Halo
blog,
Selamat
Tahun Baru 2017!
Kali ini, aku mau cerita pengalaman ku awal
tahun 2017 ini. Ahh.. banyak sekali cerita untuk awal tahun ini. Hari ini
bahkan masih baru hari ke-7 di tahun 2017 dan banyak hal yang udah terjadi.
Di hari ketujuh tahun 2017 ini, aku merasa
beruntung bahwasannya aku masih diingatkan untuk selalu bersyukur. Bersyukur
bahwa aku ternyata menjadi salah satu
anak yang cukup beruntung bisa mengenyam pendidikan sampai menjadi seorang
sarjana, beryukur bahwa adek-adek ku bisa mendapatkan pendidikan yang layak,
sama seperti aku, bersyukur karena aku mendapatkan pekerjaan tak lama setelah
aku diwisuda dan bersyukur untuk banyak hal yang harus ku alami berkaitan
dengan pekerjaanku.
Jadi, cerita kali ini bermula saat aku diterima
menjadi HR Recruitment & Placement di PT. Indomarco Prismatama. Perusahaan
ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang ritail (pengecer), yaitu
minimarket modern Indomaret. Jadi, perusahaan ini yang memayungi si Indomaret
yang tersebar di berbagai tempat di seluruh penjuru aceh dan sumatera
utara. Mungkin ada yang sebelah mata
memandang, ah ternyata hanya Indomaret, tetapi ketahuilah saudara-saudara, ini
adalah perusahaan besar, bayangkan saja Indomaret ada dimana-mana bukan?,
bayangkan berapa besar transaksi yang dilakukan perusahaan ini dalam satu hari.
Okay, back to topic…
Jadi, setelah diterima di Indomarco, aku
diwajibkan untuk melengkapi berkas-berkas ku dan mengikuti taklimat pelatihan
kerja. Saat taklimat tersebut, aku diberi tahu bahwa aku akan mengikuti
pelatihan selama 13 hari dan pelatihan yang akan ku ikuti sama dengan pelatihan
personil toko. WHAT?!! Iya, aku akan dilatihkan kompetensi seorang kasir. Hal
pertama yang melintas di kepalaku sewaktu mengetahui hal itu adalah “WTF,
jangan-jangan ini penipuan kerja, masaan HRD dilatih kemampuan kasir??” apa
yang kemudian ku lakukan? Aku protes pada pihak perusahaan, bertanya, kenapa
aku diikutkan pelatihan bersama kasir? (kemudian, cara berpikir ini yang aku
sesali belakangan ini).
Protes ku kemudian dijawab oleh pak Arif, atasan
ku nantinya saat menjadi HRD. Pak Arif dengan panjang kali lebar menjelaskan
bahwa, bagaimana mungkin nantinya saya bisa mencari personil toko yang baik,
jika saya sendiri tidak tahu apa tugas dan tanggungjawab personil toko, bagaimana
caranya saya akan menjelaskan kepada orang-orang apa pekerjaan personil toko
secara mendetail jika saya tidak tahu apa-apa tentang toko, dan berbagai
penjelasan lainnya. Akhirnya, setelah mendengarkan semua penjelasan dari pak
Arif, aku terdiam dan memutuskan untuk meneruskan pelatihan di Indomarco.
Hari pelatihan pun tiba. Aku mengikuti pelatihan
bersama 31 orang calon kasir Indomaret. Banyak hal yang terjadi selama
pelatihan, yang tak mungkin ku ceritakan satu per satu di sini. Tapi, aku
belajar banyak hal dari 4 hari pelatihan yang sudah ku ikuti.
***
Awalnya aku bersungut-sungut, kenapa sih HRD
ikut pelatihan kasir? Kenapa sih gajinya dibawah ekspektasi? Tapi, pada
akhirnya aku bersyukur. Dari pelatihan ini, aku menyadari kalau aku dengan
kondisi saat ini, mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan dengan anak-anak
lainnya. Iya, jauh lebih beruntung karena aku bisa mengenyam pendidikan sampai
bangku sarjana, dikaruniai Tuhan kemampuan berpikir yang cukup baik dan Tuhan
selalu beri rezeki sehingga aku bisa hidup berkecukupan. Kesadaran ini tentu
dari sebelum-sebelumnya sudah ada dalam pikiran saya, namun semakin dipertajam
saat melihat teman-teman calon kasir yang latar belakangnya dari keluarga
kurang mampu, ada juga beberapa dari mereka yang ingin melanjutkan pendidikan,
namun terhalang dana padahal sudah lulus di universitas tertentu. Tapi, hal ini
tidak menjadi penghalang yang mengurangi semangat mereka dalam beraktivitas dan
mencapai kehidupan yang lebih baik. Ditambah lagi, kebanyakan dari mereka
berusia 18-19 tahun. Aku jadi teringat dengan adekku, Fathia. Wiihh, tak
terbayangkan bagaimana jika adekku mengalami hal seperti itu. Oleh karena itu,
untuk segala berkat yang aku rasakan, aku merasa bersyukur. Hidup orang lain
mungkin ada yang lebih WAH dari pada hidupku tapi, apa yang aku dapatkan
sekarang seharusnya membuat aku banyak-banyak berterima kasih, sebab ini semua
sudah lebih dari cukup.
Dari pelatihan menjadi seorang kasir ini, aku
juga bersyukur bisa belajar banyak hal. Aku bisa lebih mengenali tipe-tipe
individu yang dipersiapkan menjadi kasir dan semoga pelatihan ini bisa membantu
aku membangun intuisi ku menjadi seorang HR yang kelak akan menyeleksi
orang-orang yang akan bergabung di Indomarco. Dengan mengikuti pelatihan ini,
aku lebih paham apa tugas dan tanggung jawab seorang kasir, lebih paham
tipe-tipe orang yang terpilih dan kelak mungkin bisa lebih paham tipe-tipe
orang yang layak menjadi seorang kasir.
Selama pelatihan juga, kami diajarkan
nilai-nilai integritas yang tinggi. Aku senang, karena ini merupakan hal yang
MUTLAK perlu, dimana pun aku akan berada kelak. Juga, diajari senyum, selama
ini aku rada susah senyum soalnya. Hehehe
Satu hal lagi yang menurutku tak kalah perlu.
Pelatihan ini mengingatkan aku untuk tidak meninggikan diri. Sebagai seorang fresh grafuate, tentunya aku sedikit
bangga dengan title sarjana psikologi yang sudah ku peroleh. Ini perjuangan,
sampai meneteskan air mata!. Salah ku, aku sempat merasa lebih baik
dibandingkan dengan anak lulusan SMA, aku lupa bahwa aku bukannya lebih baik
atau lebih berkualitas dibandingkan dengan mereka. Aku hanya orang yang diberi kesempatan untuk
belajar secara formal. Tak lebih. Seharusnya title tersebut tidak membuat aku
merasa lebih baik dibandinkan mereka, tapi hal tersebut sempar muncul dalam
pikiran ku. Namun, proses pembelajaran selama 4 hari ini membuat aku paham
bahwa, aku bukannya lebih baik, hanya aja aku memiliki kesempatan. Dan aku
bersyukur, Tuhan mengingatkan aku tentang hal ini.
***
Berikutnya, aku merasa beruntung memiliki BF
yang super!. Super sabar, super baik dan super pengertian. Kami jadian tepat 1
hari sebelum aku pergi ke Tarutung, saat balik ke Medan, aku langsung krasak
krusuk mempersiapkan segala sesuatu untuk bekerja di Indomarco. Aku pindah
domisili dari Medan ke Tanjung Morawa, sehingga waktu kami untuk jumpa jadi
terbatas. Awalnya aku khawatir, mungkin doi tidak akan merasa nyaman dengan
kondisi seperti ini. Tapi ternyata, selama seminggu ini semua berjalan lancar.
Dia sepertinya bisa paham dengan kondisi yang kami hadapi. Salutnya lagi,
awalnya dia bukan tipikal orang yang mau berlama-lama di telepon, tapi karena
kosan baru ku susah signal, dia menyesuaikan diri dan bahkan kami bisa ngobrol lama
di telepon.
Semakin merasa beruntung, karena dia sederhana,
humble dan tidak menuntut apa-apa. Tak jarang aku mengeluh tentang jerawat,
berat badan atau apalah yang berkaitan dengan fisik. Tapi jawabannya selalu
sama “beautiful face is everywhere, but
beautiful mind is hard to find’”. Dia juga yang ngingatkan aku untuk
berdoa, bersyukur sudah bisa bekerja dan mengingatkan aku kalau semua dimulai
dari bawah. Thanks ay J
***
Sekian dulu cerita sesi ini. Semoga yang
baca bisa mengambil suatu pelajaran dari pengalaman ku. Terima kasih J