Rika : beb, jalan yuukk…
Riko : mau jalan kemana?
Rika : eumm.. enaknya kemana yaa?
Riko : ngopi aja yukk…
Rika : Ke mall aja yuk..
Riko : ahh, ngga asik ke mall. Nongki nongki aja
yuukk…
Rika : Eumm.. nongkinya di mall aja beb…
Well.. lupakan ke fakta bahwa
percakapan diatas cukup norak, tapi begitulah contoh diskusi yang sering
terjadi dan tanpa kita sadari. Yaps tepat, diskusi itu bisa terjadi dimana aja.
Bisa di jalan, di kantor, di rumah, di pantai, di danau dan di….. apa di hati
mu? (oke sip, lupakan) ya.. dimana saja kita bisa berdiskusi. Nah, sekarang,
mahasiswa galau akan spik spik en tolking tolking tentang diskusi, sekalian
testimony performa kelompok diskusi
Apa itu diskusi kelompok?
Menurut Morgan
(1976) diskusi kelompok yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok
orang dalam diskusi suatu subjek atau masalah yang memerlukan informasi atau
tindakan lebih lanjut. Menurut Kang
& Song (1984) mendefinisikan diskusi kelompok sebagai pertemuan atau
percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topik tertentu yang
menjadi pusat perhatian bersama.
Dari kedua pendapat diatas dan berbagai pendapat
ahli lainnya, pada dasarnya definisi diskusi tersebut menekankan pada
partisipasi dan interaksi semua anggota kelompok dalam diskusi tersebut.
Perlu diingat bahwa diskusi merupakan metode yang
sangat efektif jika yang terlibay itu sedikit alias under 10 orang dan akan perlu perencanaan yang cermat dan pimpinan
diskusi yang kompeten jika pesertanya diatas 10 orang.
Guna diskusi kelompok apa ya?
Well to the well well well (sinetron bingits yaa)
tidak usah diragukan lagi, diskusi merupakan metode yang sangat berguna. Bayangkan kalau kamu lagi diskusi
mau jalan kemana sama pacar kamu (eh, jomblo ya? Maap :p), and the end kalian
tau dan bisa memutuskan mau jalan kemana kan? Dan beruntungnya kita, diskusi
itu sangat berguna pada pendidikan orang dewasa. Ada berbagai manfaat yang
dapat kita peroleh dari berdiskusi. Ini dia manfaatnya :
1) Diskusi memberikan kesempatan kepada setiap orang
yanng menjadi peserta diskusi untuk bisa menyampaikan pendapatnya dan mendorong
setiap orang untuk berpikir dan mengambil keputusan. Simplenya, karena diskusi melibatkan peserta yang tidak begitu
banyak, jadi setiap orang punya kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya,
menyampaikan ide dan pendapatnya dan untuk itu pastinya diperlukan sebuah
proses yang dinamakan dengan berpikir dan mengambil keputusan.
2) Dengan berpartisipasi dalam diskusi mau tidak mau
peserta belajar sambil bekerja, karena peserta diskusi akan aktif secara fisik
dan mental dalam diskusi dan tentu saja hasil yang didapatkan akan lebih baik
dibandingkan dengan duduk diam dan mendengarkan.
3) Dalam diskusi kita harus mau mendengarkan argument
peserta lain yang otomatis akan memaksa kita untuk belajar lebih toleran dan
karena ada berbagai pendapat kita juga akan dapat memperluas wawasan kita, hal
itu bisa terjadi karena dalam diskusi ada banyak peserta dan pasti ada lebih
dari satu sisi argument didalamnya.
4) Untuk paham apa yang dimaksudkan oleh peserta lain
kita harus mendengarkan dengan baik, hal ini perlu guna mencegah kesalah
pahaman.
5) Setelah melalui banyak perdebatan dalam diskusi
tentu diskusi akan menghasilkan kesimpulanyang dapat diambil.
6) Diskusi dapat digunakan untuk :
ü Mendorong orang untuk menjadi sadar akan adanya
masalah
ü Membantu mereka mengidentifikasi masalah
ü Membantu mereka dalam mencari masalah tersebut
ü Membantu mereka menemukan pemecahan masalah
ü Kesempatan untuk merencanakan program aksi.
Talk about testimoni nih yaa..
Menurut
saya sasaran manfaat kelompok diskusi di kelas Andragogi itu ada di poin ke 6.
Kilas balik kisahnya ni ya, kelompok Diskusi mengangkat kisah JIS mengenai
kasus kekerasan seksual pada anak. Nah, dari yang mahasiswa galau ikuti
arah-arahnya sih memang untuk mencari solusi pencegahan kasus kekerasan seksual
pada anak, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah, mencari tahu
masalah dan berusaha untuk melakukan pencegahan dan pemecahan masalah.
Sayangnya,
setiap performa ada plus-minusnya.
Kalau
pendapat aku sih, topiknya udah bagus, karena memang sesuai dengan topic yang
lagi hot saat itu. Sayangnya, dalam prosesnya kelompok kurang mampu untuk
mengontrol arah diskusinya, sehingga jadi menjalar kemana-mana. Satu subtopic
belum kelar sudah dibahas ke subtopic yang lain. Endingnya, sasaran atau tujuan
dari diskusi tidak tercapai.
Selain
itu, dalam diskusikan perlu ada humor atau apapunlah yang membuat jalannya
diskusi agar tidak begitu menegangkan. Jujur saya merasa diskusinya agak alot
dan menegangkan. Bisa jadi karena itu performa pertama kali ya, jadi mereka gamang, but ini cukup tertutupilah
dengan pengetahuan fasilitator dan peserta tetap bisa ada yang didapatkan.
Well,
terkait testimony nih ya, yuk mari kita bahas dengan teori.
Dalam
Suprijanto (2008;98) dikemukakan standar yang dapat dipergunakan agar pemilihan
masalahnya baik:
·
Semua atau
sebagian besar anggota kelompok sangat tertarik terhadap masalah atau isu
tersebut
·
Masalah atau isu
dikenal benar oleh semua atau sebagian besar anggota kelompok
·
Isu atau masalah
jelas,pasti dan dimengerti oleh semua anggota kelompok
·
Masalah atau isu
mempunyai tingkat kesulitan yang dapat menumbuhkan diskusi yang berkelanjutan
·
Informasi cukup
tersedia bagi anggota kelompok untuk memecahkan masalah dengan memuaskan
·
Isu atau masalah
dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang logis
·
Isu atau masalah
merangsang pemikiran bermutu.
Nah, walaupun menarik menurut saya topiknya tidak
diminati seluruh peserta dan bisa jadi ada yang up date mengenai kasus yang
sedang dibicarakan, sehingga yang berpartisipasi/ memberikan pendapat tidak
begitu banyak.
Sekian dulu testimony saya.. terimakasih J