masa lalu bisa ada sentimen tertentu (padahal bisa jadi kenal pun tidak). Nah, kalau mata dan pikiran terbuka, mudah-mudahan ga bakal ada prasangka dan ketidaksukaan yang alasannya ga jelas. Lagian gini sih, kenapa coba harus jadi saling membenci dengan orang lain dengan alasan cinta/suka/sayang dengan seseorang?. hello, cinta ga sebecanda ituuuuuu!.

Yang Keempat, kalau kamu posisinya sebagai si masa lalu,  gausah kepo deh dengan masa kininya si doi. Kalau hubungan kalian baik, dikenalin bagus dan ga dikenalin juga ga apa-apa. Dan kalau hubungan kalian ngga baik, bagusan kamu bener-bener gausah KEPO!. jadi, saya mengamati suatu fenomena, baik masa lalu maupun gebetan baru suka banget banget banget membandingkan diri. Gini sih, masing-masing dari kita punya kualitas dirinya masing-masing. membandingkan diri dengan orang lain ngga membuat kualitas diri kita tu berubah menjadi lebih baik. Syukuri aja apa adanya diri kamu. Kalau ternyata memang kamu lebih baik, percayalah kamu bakal dapet yang jauh lebih baik dari masa lalu. emas bagusnya hanya bersatu dengan emas kan?? kalau kamu kualitas emas 24 karat ngga mungkin dong kamu disatuin dengan kantong kresek. Ada kalanya tidak tau, tidak mau tau dan tidak diberi tau itu jauh lebih baik dibandingkan harus terluka karena tau.

Sekian dulu yang mau saya ceritain.

Oh ya, kalau ada pihak yang ngerasa, maafin saya ya. Saya ga maksud mempermalukan atau apa kok. saya Cuma mau ngeshare sesuatu yang saya pelajari dari pengalaman saya.

Senin, 02 Mei 2016

Intepretasi Baper "Hujan Bulan Juni"



Hai guyss..
Saya lagi suka-sukanya dengan sajak Hujan Bulan Juni kararangan pak Sapardi Djoko Damono. Kenapa? Soalnya rasanya ngena gitu. Sesuai dengan pengalaman pribadi dan semakin suka lagi karena denger musikalisasi puisinya Ari-Reda. Huahh.. semakin baper.. hahaha
Berhubung karena saya suka, sekarang saya mau share disini. Cekidot!

Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
(Sapardi Djoko Damono – 1989)

Menurutku, puisi Sapardi Djoko Damono ini bisa mewakili semua perasaan mereka yang menanti hujan di bulan juni.

Iyaa.. menanti hujan di bulan juni.

Kalau dilihat dari waktu penulisannya, sajak ini ditulis tahun 1989, yang mana pada tahun itu cuaca masih normal, belum seperti saat ini. Dan.. di tahun itu mungkin hujan tak pernah turun di bulan juni, karena bulan juni musim kemarau.

Lalu, kenapa dengan hujan bulan juni?

Menurutku, Hujan di bulan juni mungkin mengibaratkan sebuah penantian dengan sesuatu yang tidak mungkin.

Biar lebih baper, mari kita mengibaratkan bahwa sajak ini bercerita tentang perasaan (re.rasa cinta).

Dalam puisi ini seperti mengisahkan seseorang yang menyadari bahwa perasaannya tak mungkin sampai, harapannya tidak mungkin tercapai. Lalu, apa yang dia lakukan?

Ia memilih untuk menyembunyikan perasaannya, berusaha menghapuskan perasannya dan membiarkan perasaannya hilang.

Kenapa ada kata tabah, bijak dan arif?

Menurutku karena menanti sesuatu yang tidak mungkin maka menyembunyikan, menghapuskan dan menghilangkan perasaannya (perasaan cintanya) adalah pilihan yang terbaik. Menyadari bahwa cintanya tidak akan pernah sampai, menyadari semua adalah tidak mungkin maka memendam dan menunggu hingga perasaan itu hilang itu adalah pilihan yang terbaik.

Dalam pohon ini hujan itu ibarat si pecinta dan bunga adalah yang dicintai. Waktu membaca sajak ini, rasanya kaya si hujan berusaha keras untuk menyembunyikan perasaannya. Tapi lihat di kalimat terakhir, dibiarkannya yang tak terucapkan di serap akar pohon bunga itu. Ngebaca itu saya mikirnya kaya, si bunga bisa merasakan cintanya si hujan walaupun hujan berusaha menyembunyikan bahkan menghilangkan perasaan cintanya.

Romantis bgt ga sih?

Walau menceritakan ketidakmungkinan/cinta yang tidak sampai atau penantian, saya tetap melt ngebaca sajak ini (walau sedikit sedih). It fell’s like si hujan punya cinta yang tulus dan besar, tapi sayang ga mungkin diketahui sama si bunga.

Selain suka sajaknya, saya juga sudah baca novelnya pak SDD dengan Judul yang sama. Well, walau ini intepretasi baper, rasa yang saya dapatkan dari membaca sajak dan novelnya sama sih. sama-sama menceritakan rasa yang tidak mungkin sampai.

Jadi, di novel Hujan Bulan Juni itu dikisahkan tentang perasaan dua orang yang berbeda agama (jleb!), jelas bgtkan, ga mungkin kesampaian (kalau ga ada yang ngalah). Dari novel itu ada satu kalimat yang entah kenapa bikin baper bgt bgt bgt kira-kira begini kalimatnya " Kau didalam ku dan aku didalam mu, tidak adakah tempat lain selain disitu?"

jleb jleb jleb.. baper parah.

But, terlepas dari baper yang terjadi karena baca sajak dan novel itu, saya mau bilang kalau sajak dan novel itu bagus bgt. kata-katanya sederhana, kiasannya ga lebay tapi ngena ke perasaan.  I think, it's perfect!. keren pak SDD!