Kamis, 31 Agustus 2017

Cerita dari Tempat Kerja

Hello blog!
Lama tak bercerita.

Baiklah, kali ini aku mau bercerita tentang pekerjaan.

Nah, terakhir kali aku ngepost tentang kerjaan, waktu aku baru kerja di Indomaret, dann taraaaaa
kali ini aku udah pindah kerja.

Nah, pada ulasan kali ini, aku mau sharing beberapa hal tentang kerja di Indomaret dan kerja di perusahaan yang sekarang.

Tak lama setelah lulus, aku keterima kerja di PT Indomarco Prismatama atau lebih dikenal dengan nama Indomaret sebagai HR Rekrutmen. Nah, selama hampir 7 bulan bekerja di sana sebagai tukang rekrut tentu udah banyak hal yang aku alami. Pertanggal 31 Juli 2017 aku sudah resmi resign dari Indomaret, sebenernya bisa aja kayanya jadi karyawan tetap mereka, tapi dari akunya memang ngga mau lanjut kerja disana. Kenapa?
Ada beberapa alasan yang membuat aku ngga mau lanjut sebagai recruiters disana :

1. Mau cari kerjaan jadi HR Generalis dulu
Kenapa mau jadi HR Generalis? Jujur saja, terkadang aku merasa kurang klop dengan pekerjaan sebagai seorang recruiters, entah karena kondisi kerjanya yang harus merekrut orang setiap hari atau karena emang ngga klik, kurang tau juga. Tapi emang kadang dalam bekerja, aku ngerasa kaya wasting time. Kenapa? Kami melakukan perekrutan setiap hari, turn over karyawan sangat tinggi, khususnya untuk mereka yang masih baru bekerja. Bayangkan saja, terkadang ada karyawan yang masih baru kerja beberapa hari atau beberapa minggu udah keluar dari perusahaan dan otomatis kami harus cari karyawan baru. Kan, konyol!. Sementara itu, dari perusahaan, menurut aku masih kurang berusaha untuk menurunkan angka turn over. Nah, aku sih mikirnya, kenapa kita ngga ngelakuin usaha penurunan turn over? kenapa ngga ada usaha untuk membuat si anak baru kerja untuk waktu yang lama?. Nah, dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku memilih untuk jadi HR Generalis dulu, jadi supaya aku tau aku ngga betah jadi recruiters karena emang ngga klik dengan kerjaan ngerekrut atau karena sistem kerjanya begitu.Soalnya, kalau jadi HR Generaliskan aku berkesempatan untuk ngerjain hal yang berhubungan dengan Training, Administrasi dan Benefit, Rekrutmen,dll.

2. Jauh
Nah, jadi lokasi kerjanya itu cukup jauh dari rumah ku, jadi aku tinggal di Jalan Djamin Ginting, aku ngga bisa bawa motor (apalagi mobil), sehingga kendaraan umum menjadi harapan ku untuk kekantor. Nah, dengan menggunakan kendaraan umum, aku harus menghabiskan 40rb untuk peralanan pulang pergi kantor-rumah. So, aku memilih untuk ngekos disekitaran kantor, padahal di Medan ada rumah, pemborosan dong yaa.

3. Kurang Berkembang
Honestly, selama 7 bulan bekerja disana, aku merasa stag, belajarnya masih kurang banyak. Kenapa gitu> mungkin karena kondisi kerja yang memang mengharuskan untuk rekrut rekut rekut terus, jadi kesempata untuk berinteraksi dengan divisi lain juga sedikit. Disamping itu, menurutku, perusahaan juga kurang memfasilitasi untuk pengembangan diri karyawan. Selama 7 bulan bekerja disana, ngga ada tuh program pelatihan yang diberikan ke kita. Kalau mau berkembang ya emang harus cari dan modal sendiri.

4. Kurang Sejahtera
Well, selama kerja disana aku merasa kurang sejahtera dalam banyak hal. Secara psikologis aku ngerasa kurang sejahtera karena, disana ada temen yang mulutnya nyinyir, ngga bisa lihat orang lebih bagus dari dia. And it's so annoying to hear him (or her maybe) nyeritain negative thing 5/7 day. Selain itu, aku punya pimpinan juga kurang masuk ke kita. He never give us reward for every good thing we have done. Semua kerjaan kita yang bagus ya didiemin aja. Tapi gitu kejaan numpuk, dia adalah orang yang paling kenceng ngomong ADUHHHHHHH... Sebenernya ngga masalah sih buat ku, karena aku terbiasa memberikan reward untuk diriku sendiri dan juga aku reward juga rekan-rekan ku, kalau pimpinan ngga bisa, sesama rekan kerja juga bisa. Nah, kesejahteraan lainnya, tentunya berkaitan dengan benefit kerja disana.
Secara skill, rasanya stag, nah secara pendapatan juga biasa aja. Emang sih, ada pengalaman yang nambah, Tapi aku mikirnya, kalau bisa dapat kerja di tempat lain, pendapatan sama tapi skill nambah, ya bagusa di tempat lain.

Dengan begitu, aku mantap hati untuk pindah kerja dan akhirnya tanggal 1 Agustus 2017 aku resmi menjadi karyawan di PT Djabesdepo Fortuna Medan.

PT Djabesdepo Fortuna Medan adalah perusaan yang bergerak di bidang material builing. Jadi, kalau kamu tau produk Rucika Wavin, Tirta, Royal Board, TruGlue. Nah, perusahaan kami jualan produk itu.
 Diperusahaan yang baru ini, aku bekerja sebagai HR Generalis. Persis seperti yang aku cari.
Emang sih skala perusahaannya lebih kecil dibandingkan dengan Indomaret. Kalau di Indomaret ngurusin 6000an karyawan, disini cuma 65 karyawan. Tapi cakupan wilayahnya lebih luas, Kalau di Indomaret cuma separuh Sumatera Utara dan Aceh, Kalau disini ngurusun provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau.

1 Bulan disini, tentunya aku belajar sangat banyak hal, ngurusin administrasi HR mulai dari absen, surat menyurat, tagihan, rekrutmen, belajar membuat SOP, program Induksi-Orientasi karyawan baru, dll dan kayanya sih akan belajar lebih banyak lagi karena kebetulan baru dapat bos baru yang keliatannya Cerdas sekali. Untuk benefit, sejauh ini memuaskan. secara skill, ada yang nambah, temen-temen disini juga selo, mulut nyinyir pasti ada, tapi karena memang kerjaan ku menuntut aku tidak begitu banyak bicara, ya ngga masalah, pendapatan, disini juga lebih baik dibandingkan Indomaret.
Tapi, ini masih baru satu bulan, belum tau bagaimana cerita kedepannya, Semoga menyenangkan.

Sekian dulu cerita periode ini.
Terimakasih sudah membaca.






Sabtu, 07 Januari 2017

Bersyukur

Halo blog,
Selamat Tahun Baru 2017!

Kali ini, aku mau cerita pengalaman ku awal tahun 2017 ini. Ahh.. banyak sekali cerita untuk awal tahun ini. Hari ini bahkan masih baru hari ke-7 di tahun 2017 dan banyak hal yang udah terjadi.
Di hari ketujuh tahun 2017 ini, aku merasa beruntung bahwasannya aku masih diingatkan untuk selalu bersyukur. Bersyukur bahwa aku ternyata  menjadi salah satu anak yang cukup beruntung bisa mengenyam pendidikan sampai menjadi seorang sarjana, beryukur bahwa adek-adek ku bisa mendapatkan pendidikan yang layak, sama seperti aku, bersyukur karena aku mendapatkan pekerjaan tak lama setelah aku diwisuda dan bersyukur untuk banyak hal yang harus ku alami berkaitan dengan pekerjaanku.
Jadi, cerita kali ini bermula saat aku diterima menjadi HR Recruitment & Placement di PT. Indomarco Prismatama. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang ritail (pengecer), yaitu minimarket modern Indomaret. Jadi, perusahaan ini yang memayungi si Indomaret yang tersebar di berbagai tempat di seluruh penjuru aceh dan sumatera utara.  Mungkin ada yang sebelah mata memandang, ah ternyata hanya Indomaret, tetapi ketahuilah saudara-saudara, ini adalah perusahaan besar, bayangkan saja Indomaret ada dimana-mana bukan?, bayangkan berapa besar transaksi yang dilakukan perusahaan ini dalam satu hari.
Okay, back to topic…
Jadi, setelah diterima di Indomarco, aku diwajibkan untuk melengkapi berkas-berkas ku dan mengikuti taklimat pelatihan kerja. Saat taklimat tersebut, aku diberi tahu bahwa aku akan mengikuti pelatihan selama 13 hari dan pelatihan yang akan ku ikuti sama dengan pelatihan personil toko. WHAT?!! Iya, aku akan dilatihkan kompetensi seorang kasir. Hal pertama yang melintas di kepalaku sewaktu mengetahui hal itu adalah “WTF, jangan-jangan ini penipuan kerja, masaan HRD dilatih kemampuan kasir??” apa yang kemudian ku lakukan? Aku protes pada pihak perusahaan, bertanya, kenapa aku diikutkan pelatihan bersama kasir? (kemudian, cara berpikir ini yang aku sesali belakangan ini).
Protes ku kemudian dijawab oleh pak Arif, atasan ku nantinya saat menjadi HRD. Pak Arif dengan panjang kali lebar menjelaskan bahwa, bagaimana mungkin nantinya saya bisa mencari personil toko yang baik, jika saya sendiri tidak tahu apa tugas dan tanggungjawab personil toko, bagaimana caranya saya akan menjelaskan kepada orang-orang apa pekerjaan personil toko secara mendetail jika saya tidak tahu apa-apa tentang toko, dan berbagai penjelasan lainnya. Akhirnya, setelah mendengarkan semua penjelasan dari pak Arif, aku terdiam dan memutuskan untuk meneruskan pelatihan di Indomarco.
Hari pelatihan pun tiba. Aku mengikuti pelatihan bersama 31 orang calon kasir Indomaret. Banyak hal yang terjadi selama pelatihan, yang tak mungkin ku ceritakan satu per satu di sini. Tapi, aku belajar banyak hal dari 4 hari pelatihan yang sudah ku ikuti.
***
Awalnya aku bersungut-sungut, kenapa sih HRD ikut pelatihan kasir? Kenapa sih gajinya dibawah ekspektasi? Tapi, pada akhirnya aku bersyukur. Dari pelatihan ini, aku menyadari kalau aku dengan kondisi saat ini, mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Iya, jauh lebih beruntung karena aku bisa mengenyam pendidikan sampai bangku sarjana, dikaruniai Tuhan kemampuan berpikir yang cukup baik dan Tuhan selalu beri rezeki sehingga aku bisa hidup berkecukupan. Kesadaran ini tentu dari sebelum-sebelumnya sudah ada dalam pikiran saya, namun semakin dipertajam saat melihat teman-teman calon kasir yang latar belakangnya dari keluarga kurang mampu, ada juga beberapa dari mereka yang ingin melanjutkan pendidikan, namun terhalang dana padahal sudah lulus di universitas tertentu. Tapi, hal ini tidak menjadi penghalang yang mengurangi semangat mereka dalam beraktivitas dan mencapai kehidupan yang lebih baik. Ditambah lagi, kebanyakan dari mereka berusia 18-19 tahun. Aku jadi teringat dengan adekku, Fathia. Wiihh, tak terbayangkan bagaimana jika adekku mengalami hal seperti itu. Oleh karena itu, untuk segala berkat yang aku rasakan, aku merasa bersyukur. Hidup orang lain mungkin ada yang lebih WAH dari pada hidupku tapi, apa yang aku dapatkan sekarang seharusnya membuat aku banyak-banyak berterima kasih, sebab ini semua sudah lebih dari cukup.
Dari pelatihan menjadi seorang kasir ini, aku juga bersyukur bisa belajar banyak hal. Aku bisa lebih mengenali tipe-tipe individu yang dipersiapkan menjadi kasir dan semoga pelatihan ini bisa membantu aku membangun intuisi ku menjadi seorang HR yang kelak akan menyeleksi orang-orang yang akan bergabung di Indomarco. Dengan mengikuti pelatihan ini, aku lebih paham apa tugas dan tanggung jawab seorang kasir, lebih paham tipe-tipe orang yang terpilih dan kelak mungkin bisa lebih paham tipe-tipe orang yang layak menjadi seorang kasir.
Selama pelatihan juga, kami diajarkan nilai-nilai integritas yang tinggi. Aku senang, karena ini merupakan hal yang MUTLAK perlu, dimana pun aku akan berada kelak. Juga, diajari senyum, selama ini aku rada susah senyum soalnya. Hehehe
Satu hal lagi yang menurutku tak kalah perlu. Pelatihan ini mengingatkan aku untuk tidak meninggikan diri. Sebagai seorang fresh grafuate, tentunya aku sedikit bangga dengan title sarjana psikologi yang sudah ku peroleh. Ini perjuangan, sampai meneteskan air mata!. Salah ku, aku sempat merasa lebih baik dibandingkan dengan anak lulusan SMA, aku lupa bahwa aku bukannya lebih baik atau lebih berkualitas dibandingkan dengan mereka.  Aku hanya orang yang diberi kesempatan untuk belajar secara formal. Tak lebih. Seharusnya title tersebut tidak membuat aku merasa lebih baik dibandinkan mereka, tapi hal tersebut sempar muncul dalam pikiran ku. Namun, proses pembelajaran selama 4 hari ini membuat aku paham bahwa, aku bukannya lebih baik, hanya aja aku memiliki kesempatan. Dan aku bersyukur, Tuhan mengingatkan aku tentang hal ini.
***
Berikutnya, aku merasa beruntung memiliki BF yang super!. Super sabar, super baik dan super pengertian. Kami jadian tepat 1 hari sebelum aku pergi ke Tarutung, saat balik ke Medan, aku langsung krasak krusuk mempersiapkan segala sesuatu untuk bekerja di Indomarco. Aku pindah domisili dari Medan ke Tanjung Morawa, sehingga waktu kami untuk jumpa jadi terbatas. Awalnya aku khawatir, mungkin doi tidak akan merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Tapi ternyata, selama seminggu ini semua berjalan lancar. Dia sepertinya bisa paham dengan kondisi yang kami hadapi. Salutnya lagi, awalnya dia bukan tipikal orang yang mau berlama-lama di telepon, tapi karena kosan baru ku susah signal, dia menyesuaikan diri dan bahkan kami bisa ngobrol lama di telepon.
Semakin merasa beruntung, karena dia sederhana, humble dan tidak menuntut apa-apa. Tak jarang aku mengeluh tentang jerawat, berat badan atau apalah yang berkaitan dengan fisik. Tapi jawabannya selalu sama “beautiful face is everywhere, but beautiful mind is hard to find’”. Dia juga yang ngingatkan aku untuk berdoa, bersyukur sudah bisa bekerja dan mengingatkan aku kalau semua dimulai dari bawah. Thanks ay J
***

            Sekian dulu cerita sesi ini. Semoga yang baca bisa mengambil suatu pelajaran dari pengalaman ku. Terima kasih J