Saya pernah mendapatkan tugas untuk melakukan observasi ke sekolah mengenai topik proses e-learning yang terjadi di SMA. Dalam tugas observasi ini, kami ditempatkan di salah satu SMA yang memiliki kelas internasional dan melalui proses preizinan, akhirnya saya dan kelompok ditempatkan untuk observasi di kelas internasional ini.
Observasi dilakukan pada pukul 12.00 WIB sehabis istirahat, pada pelajarab bahasa Indonesia. Sangat mengejutkan, suasana kelas sangat jauh dari observer bayangkan. saya mengira pembelajaran akan berlangsung dengan tertib dan teratur (saya berasal dari SMA semi militer yang terbiasa dengan kelas kondusif). jauh dari bayangan, kelas berlangsung dengan sangat ramai (mengingat didalam hanya nada 12 anak + 1 guru dan 5 observer) observer hanya diam memperhatikan dibelakang, kelas yang hanya diisi dengan 12 murid sangat ramai pada saat guru menjelaskan.
Saya melihat ada murid yang menjawab telepon saat guru sedang menjelaskan, ada yang mengobrol dengan teman dan yang sibuk sendiri. Jujur, saya sangat terkejut dengan keadaan seperti ini. Saya memang kurang paham bagaimana sekolah memperlakukan murid yang berada di kelas internasional. Namun, yang menjadi kegalauan adalah, apakah gurunya tidak perduli bagaimana murid menghargai beliau atau memang sudah dikondisikan kelas internasional dapat berlaku seperti itu?
Saya akui, murid yang duduk dikelas internasional memang cerdas. Namun, dengan realita yang saya lihat seperti diatas, saya jadi kurang respect. Saya sangat menghargai orang-orang cerdas tetapi saya jauh lebih menghargai orang dengan kemampuan rata-rata yang sopan.
*tulisan ini hanya curcol. bersifat subjektif.