Hai
blog!
Rasanya
senang sekali masih bisa mencoreti tubuh mu dengan cerita-cerita ku :D
Jadi, ceritanya aku lagi bahagia,
karena akhirnya aku bisa menyelesaikan skripsi ku dan udah daftar wisuda. Nah,
sebagai hadiah untuk diri sendiri, aku membeli novel dari penulis kesukaan ku “Tere
Liye” yang judulnya “Tentang Kamu”. Ternyata,
membaca novel ini juga membuat level bahagia ku naik dan juga aku bersyukut
gitu baca novel ini. Rasanya, seperti sedang diingatkan untuk belajar tentang
kesabaran, lapang dada dan penerimaan (entah kenapa, aku selalu menemukan novel
yang tepat disaat yang tepat. Terharu :”) )
Nah,
pertama aku mau cerita dulu, kenapa aku suka tulisan bang Tere?
Aku suka tulisan bang Tere karena aku
selalu bisa belajar sesuatu dari tulisan-tulisannya. Jadi, tulisannya bang Tere
itu selalu sarat akan makna kehidupan. Jadi, bisa belajar banyak dari
tulisannya, tentang kesabaran, keberanian, kebaikan dan berbagai hal-hal
positif untuk menghadapi hidup. Membaca semua hal ini melalui novel menurut aku
rasanya lebih menyenangkan dibandingkan harus mendengarkan ceramah motivasi
atau apalah-apalah, karena sajian
seperti ini dari novel rasanya lebih ringan dan lebih mudah dipahami. Ditambah lagi
karena tulisan Tere Liye memang ringan, mudah dipahami, bisa sekalian ngilmu juga dan latarnya berbeda-beda
jadi nggak ngebosenin.
Baik,
kembali ke novel Tentang Kamu.
Nah, novel ini bercerita tentang
perjalanan seorang pengacara muda dalam merangkai kisah hidup seorang bernama
Sri Ningsih (intinya gitu, aku ndak
mau spoiler). Novelnya asyik,
latarnya juga menarik mulai dari Sumbawa, Jakarta, London hingga Paris.
Nah,
yang menarik bagiku dari novel ini adalah, aku nemu banyak quote bagus. Hehehe. Sekarang, aku mau share quotes dari novel
Tentang Kamu disini. Ini diaaaaaaaaaaaaaaaaaa!
“…bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana
apapun itu memiliki kehormatan.”
“Seperti santan, semakin tua jiwa
pelautku semakin kental”
“Turuti
apa yang dia (ibu) perintahkan tanpa membantah. Jangan mudah menangis, jangan
suka mengeluh. Kamu adalah anak seorang pelaut tangguh. Bersabarlah dalam
setiap perkara”
“… kesabaran bisa mengalahkan apapun”
“…jadilah
seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti
air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru.”
“Nasihat-nasihat lama itu benar, cinta
memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita. Terima kasih.
Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tetapi aku akan
tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. Karena dicintai begitu dalam oleh
orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan
sungguh-sungguh akan memberikan kita keberanian.”
“Apakah
cinta memang begitu? Saat dia mulai menyemai bibit harapan, hanya untuk layu
sebelum berkecambah? Atau dia saja yang berharap berlebihan?”
“…kenapa tidak kamu biarkan seperti air
yang mengalir, Sri. Lihat sampai kemana ujung perjalanan perasaan kalian. Jika memang
berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga
sangat negative menanggapinya.”
“Dia
tidak perlu takut perasaan ini akan berbalik menyakitinya. Apapun akhir dari
kisah ini, seharusnya dia bersyukur, karena telah diberikan kesempatan untuk
merasakan sesuatu yang sejak dulu tidak diketahuinya : jatuh cinta.”
“Tidak baik anak gadis berlama-lama
punya hubungan yang tidak jelas.”
“Karena
bila bicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang bersangkutanlah yang tahu
seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu.”
“Cinta memang tidak perlu ditemukan,
cinta-lah yang akan menemukan kita.”
“Karena
pada akhirnya, semua hal memang akan selesai, memiliki ujung kisah. Maka saat
itu berakhir, aku tidak akan menangis sedih, aku akan tersenyum bahagia karena
semua hal itu pernah terjadi.”
“Hati manusia persis seperti lautan,
penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah
dilewati oleh seseorang.”
“Apa harta yang akan dibawa mati saat kita
meninggal? Zaman menjawab pendek, “Tidak ada, Sir, selain apa-apa yang kita
belanjakan untuk kebaikan. Sisanya akan ditinggalkan, bahkan diperebutkan.””
“…bagaimana agar kita bisa berdamai
dengan begitu banyak kejadian menyakitkan? Bagaimana jika semua hal yang
menyesakkan itu ibarat hujan deras di tengah lapangan, kita harus melewati
lapangan menuju tempat berteduh di seberang, dan setiap tetes air hujan laksana
setiap hal menyakitkan dalam hidup? Bagaimana agar Sri bisa tiba di tempat
tujuan tanpa terkena satu tetes airnya? Sri sekarang tahu jawabannya. Yaitu justru
dengan lompatlah ketengah hujan, biarkan seluruh tubuh kuyup. Menarilah bersama
setiap tetesnya, tarian penerimaan, jangan dilawan, karena sia-sia saja, kita
pasti basah.”
“…jika
berkata jujur akan membuat empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan
berbohong akan membuatnya selamat, maka pilihan apa yang akan Anda ambil? Kamu
tahu apa jawabnku, Lastri? Jawabanku adalah: aku bahkan bersedia memilih mati
bersama dengan empat orang jahat itu demi menegakkan kebenaran.”
Dari quotes diatas, cukup jelas dong ya, kalau banyak sekali pelajaran
berharga yang bisa dipelajari dari novel Tentang Kamu. Mulai dari kesabaran,
kejujuran dan keberanian. Berminat membaca?
Dan tentunya, quotes diatas semacam ngena gitu ke aku. Quotes itu seakan mengingatkan aku untuk sabar dan memaafkan mantan :D. Nggak deng :P